KEMENAG SUMBAR UTAMAKAN SINERGITAS, Kembali ke Surau, Membekali Generasi Muda

Kemenag Sumbar

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumbar H. Hendri, saat menyambut kunjungan tim Harian Haluan di ruang kerjanya, Rabu (16/12). Dalam kesempatan itu, H. Hendri bercerita banyak soal capaian dan target kinerja Kanwil Kemenag Sumbar ke depan. JULI ISHAQ

PADANG, hantaran.co — Kembali ke surau atau babaliak ka surau dalam bahasa Minangkabau, menjadi semangat yang terus digelorakan oleh segenap pemangku kepentingan di Sumatera Barat. Surau dalam artian aktual dan kontekstual, harus jadi pijakan dasar dan pegangan bagi masyarakat di tengah perubahan zaman yang menggelinding cepat.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Sumbar, H. Hendri, menegaskan, gerakan kembali ke surau menjadi salah satu fokus kerjanya selama hampir tiga tahun menjadi perpanjangan tangan Kemenag RI di Sumbar. Sejauh ini, ia menilai sinergitas menjadi kunci utama menggelorakan gerakan tersebut.

Babaliak ka Surau ini dalam dua bentuk. Pertama, secara aktual dengan menghidupkan kembali surau dan kita betul-betul kembali mengaji di surau. Kedua, kembali ke surau dalam bentuk kontekstual, yaitu membekali diri dengan moral dan etika. Muara dari dua hal itu tetap satu, yaitu implementasi atas ABS-SBK,” kata Hendri kepada Haluan, Rabu (16/12/2020).

Gelora kembali ke surau pada hari ini, kata Hendri, sudah berkembang sehingga menemukan model yang lebih modern dengan hasil yang baik dan terukur. Tinggal bagaimana masyarakat memanfaatkan dan segenap pemangku kepentingan terus memberikan perhatian.

Model yang lebih modern itu, disebut H. Hendri tersaji dalam bentuk hadirnya banyak rumah tahfiz dan pondok Al’Quran di Sumatera Barat. Serta tak ketinggalan, terus mekar dan bertahannya madrasah serta pondok pesantren sebagai ladang pembentukan karakter generasi muda Islam-Minangkabau.

“Pada intinya kembali ke surau salah satunya tentang bagaimana memberikan pembekalan terhadap generasi muda. Esensinya, bagaimana kita mewujudkan generasi muda yang Islami, religi, tangguh, dan kuat secara fisik, mental, jiwa, dan raga melalui institusi pendidikan yang lebih termanajemen dengan baik,” ucap H. Hendri lagi.

Namun untuk menyukseskan dan terus menggelorakan gerakan babaliak ka surau itu, H. Hendri mengaku sangat bergantung pada sinergi tungku tigo sajarangan. Artinya, segenap pemangku kepentingan di Sumbar harus menyadari betul pentingnya ambil peran dalam gerakan babaliak ka surau itu sendiri.

“Membangun generasi ini kita harus bersama. Harus bersinergi. Kemenag tidak bisa sendiri, Pemda juga tidak bisa sendiri-sendiri, tokoh masyarakat juga tak bisa berbuat banyak jika sendiri. Di sini letak sangat pentingnya kita membersamai gerakan ini. Kalau sendiri-sendiri itu, tidak akan jadi,” ujar H. Hendri.

H. Hendri mengaku bersyukur, setelah hampir tiga tahun bertugas sebagai Kepala Kanwil Kemenag Sumbar, kerja bersama dan sinergi yang terjalin antara Kemenag dengan Pemerintah Daerah di Sumbar sejak dari Provinsi hingga Kabupaten/Kota, telah terlaksana dengan baik. Termasuk, dalam menggelorakan gerakan kembali ke surau.

“Ke depan, kita berharap terjalin kerja sama dan sinergi yang lebih baik lagi. Terlebih kita sudah melewati Pilkada badunsanak dengan baik. Nanti akan ada kepala daerah-kepala daerah baru. Kita berharap sinergi dalam membentuk generasi muda ini terus berjalan baik, bahkan lebih baik lagi untuk seterus-seterusnya,” tuturnya lagi. (*)

Ishaq/hantaran.co

Exit mobile version