Merasa Tak Percaya Diri Memang Masalah Setiap Orang, Begini Cara Menyembuhkannya

Dian Anggraeni

Percaya Diri. Ilustrasi

PADANG, hantaran.co — IAPR, Communication Strategist & Founder dari Holistic Reputation Advisory, Dian Anggraeni Umar, M.Si, mengatakan, untuk memulai berkomunikasi dengan baik itu bisa dilatih. Setiap orang punya potensi untuk menjadi pembicara yang baik. Hal ini bisa dimulai dengan berlatih berbicara dengan diri sendiri.

Lalu, lanjut Dian, bagaimana itu bekerja dan bagaimana komunikasi bisa mempengaruhi orang lain? Menurutnya, personal branding merupakan hal yang penting dalam membangun identitas diri menjadi lebih baik. Tonjolkan kekuatan dan bertindak sesuai dengan kebutuhan yang akan disampaikan. Buatlah diri menjadi menarik. Ini aset yang sangat penting.

“Dalam berkomunikasi jangan sampai terpengaruh situasi dan harus mampu mengendalikan diri. Berusaha menekan alam bawah sadar, berusaha berpikir positif menjalankan komunikasi. Alihkan hal-hal yang mengaggu agar pesan tersampaikan dengan baik,” jelas Dian.

Selain itu, dalam hal personal branding, karakter memiliki pengaruh yang signifikan. Pembicara yang baik tentunya harus berkarakter baik. Jika tidak, pesan komunikasi menjadi tidak efektif. 

Menurutnya, karakter itu bisa diubah dengan cara mengubah kebiasaan. Dalam ilmu psikologi, dibutuhkan waktu 90 hari untuk mengubah kebiasaan. Lakukan perubahan yang konsisten dan mengadopsi perubahan-perubahan baik tersebut. Kebiasaan-kebiasan baru akan muncul dan memunculkan karakter baru yang dipengaruhi oleh cara otak kita bekerja.

Meskipun dilaksanakan secara daring, semangat dan antusias peserta kegiatan terlihat sampai akhir acara. Silih berganti, peserta bertanya, berdiskusi, dan meminta narasumber membagikan tips berkomunikasi yang baik.

Salah satunya, Yulmaizar yang menanyakan tentang bagaimana mengatasi kurang percaya diri dan berbicara di depan forum yang dihadiri banyak orang.

Dian menjelaskan, percaya diri memang menjadi masalah yang dialami setiap orang. Bangunlah kepercayaan diri dalam menyampaikan pesan. Berusaha nyaman dengan diri sendiri. Siapkan pesan dengan baik. Lalu, analisa apa yang membuat kita tidak percaya diri. Evaluasi dan lakukan perbaikan. Banyak teknik berkomunikasi dalam referensi komunikasi. Akan tetapi, kunci suksesnya adalah dari diri sendiri.

Dian menambahkan agar selalu memahami orang lain saat berkomunikasi. Ada budaya, kedudukan dan hal lain yang berbeda antara pembicara dengan penerima pesan. Pemilihan kata-kata, vokal, dan bahasa tubuh menjadi kemampuan harus dikuasai.

“Pengaruhnya sangat besar. Selain kemasan pesan yang baik, 93 persen keberhasilan komunikasi ditentukan oleh bahasa tubuh dan kemampuan olah vokal,” ucap Dian.

Sementara itu, Sekretaris Lembaga Yandri. A, SH, MH saat membuka kegiatan public speaking di lingkungan internal LLDIKTI Wilayah X secara daring, Kamis kemarin mengatakan, pengguna lulusan di dunia kerja tidak komplain dengan hard skill. Akan tetapi, masalah tampak pada soft skill dan karakter lulusan. Salah satunya adalah cara berkomunikasi.

“Padahal, kita tahu bahwa kemampuan berkomunikasi merupakan hal penting yang harus dimiliki setiap orang,” katanya.

Sekretaris Lembaga mengatakan kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pegawai LLDIKTI Wilayah X dalam membangun komunikasi yang efektif untuk memberikan layanan kepada pemangku kepentingan.

“Cara berkomuikasi kita akan menggambarkan citra institusi. Oleh karena itu, kegiatan public speaking ini dilaksanakan. Mengasah kemampuan berkomunikasi, baik di lingkungan internal maupun berkomunikasi dengan pemangku kepentingan yang tentu akan menciptakan citra baik LLDIKTI Wilayah X,” kata Yandri. (*)

lldikti10.ristekdikti.go.id/hantaran.co

Exit mobile version