RANAH MINANG BERDUKA Elly Kasim, Musisi Pambangkik Batang Tarandam

Ranah Minang

Elly Kasim, Musisi Pambangkik Batang Tarandam. IST

Laporan : Fardianto/Juli Ishaq Putra

Bapisah… Bukannyo Bacarai… Demikian judul salah satu lagu Minang yang dipopulerkan Elly Kasim, penyanyi legendaris Minang yang berpulang pada Rabu (25/8) sekira pukul 03.42 WIB di kediamannya di Jakarta. Secara fisik, kita berpisah dengan Elly Kasim, tetapi almarhumah akan tetap abadi lewat karya dan sumbangsihnya bagi Sumatra Barat (Sumbar).

Ragam karya para pencipta lagu Minang telah dinyanyikan dan dibawa oleh Elly Kasim menjelajahi seluruh penjuru Nusantara. Bahkan, didendangkan di berbagai belahan dunia, serta menjadi lagu-lagu wajib pada setiap agenda perkumpulan orang Minang di ranah dan perantauan.

Sebut saja, Ayam Den Lapeh, Badindin, Pulanglah, Si Nona, Cinto ka Uda, Kasiah Tak Sampai, Malam Bainai, Tinggalah Kampuang, Bareh Solok, Kelok 44, dan banyak lagu lainnya. Nyaris tak mungkin kehidupan sosial kemasyarakatan warga Minang akan terpisah dari lagu-lagu yang dipopulerkan oleh legenda kelahiran Tiku, Kabupaten Agam, 27 September 1944 itu.

Elly Kasim mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Metropolitan Medical Center (MMC) Kuningan, Jakarta. Ucapan duka mengalir deras dari berbagai tokoh nasional dan masyarakat Sumbar. Gubernur Sumbar Mahyeldi yang tengah berada di Jakarta, hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, ikut melayat ke rumah duka di Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur.

Gubernur Mahyeldi turut mengucapkan duka mendalam dari seluruh warga Sumbar, karena kehilangan sosok seniman yang sejak dulu telah membanggakan Ranah Minang. “Sejarah mencatat perjalanan hidup Almarhumah Elly Kasim adalah untuk mengembangkan dan menjaga kesenian tradisional Minang. Kita berharap generasi muda Minang dapat meneruskan karya-karya dan keinginan besar almarhumah,” kata Mahyeldi.

Mahyeldi juga menyebutkan, bahwa perjalanan hidup Elly Kasim sebagai artis dan tokoh kesenian, akan dikenang sepanjang masa sebagai sosok pekerja keras yang juga gigih mempromosikan gerakan sadar wisata. “Eksistensi beliau menunjukkan kecintaannya pada kesenian. Sumbar berduka kehilangan sosok Elly Kasim,” ujar Mahyeldi.

Sahabat Elly Kasim, komponis dan pencipta lagu Minang B. Andoeska, menyebut Elly Kasim sebagai putri Minang yang paling aktif mengembangkan kesenian suara, dan membawa nama Sumbar menjadi besar di kancah Nasional. “Elly Kasim mambangkik batang tarandam dunia permusikan di Ranah Minang,” ucap B. Andoeska kepada Haluan, Rabu (25/8).

Pencipta lagu Guguak Manyambah itu mengenang, meski sebagian besar waktu berkarir Elly Kasim dihabiskan di Jakarta, almarhumah tidak pernah lupa muasal, dan selalu terlibat dalam berbagai kegiatan di Sumbar. “Saya sangat bangga bisa mengenalnya. Sebab karena Elly Kasim juga, orang yang awalnya tidak tahu Minangkabau, dengan karya Elly Kasim menjadi tertarik dengan Ranah Minang,” ucap B. Andoeska lagi.

Menurut B. Andoeska, perjuangan Elly Kasim dalam meniti karir menempuh titian panjang dan berliku. Jatuh bangun dirasakan almarhumah sejak awal mendirikan sanggar pelatihan menyanyi, hingga diundang ke Istana dan mendapat pengakuan dari Persatuan Perfilman Indonesia.  Elly Kasim lewat karyanya juga kerap membawa Ranah Minang ke luar negeri.

Salah satu kelebihan Elly Kasim dalam misi menasionalkan lagu-lagu Minang, katanya lagi, adalah sifat dan sikapnya yang mudah bergaul. Bahkan, Elly Kasim kemudian menjadi sosok yang disegani di kalangan musisi dan seniman ibu kota. “Selain itu, banyak sanggar yang didirikan oleh almarhum, baik di Jakarta maupun di Sumbar,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan sahabat Elly Kasim lainnya, pencipta lagu Minang legendaris, Rhian D’Kincai. Menurutnya, Elly Kasim adalah musisi Minang yang berkontribusi besar terhadap perkembangan musik Minang. Bahkan, Elly Kasim di mata publik juga diakui sebagai penyanyi legendaris nasional.

“Elly Kasim juga sering mewakili Indonesia untuk iven-iven promosi melalui Sanggar Tari Nasional Bunda yang digagasnya. Meski banyak menyanyikan lagu pop Indonesia, akan tetapi di kancah nasional ia lebih dikenal karena mempopulerkan lagu-lagu Minang,” kata pencipta lagu Guguak Manyambah itu.

Menurut Rhian, salah satu cita-cita Elly Kasim yang belum tercapai hingga saat ini adalah membuat museum musik di kampung halamannya, Tiku, Kabupaten Agam. “Elly Kasim pernah bilang ke saya soal cita-citanya itu pada akhir 2020 lalu. Saya berharap cita-cita itu direalisasikan oleh Pemerintah Daerah Sumbar atau Kabupaten Agam,” ucap Rhian lagi.

Menurut Rhian, Tokoh Ellly Kasim patut menjadi panutan bagi penyanyi Minang saat ini dan di masa yang akan datang. Terlebih setelah menyimak fakta bahwa selama berkarir, Elly Kasim telah merilis ratusan lagu dan puluhan album. “Elly Kasim sosok inspiratif dan pengayom bagi musisi Minang di Jakarta. Elly Kasim berhasil membuat musik Minang menasional pada era 1960-an,” ucapnya menutup.

Pesona yang Berakar Tradisi

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar, Gemala Ranti menilai, Almarhum Elly Kasim adalah penyanyi Minang yang pesonanya tak memudar dari dekade ke dekade. “Kepopuleran Elly Kasim tak pernah memudar. Lagu-lagu yang pernah dipopulerkan oleh Elly Kasim seakan-akan abadi di hati masyarakat, khususnya orang Minang,” ucap Gemala.

Menurut Gemala lagi, salah satu hal yang melatari pesona karya Elly Kasim yang luar biasa adalah latar belakangnya sebagai penyanyi yang berakar tradisi. Di mana, kecintaan dan bakat menyanyinya telah dipupuk semenjak masa sekolah menengah pertama (SMP).

“Perjalanan Elly Kasim untuk menjadi penyanyi berkarakter dan berakar tradisi itu diawali dengan belajar badendang saluang dengan Almarhum Ajis St. Sati. Seorang pendendang saluang yang menciptakan lagu-lagu saluang seperti Mudiak Arau dan Malereang Tabiang,” ucap Gemala lagi.

Perjalanan Karir

Elly Kasim menyusul sang suami yang merupakan musisi, wartawan, dan budayawan, Almarhum Nazif Basir. Elly Kasim memulai karir sebagai penyanyi lewat lagu Sala Lauak yang diciptakan oleh Nuskan Sjarif dan Arman Yasin pada 1961. Ia kemudian menyanyikan beberapa lagu bersama Orkes Gumarang pimpinan Asbon Majid dan Orkes Kumbang Tjari pimpinan Nuskan Sjarif, dengan lagu-lagu legendaris seperti Ayam Den Lapeh dan Mayang Taurai.

Karir Elly Kasim semakin meroket setelah menikah dengan Nazif Basir, yang kemudian bekerja sama dengan para pencipta lagu ternama Ranah Minang lainnya seperti Syahrul Tarun Yusuf, Masrul Mamudja, Jusaf Rahman, dan lain sebagainya.

Kesuksesan Elly Kasim kian gemilang setelah berduet dengan penyanyi lain seperti Tiar Ramon, Yan Bastian, Yan Juneid, dan Syamsi Hasan. Kemudian, duetnya dengan Anas Jusuf menghasilkan lagu Bapisah Bukannyo Bacarai, yang merupakan salah satu lagu abadi, karena selalu direkam ulang oleh sejumlah penyanyi hingga saat ini.

Selain sebagai penyanyi, Elly Kasim juga dikenal sebagai penggiat kesenian Minang dengan Sanggar Tari Nasional “Sangrina Bunda” yang sering dipercaya sebagai duta seni Indonesia ke luar negeri. Ia juga berperan aktif pada tari massal pembukaan MTQ Nasional di Kota Padang tahun 1983, tari massal pembukaan Pekan Raya Jakarta (PRJ) tahun 1990, dan MTQ Nasional di Sumbar pada 2020. (*)

Exit mobile version