Pilkada Padang Pariaman, Kans Petahana dan Penantang Seimbang

Pilkada

Pilkada Serentak 2020. IST

PADANG PARIAMAN, HALUAN—Setidaknya tiga kandidat pasang calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Padang Pariaman sudah mengapung. Meski dalam posisinya sebagai petahana, Wabup Suhatri Bur tampak unggul, pengamat menilai selain dukungan partai, dukungan dari petahana Bupati Ali Mukhni yang akan maju di Pilgub Sumbar juga menentukan. Akan tetapi, arah dukungan itu masih mengambang.

Tiga kandidat paslon itu antara lain Suhatri Bur-Rahmang yang kemungkinan pengusungannya dimotori oleh PAN, paslon Tri Suryadi (Wali Feri.red)-Taslim yang hampir pasti diusung PKB, Demokrat, dan Golkar, serta paslon Refrizal-Happy Neldy yang pengusungannya akan dimotori oleh Gerindra dan mungkin PKS.

Untuk maju ke Pilkada Padang Pariaman, setiap paslon mesti memenuhi syarat dukungan minimal 8 kursi di DPRD Padang Pariaman. Sebaran 40 kursi di DPRD sendiri adalah Gerindra dan PAN yang sama-sama punya 7 kursi; PKB, Golkar, PKS, PPP, dan Demokrat yang sama-sama punya 4 kursi; Nasdem punya 3 kursi, PDIP 2 kursi, dan Partai Hanura 1 kursi.

“Di Pilkada, biasanya petahana tampak lebih dijagokan. Asalkan, mampu mendapat dukungan penuh secara politik. Di Padang Pariaman, petahana wabup Suhatri Bur baru sebatas punya kans didukung oleh Ali Mukhni selaku petahana bupati yang maju ke Pilgub,” ucap Pengamat Politik dan Peneliti dari Spectrum Politica Institute Andri Rusta kepada Haluan, Senin (24/8).

Andri melihat, sejauh ini Ali Mukhni belum tampak memberikan dukungan pada salah satu paslon. Selain kepada Suhatri Bur, ia menilai bisa saja sang bupati nantinya akan mendarat ke kubu paslon Tri Suryadi-Taslim yang sudah mengantongi tiga surat keputusan (SK) rekomendasi, yaitu dari PKB, Demokrat, dan Golkar.

“Secara kepartaian, Ali Mukhni dan Suhatri Bur sama-sama dari PAN. Oleh karena itu jika dukungan untuk Suhatri Bur penuh, ditambah lagi posisinya saat ini yang sedang menjabat, tentu ia punya peluang lebih besar ketimbang paslon lain,” kata Andri lagi.

Andri menduga, dengan makin dekatnya waktu dibukanya pendaftaran paslon ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), maka sudah barang tentu setiap paslon sedang “bertarung sengit” untuk memperebutkan dukungan partai hingga tingkat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) di Jakarta.

“Tentu ini jadi semacam PR bagi partai dan para kandidat. Sebab, hingga akhir pendaftaran 6 Sepetember itu, saya rasa persaingan untuk medapatkan rekomendasi masih akan alot dan sengit,” ucap Andri lagi.

Andri melihat, dinamika jelang Pilkada Padang Pariaman sangat menarik disimak. Selain menakar arah dukungan Ali Mukhni, keberanian Tri Suryadi alias Wali Feri untuk maju dari partai lain selain Gerindra, tampak memancing perhatian. Sebab, Wali Peri sendiri adalah Anggota DPRD Sumbar dan kader dari partai besutan Menhan Prabowo Subianto tersebut.

“Tentu ada pertimbangan dan kepercayaan diri sendiri oleh Tri Suryadi dalam mengambil langkah ini, tetapi peluang ia medapatkan dukungan dari Gerindra masih terbuka, bisa saja SK yang kabarnya sudah ada itu nantinya berubah untuk dia,” ucap Dosen Ilmu Politik Unand itu lagi.

Namun hingga kini, dari ketiga paslon yang telah mengapung, Tri Suryadi-Taslim sendiri sebenarnya sudah bisa melangkah lebih jauh. Sebab, sudah memenuhi syarat minimal dukungan kursi, setelah dikabarkan telah mengantongi SK dari Partai Demokrat, PKB, dan Partai Golkar.

“Bisa selangkah lebih jauh. Mungkin ke menyusun startegi pemenangan dan segala macamnya. Sebab, di tengah kondisi pandemi ini, tentu harus ada strategi khusus yang dipakai untuk sosialisasi,” kata Andri menutup.

Andri meyakini, paslon Suhatri-Rahmang dan Tri Suryadi-Taslim akan bertarung ketat pada helat Pilkada Padang Pariaman. Sementara itu untuk pasangan mantang Anggota DPR RI Refrizal dan Ketua DPC Gerindra Padang Pariaman Happy Neldy, yang dikabarkan telah mengantongi SK dari Gerindra, masih harus berjuang keras untuk mendapatkan rekomendasi dari PKS.

Pendaftaran Segera Dibuka

Komisioner KPU Padang Pariaman Ory Sativa Syakban mengatakan, sesuai jadwal yang telah ditetapkan yaitu pada 4 sampai 6 September 2020 mendatang. Dalam proses penerimaan pendaftaran tersebut, KPU telah mulai mempersiapkan segala keperluan, termasuk kebutuhan penerapan protokol Covid-19 saat para paslon ke kantor KPU.

“Kami akan membuka pendaftaran sesuai dengan peraturan, termasuk karena dalam suasana pandemi Covid-19, maka protokol kesehatan terkait Covid-19 akan ditetapkan,” kata Ory kepada Haluan.

Ory menerangkan, penerimaan berkas dari paslon nantinya akan berlangsung di tempat terbuka, tidak dalam ruangan tertutup, dan menerapkan protokol jaga jarak, mengenakan masker, serta ketentuan protokol kesehatan lainnya.

“Untuk para pedukung, kami memang tidak membatasi, tetapi mengimbau pada kandidat dan parpol untuk tidak datang bergerobolan. Selain itu, sebelum 4 September kami akan lakukan simulasi terlebih dulu. Agar saat hari H bisa lancar dan sesuai aturan. Saat ini berbagai persiapan sudah dimulai, mudahan-mudahan berjalan dengan baik,” ujarnya. (h/hen)

Exit mobile version