Ini Cara Berhemat di Tengah Pandemi

Kepala LLDIKTI

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Andalas (Unand) Prof. Dr. Herri, MBA . IST

Jika ada yang dapat BLT, sedapat mungkin dimanfaatkan sebaik mungkin. Sebaik mungkin itu maksudnya yang sesuai dengan kebutuhan. Bukan malah dibelikan barang-barang yang sifatnya untuk kesenangan.

Prof. Dr. Herri, MBA

Guru Besar Fakultas Ekonomi Unand_

PADANG, hantaran.co — Pemprov Sumbar terus mengimbau warga untuk tetap produktif, kreatif, sembari memastikan aman dari paparan Covid-19. Namun pada faktanya, berbagai kebijakan yang menyertai pandemi telah berdampak langsung pada penghasilan, terutama bagi sebagian besar warga yang tidak berpenghasilan bulanan.

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Andalas (Unand) Prof. Dr. Herri, MBA mengatakan, menjadi sangat penting bagi warga untuk mengatur secara bijak pengeluaran di tengah pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung. Selain itu, efisiensi kebutuhan juga jadi jalan yang patut untuk ditempuh.

“Pandemi jelas telah menganggu aktivitas di segala aspek kehidupan. Mulai dari bidang pemerintahan, ekonomi mikro-makro, pendidikan, kesehatan, kehidupan sosial, dan lain sebagainya. Penghematan atas pengeluaran, dengan sedemikian rupa harus mulai diterapkan karena kita tidak tahu kondisi ke depan akan seperti apa,” kata Herri kepada Haluan, Jumat (4/9/2020).

Untuk warga berpenghasilan tetap, kata Herri, sudah harus mempertimbangkan kebijakan dalam melakukan efisiensi pengeluaran di rumah tangga. Terutama di kalangan keluarga pegawai negeri dan swasta. Setidaknya, praktik penghematan seperti hemat air, listrik, dan lain-lain, mutlak harus dilakukan.

“Dengan penghematan, kalau akhirnya justru ada kelebihan rezeki, jangan lupa untuk membantu mereka yang di bawah, yang sangat menderita di tengah pandemi Covid-19 ini,” saran Herri.

Sementara itu bagi keluarga terkategori kurang mampu seperti pekerja lepas harian, bisa mensiasati minimnya pemasukan selama pandemi dengan berbagai cara. Mungkin saja, dengan cara menambah jumlah jam kerja, atau memanfaatkan peluang ekonomis yang ada di sekitar untuk mengurangi beban pengeluaran.

“Contoh, jika punya pekarangan, sedapatnya mulai menanam tanaman yang selain bisa dikonsumsi, juga bisa diuangkan jika hasil panennya melebihi kebutuhan rumah tangga. Di tengah pandemi seperti ini, kondisi di masa depan tak bisa ditebak, sehingga kiat-kiat seperti ini sangat diperlukan,” kata Herri lagi.

Di samping itu, Prof Herri yang juga Kepala LLDIKTI Wilayah X itu mengingatkan, meski pun sebagian besar warga menerima bantuan langsung tunai (BLT) dari pemerintah, tetapi jangan sampai sejumlah uang cash yang diterima itu dibelanjakan untuk keperluan yang sifatnya sebenarnya tidak begitu mendesak.

“BLT sedapat mungkin untuk dimanfaatkan sebaik mungkin. Sebaik mungkin itu maksudnya sesuai dengan kebutuhan. Bukannya malah membeli barang-barang yang sifatnya untuk kesenangan saja,” ujarnya.

Di samping itu, Herri juga menyorot tingginya kebutuhan kuota internet bagi siswa dan mahasiswa selama pembelajaran dari rumah diberlakukan oleh pemerintah. Ia menyebutkan, rencana pemberian bantuan kuota 35 Gb oleh Kementerian Pendidikan diharapkan menjadi solusi taktis yang dapat membantu pelajar dan para orang tua.

 “Informasi dari Kemendikbud, untuk mendapatkan bantuan kuota gratis 35 Gb itu, pelajar cukup memberikan nomor telfon ke institusi pendidikan masing-masing. Sejauh ini, kalau tidak salah sudah 29% mahasiswa yang mendaftar, sementara dosen dan guru juga mendapatkan fasilitas serupa. Sehingga, alasan tidak ada uang untuk beli kuota itu tidak bisa dipakai lagi,” ucapnya menutup.

Sementara itu, Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Mike Rini mengatakan, hal pertama yang harus dilakukan untuk menyikapi pandemic adalah melakukan evaluasi pada pengeluaran, yang harus dipilah dengan bijak agar teratur.

Menurut Mike, pada masa pandemi biasanya ada beberapa pos pengeluaran yang meningkat. Akan tetapi, ada juga pos pengeluaran yang justru turun karena pandemi, oleh karenanya bagaimana orang tersebut bisa memanfaatkan dengan baik pos pengeluarannya.

“Jadi surplus dong. Nah surplusnya diapakan. Yang naik ini karena apa listrik barangkali, beli paket data. Buat gawai buat anaknya belanja. Evaluasi jangan sampai kehilangan arah. mengatur pos-pos belanja kita,” ujarnya, dikutip dari okezone.com.

Menurut Mike, hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah melakukan evaluasi pada risiko keuangan. Apalagi bagi mereka yang pekerjaan dan bisnisnya terganggu. “Evaluasi anda punya risiko keuangan ya. Bagi yang sudah kena PHK, atau bisnisnya juga turun banget jadi pendapatannya itu hilang,” jelasnya.

Imbauan Pemprov

Di sisi lain, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno (IP) saat menghadiri acara Wisuda STKIP Adzkia Padang pada Jumat (4/9) menyampaikan, bahwa memang untuk menyikapi situasi sulit di masa pandemic, perlu peningkatan kualitas dan kemampuan agar tetap bertahan, bersaing, dan sukses.

“Terobosan harus kita buat. Di tengah kondisi pandemi, kita tetap harus aktif, tetap bekerja, dan tetap produktif, tetapi aman dari Covid-19,” kata IP.

Selain itu, IP menambahkan bahwa penggunaan Informasi Teknologi (IT) memang sangat penting dalam mendukung kreativitas di tengah pandemi seperti sekarang. Sebab, sebagian besar masyarakat harus beralih ke fasilitas teknologi untuk menunjang aktivitas keseharian agar tetap bisa terjaga.

“IT sangat dibutuhkan dan menjadi suatu keniscayaan di semua sektor pekerjaan. Tidak saja di masa pandemi, kebutuhan akan IT ini akan berkelanjutan meski pandemi telah berakhir,” kata IP lagi.

David Revalon/hantaran.co

Exit mobile version