Lonte, Bahasa Minang yang Diserap dari Kompeni

pasangan muda mudi hotel padang

Ilustrasi

Hantaran.co—Indonesia dikenal memiliki beragam budaya, dan bahasa. Tiap daerahnya memiliki kosakata dan dialek yang unik, termasuk bahasa Minangkabau.

Bahasa Minang ternyata bukan saja dari bahasa melayu, tetapi juga menyerap bahasa dari berbagai Negara seperti Belanda, Arab, China, India dan Negara eropa lainnya.

Salah satu kosakata yang diserap adalah lonte. Lonte dalam bahasa Minangkabau diartikan sebagai pelacur atau Pekerja Seks Komersil (PSK).

Seiring berkembang zaman, penggunaan bahasa mengalami perubahan, termasuk kata Lonte yang mulai jarang digunakan masyarakat.

Bahkan dikalangan kaum milinial pun tak banyak yang mengerti kata-kata yang dipakai oleh orang-orang tua, buku, dan sastra.

Kata lonte sendiri bukanlah bahasa melayu, melainkan bahasa serapan dari Belanda.

Menurut sejarahwan Sumbar, Prof. Gusti Anan dalam bukunya Sejarah Minangkabau, Loanwords dan Kreativitas Berbahasa Urang Awak (2020), lonte diambil dari dua kata yakni lonn yang berarti upah, dan ditambah dengan tje, yang berarti kecil atau disayangi. Jika kata ini digabung menjadi lonntje.

Lama kelamaan penyebutan kata lonntje menjadi lonte, yang mempunyai arti seseorang yang diberi upah atau juga bisa diartikan “upahan yang disayang”. Dalam sehari-harinya,kata lonte dipakai untuk menyebut perempuan yang melayani lelaki hidung belang.

Lonte sendiri mulai “resmi” di Minangkabau pada abad ke-19 atau awal abad ke-20, pada masa itu lonte mulai Jepang beroperasi di Padang.

Bahkan pada pemerintahan kolonial atau kompeni, lonte dianggap profesi. Mereka diberi tempat yang disebut rumah bordil. Lonte harus terdaftar, dan memiliki catatan medis serta mendapat pemeriksaan kesehatan.

Seiring berjalan, kata lonte mengalami perluasan arti. Kata ini tidak hanya digunakan untuk perempuan pelacur, tapi juga untuk perempuan yang tidak baik secara umum.

Contoh, ditujukan kepada anak gadis yang berperilaku genit, yang bertujuan untuk mengontrol perilaku anak gadis tersebut.

“Ka pai kama kau malam ko? lah bantuak lonte se nampaknyo” , (Mau pergi kemana kamu malam ini? Sudah seperti pelacur saja kelihatannya).

(Rivo/Hantaran.co)

Exit mobile version