MUI Kritik Langkah Pemerintah Mencabut HET Minyak Goreng

JAKARTA, hantaran.co – Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas mengkritik langkah pemerintah yang mencabut harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan. Pasalnya, jika mengikuti harga pasar, ia menilai harga komoditas itu dipastikan bakal semakin mahal. Jika harga minyak goreng naik, maka dipastikan masyarakat kecil bakal semakin sulit untuk mengaksesnya.

“Dalam jangka pendek atau beberapa minggu hingga bulan ke depan, harga minyak goreng tentu diperkirakan bakal melonjak tinggi karena jumlah supply tentu akan lebih rendah dari jumlah permintaan. Hal ini jelas-jelas akan sangat memukul kehidupan rakyat kecil,” ujarnya pada wartawan seperti dikutip CNNIndonesia.com, Rabu (16/3)

Melihat hal demikian, ia menyatakan nasionalisme dari para pengusaha Indonesia saat ini akan benar-benar diuji. Apakah mereka akan menjadi binatang ekonomi (economic animal), atau akan menjadi pengusaha yang pancasilais.

“Jadi, kita lihat dan tunggu saja. Jangan-jangan merekalah sebenarnya yang telah menjadi the real terrorist di negeri ini. Tapi kita berharap mudah-mudahan tidak demikian halnya,” ucap Anwar.

Ia juga menyinggung para pengusaha sawit di Indonesia yang sempat mengalami masalah di pasar luar negeri. Kala itu terjadi pemerintah cepat turun untuk membantu sehingga ekspor mereka ke luar negeri bisa berjalan dengan lancar.

Sebaliknya, Anwar mempertanyakan para pengusaha sawit itu saat masyarakat mengalami kesulitan untuk membeli minyak goreng. Ia menilai mereka tidak mau membantu pemerintah menjaga harga dan ketersediaan barang di pasar-pasar di seantero negeri.

“Malah mereka terlihat sibuk menangguk keuntungan dengan memanfaatkan peluang bagi mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan mengabaikan dan melanggar ketentuan yang ada,” tuturnya.

“Akibatnya rakyat menjadi susah sehingga Kapolri terpaksa turun tangan dan berbicara keras kepada para pengusaha tersebut dengan meminta para Kapolda untuk melakukan pengawasan ketat,” tambah dia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan bahwa harga minyak goreng kemasan akan menyesuaikan dengan nilai keekonomian. Artinya, harga akan mengikuti pasar dan tidak lagi menyesuaikan dengan harga eceran tertinggi (HET).

“Terkait harga kemasan lain akan menyesuaikan nilai keekonomian sehingga diharapkan minyak sawit akan tersedia di pasar modern dan tradisional,” kata Airlangga, Selasa (15/3).

Terkait kebijakan tersebut, kini mulai berimbas ke masyarakat. Sejumlah pemberitaan menulis salah satu supermarket di bilangan Setiabudi, Jakarta menjual minyak goreng kemasan premium dua liter seharga Rp43.900 hingga Rp44 ribu.

Bahkan, Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga menilai, penghapusan HET minyak goreng kemasan membuat harganya dapat menyentuh level Rp25 ribu per liter.

Lebih rinci, ia memprediksi harga minyak kemasan premium dapat menyentuh level Rp24.800 hingga Rp25 ribu per liter. Sementara, untuk kemasan sederhana Rp22.900 hingga Rp23 ribu per liter.

Sebagai catatan, sebelumnya HET untuk minyak goreng kemasan sederhana adalah Rp13.500 per liter. Sedangkan untuk kemasan premium Rp14 ribu per liter.

hantaran.co/rel

Exit mobile version