PADANG, hantaran.co—Permasalahan jalur Sintanjau Lauik yang menghubungkan Kota Padang dengan Kabupaten Solok serta daerah lainnya di Sumbar mendapat perhatian dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono dan anggota DPR RI Komisi V Athari Gauthi Ardi.
Basuki dan Athari yang didampingi Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah mengunjungi langsung lokasi longsor di Sitinjau Lauik pada Rabu (3/11/2022).
Dalam kunjungan tersebut, prioritas utama untuk mengatasi masalah jalan Sitinjau Lauik adalah perbaikan geometri jalan, pelebaran dan tebing bukit.
Meski begitu, Menteri Basuki belum bisa memastikan kapan dimulainya pembangunan. Hal ini terkait dengan anggaran.
“Saya ke sini ingin memastikan bahwa Sintinjau Lauik ini akan kita tangani, karena (jalur) ini selalu jadi masalah,”ucapnya.
“Kalau saya lihat jalan ini untuk pariwisata ini top di Indonesia ini mungkin unik. Di dalam hutan lindung ada jalan ini. Saya kira tidak akan ditemukan di tempat lain. Hanya saja saya lihat ini juga jalan logistik banyak truk, maka ini perlu diperbaiki geometrinya. Supaya truk pembawa logistik ini bisa lebih kuat dan aman dari Padang ke Solok,”kata Basuki.
Dijelaskannya, yang menjadi prioritas PUPR adalah untuk penanganan di tiga lokasi yakni Panorama 1, Panorama 2 dan kondisi geologi dan reruntuhan material dari bukit (longsor).
“Prioritasnya adalah Panorama 1 akan segera kita tangani inshaallah. Namun, salah satu alternatif lainnya adalah fly over seperti kelok 9. Tapi yang jadi prioriras pertama adalah panorama 1 dan saat ini lagi di desain dan direview lagi desainnya inlite dan outlitenya kalau saya lihat tadi outlitenya perlu direvisi sedikit untuk di tikungan panorama itu. Jadi panorama itu perbaikan geometriknya saja,”ucap Basuki.
Untuk panjangnya jalan yang akan direnovasi, Basuki mengatakan ada sekitar 1,6 kilometer. Sementara untuk biayanya masih dalam tahap perhitungan.
Meski begitu Basuki juga mengatakan perlunya peran anggota DPR RI untuk penganggaran.
“Semoga lancar, karena ada Ibu Athari komisi V. Karena apapun yang kami programkan pengangaran dan pengawasan ada di beliau (Athari) inshallah beliau juga akan support,”ujarnya.
Sementara Athari mendukung upaya yang disampaikan Menteri Basuki untuk penanganan Sintinjau Lauik.
“Saya berterima kasih Pak menteri datang langsung ke lokasi bersama kami. Dan seperti yang disampaikan Pak menteri penanganan yang diprioritaskan adalah masalah longsor terutama tebingnya.
Athari mengatakan, kehadirannya di sana bersama Menteri PUPR merupakan sudah bahagian tugasnya sebagai anggota Komisi V di DPR RI yang bermitra langsung dengan PUPR. Karena sesuai tata tertib yang ada di DPR RI, mereka hanya bisa rapat dan bekerjasama dengan mitra masing-masing yang sudah diatur.
“Nah karena saya kebetulan ditugaskan partai di komisi V, makanya saya di sini, karena salah satu mitra kerja langsung kami itu adalah kementerian PUPR,” tutur Athari.
Lanjutnya lagi, sebagai putri Kabupaten Solok yang selalu menggunakan jalan itu, Athari merasakan betul bagaimana masyarakat sangat membutuhkan. Makanya dari awal Sitinjau Lauik sudah menjadi prioritas perjuangannnya.
“Saya perlu sampaikan, jauh sebelum kehadiran pak menteri ke sini, saya sudah sudah perjuangkan Sitinjau Lauik ini di komisi V. Kemudian sekarang ditambah proposal dari Gubernur Sumbar, semakin bertambah mendapat perhatianlah masalah Sitinjau Lauik ini. Sebelumnya salah satu direksi Hutama Karya (HK) pernah menemui saya, dan itu lumrah sebagai rekanan mereka mesti aktif untuk mendapatkan proyek, cuma main sesuai aturan yang ada,”tutur Athari.
Diterangkannya, pada awalnya memang ada rencana pemerintah pusat untuk penanganan Sintinjau Lauik. Namun sama-sama diketahui, pemerintah pusat juga butuh anggaran besar untuk Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan.
“Untuk Fly Over itu, saya sudah cek, memang tidak ada anggarannya. Maka itu saya mendukung prioritas penanganan geometrik jalan, perbaikan tebing, dan pelebaran jalan. Makanya saya sebelumnya tidak mau berkoar-koar dan umbar-umbar janji akan memastikan adanya fly over. Karena masyarakat kita sudah cerdas. Dan saya juga merasakan, karena saya setiap mau pulang ke Solok pasti lewat Sintinjau Lauik cukup berbahaya. Maka saya videokan kondisinya dan saya kirim ke mitra saya di KemenPUPR. Selain itu juga banyak video-video yang viral di media sosial terkait dengan Sintinjau Lauik ini. Dan direspon pusat. Alhamdulilah Pak menteri datang langsung,”ujarnya.
Athari mengungkapkan, tentang informasi hoaks akan dibangunnya fly over pada 2023 dan akan selesai pada masa jabatan pejabat yakni 2024.
“Perlu dicatat, Pak menteri sampaikan bahwa ini tahun 2023 baru dimulai perencanaan ya bukan langsung dibangun, dan kemaren sempat wartawan ada yang tanya, apakah Hutama Karya (HK) yang mengerjakan dan pak menteri bilang tidak. Nah informasi hoaks ini perlu kita hindari. Jadi kalau ada yang lantang memastikan proyek ini mulai dikerjakan tahun 2023 dan memastikan HK yang mengerjakan itu yang hoaks, karena semua belum pasti,”tuturnya.
Namun, berbeda apa yang ia ungkapkan soal jalan di Kabupaten Solok yakni di kawasan Tigo Lurah, tepatnya di Kapujan. Di lokasi tersebut ia bersama Bupati Solok Epyardi Asda saat mengunjungi nagari terpencil itu, sempat merasakan ganasnya jalur tanpa aspal.
“Saat saya dan bupati ke lokasi mobil yang saya tumpangi terperosok, karena ganasnya alam dan jalan yang belum beraspal. Video mobil terperosok itu viral di media, dan sampai ke PUPR. Alhamdulilah PUPR langsung merespon dan jalan tersebut akan dibangun,”ucapnya.
(Dafit/Hantaran.co)