Sabak di Hari Pemakaman Korban Dermaga Danau Tandikek

Korban

Prosesi pemakaman para korban ambruknya Dermaga Wisata Danau Tandikek di Sawahlunto, Kamis (27/5), yang diselimuti rasa haru dan pilu keluarga serta pelayat. FADILLA JUSMAN

LAPORAN : Fadilla Jusman

Ruang tamu di salah satu rumah di ujung RT 3 RW 2 Waringin, Kelurahan Lubang Panjang, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto itu, penuh sesak oleh orang-orang yang menahan sedih dan kepiluan, Kamis (27/5/2021). Empat jenazah tengah disemayamkan, dan tetamu datang mengantar doa sambil ikut menahan sabak.

Keempat jenazah itu berpulang setelah menjadi korban ambruknya dermaga wisata Danau Tandikek, tepatnya di areal Camping Ground ‘Kota Arang’. Lek Yan (40), harus kehilangan suaminya Elvi Yendri (45) dan satu anak perempuannya Elia Nelsa Prisanti (17) dalam kejadian Rabu (26/5) sore itu.

Kesedihan semakin dalam karena pada kejadian itu bukan keluarga inti Lek Yan saja yang berpulang. Sebab, dua sanak saudaranya, Widya Wulandari (27) dan Lutfi Septiano (20), ikut menjadi korban dan disemayamkan di rumah itu, sebelum diantar ke pandam pekuburan.

“Keluarga ini baru tiga hari ini pulang kampung. Keluarga ini berdomisili di Kalimantan Timur. Suami Lek Yan ini karyawan di perusahaan tambang PT PAMA Persada Nusantara. Mereka pulang ke Sawahlunto setelah masa pembatasan mudik berakhir. Sekalian memenuhi rencana kenduri salah satu pihak keluarga mereka,” ujar Alfrimen (54) Ketua RT setempat kepada Haluan.

Menurut penuturan Alfrimen, Lek Yan ikut dalam rombongan wisata keluarga ke kawasan Dermaga Wisata Danau Tandikek. Beberapa saat sebelum kejadian, kebetulan Lek Yan tidak ikut turun ke dermaga, dan berdiri sedikit jauh dari dermaga.

Di rumah yang sama, kesedihan juga tak mampu dipendam oleh Uci Irawan (40), yang harus kehilangan anak bujangnya, Lutfi Septiano (20). Saat kejadian, Uci Irawan adalah satu dari tiga korban yang berhasil diselamatkan oleh Alfi (16), anggota keluarga lainnya yang memiliki kemampuan berenang cukup baik.

Kesedihan dan kepiluan itu tidak hanya habis di rumah duka. Saat keempat korban dimakamkan, beberapa keluarga sempat menjerit histeris. Jerit yang seolah menyampaikan rasa tidak percaya akan kejadian yang menimpa anggota keluarga mereka.

Keempat jenazah itu beristirah di tempat pemakaman umum (TPU) Waringin Lubang Panjang, Kota Sawahlunto. Keempatnya dimakamkan dengan pola dua berbanjar atau bersaf secara berdekatan.

Sementara itu satu korban meninggal lainnya, Siska Rahayu (27), dimakamkan secara terpisah. Lajang yang sehari-hari kebekerja sebagai staf di Sekretariat DPRD Sawahlunto itu dimakamkan di Sumpahan Sawahlunto.

Kepala Badan Kesbangpol dan PBD Sawahlunto Adriyusman kepada Haluan mengungkapkan, tim penyelamat berhasil mengangkat seluruh korban, Kamis (27/5) selepas tengah malam.

“Alhamdulillah dengan semangat tim dari TNI, Polri, Kesbang dan PBD, serta Satpol PP dan SAR, kelima korban meninggal dunia berhasil diangkat dari dalam danau,” ujar Adriyusman.

Sementara itu, Kapolres Sawahlunto AKBP Junaidi Nur saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya telah menutup kawasan Dermaga Wisata Danau Tandikek yang memang terbilang tidak layak untuk menjadi kawasan wisata. “Korban yang tenggelam itu delapan orang. Tiga selamat, sedang lima lainnya meninggal dunia,” ujar Junaidi.

Saat ini, lanjut Junaidi Nur, pihaknya juga masih melakukan pengecekan di lapangan. Sebab dikabarkan, jam operasional kawasan dermaga itu dimulai pukul 08.00 WIB hingga 17.00 WIB, sedangkan berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, kejadian tersebut berlangsung selepas pukul 17.00 WIB.

Sementara itu, Wali Kota Sawahlunto Deri Asta, saat jumpa pers di Balai Kota Sawahlunto, Kamis (27/5), mengaku belum bisa memastikan apakah korban bisa mendapatkan asuransi atas kejadian ini atau tidak. Sebab, kunjungan wisata itu berlangsung saat waktu telah melewati jam batas operasional. “Tapi itu belum keputusan final. Masih menunggu proses penyelidikan,” kata Deri Asta. (*)

Exit mobile version