Indonesia Tembus 2 Juta Kasus, Pandemi Covid-19 Dinilai Menuju Puncak Penularan

Covid-19

Positif Corona. Ilustras

JAKARTA, hantaran.co — Pandemi Covid-19 di Indonesia diprediksi akan menghadapi gelombang kedua penularan, setelah terjadinya lonjakan kasus harian dalam beberapa hari terakhir. Belum lagi, kasus harian nasional kembali mencetak rekor penambahan dengan 14 ribu kasus baru dalam laporan Selasa (22/6/2021). Sementara itu di Sumatra Barat, jumlah kasus positif kumulatif hampir menembus 50 ribu orang.

Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono, menyebutkan, saat ini Indonesia sudah masuk gelombang kedua dan bersiap menuju puncak penularan. Ia memprediksi kenaikan kasus konfirmasi positif Covid-19 di puncak gelombang kedua akan lebih tinggi ketimbang yang terjadi pada akhir Januari 2021 lalu.

“Pada Januari dan Februari disebut puncak, dan sekarang bisa disebut kita sudah di gelombang kedua, tapi belum selesai. Dan ini kemungkinan menuju puncak gelombang kedua yang lebih tinggi dari yang pertama,” kata Pandu seperti dikutip dari cnnindonesia.com, Selasa (22/6/2021).

Menurut Pandu, potensi puncak gelombang kedua lebih tinggi, lantaran saat ini Indonesia dihadapkan pada kemunculan varian mutasi virus SARS-CoV-2 yang sudah teridentifikasi di sejumlah provinsi. Ditambah lagi saat ini, kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan mengalami kemerosotan, sehingga potensi terjadinya penularan juga semakin besar.

Data Kementerian Kesehatan per 13 Juni 2021 mencatat sudah ada 145 kasus mutasi virus SARS-CoV-2 yang tergolong Variant of Concern (VoC) atau yang memiliki ancaman lebih tinggi yang sudah teridentifikasi di Indonesia berdasarkan hasil Whole Genome Sequence (WGS) secara berkala. Setidaknya sudah tercatat , 36 kasus untuk varian Covid-19 B117 Alfa, 5 kasus varian B1351 Beta, dan 104 kasus varian B1617.2 Delta.

Pandu menyebutkan, beberapa varian itu dinilai memiliki peningkatan penularan atau perubahan yang merugikan dalam epidemiologis, serta memiliki peningkatan virulensi atau perubahan presentasi penyakit klinis. Bahkan ada juga virus yang mampu menurunkan efektivitas vaksin.

“Ada dua hal yang membuat gelombang dua berpotensi lebih tinggi. Karena karakteristik virus, varian, dan juga protokol kesehatan masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Kabid Penanganan Kesehatan Satgas Nasional Covid-19, Alexander K. Ginting mengatakan lonjakan kasus virus corona yang terjadi sepekan ini belum bisa disebut sebagai gelombang kedua pandemi di Indonesia. Sebab Indonesia masih mengalami pasang surut dan belum pernah mencapai titik terendah untuk kemudian dilanjutkan lonjakan baru.

“Meski beberapa daerah mengalami lonjakan kasus, namun ada pula sebagian daerah yang mengalami pelandaian kasus. Kondisi tak seragam itu juga menyebabkan definisi gelombang pandemi Covid-19 di Indonesia masih samar,” ujarnya.

Menurut Alex, kondisi penanganan pandemi di setiap daerah juga beragam. Bahkan, dalam satu kecamatan bisa terdapat kelurahan atau RT/RW yang berbeda peta zonasinya. Bahkan dalam satu kabupaten/kota yang zona merah, tidak berarti semua kecamatan atau desa masuk dalam zona berisiko tinggi.

Alex meminta agar setiap pemerintah daerah terus memaksimalkan arahan pemerintah pusat seperti Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPM) Mikro. Ia menyebut, pemerintah daerah harus berupaya mempertahankan daerahnya agar terus menjadi zona hijau. Hal ini juga harus diiringi dengan memaksimalkan strategi tes, telusur, dan tindak lanjut (3T). Kemudian memastikan pelaksanaan protokol 3M diterapkan dengan baik.

“Bagaimana supaya tetap hijau? juga sukseskan vaksinasi, lakukan isolasi dan karantina bagi yang terkonfirmasi. Pastikan logistik tersedia, dan pastikan yang sakit sedang, berat, dan kritis dibawa ke rumah sakit,” ujar Alex.

Penambahan kasus Virus Corona harian di Indonesia terus mengalami peningkatan dalam sepekan terakhir. Per Senin (21/6/2021) kemarin, kasus konfirmasi Covid-19 tembus mencatat rekor 14.536 orang, yang merupakan jumlah kasus harian tertinggi selama pandemi.

Secara kumulatif jumlah kasus positif di Indonesia sudah mencapati 2.018.113 orang. Sebanyak 1.792.528 orang sudah dinyatakan pulih dan 54.662 lainnya meninggal dunia.

Semenntara itu, kasus penularan Covid-19 di Sumbar hampir menembus 50 ribu kasus. Data Satgas Penanganan Covid-19 Sumbar pada Selasa (22/6/2021) terjadi penambahan kasus sebanyak 190 orang. Sehingga total kasus positif sudah mencapai 49.206 orang.

“Dilaporkan dari 1.808 sample yang diperiksa di Fakultas Kedokteran Unand dan Lab. Veteriner Baso terkonfirmasi tambahan 190 orang warga Sumbar positif terinfeksi covid-19,” ujar Juru Bicara Satgas Covid-19 Sumbar, Jasman Rizal, Selasa (22.6/2021).

Sementara itu sambung Jasman, untuk pasien sembuh tercatat 168 orang setelah dinyatakan negatif melalui dua kali pemeriksaan. Sehingga total pasien sembuh saat ini sebanyak 45.410 orang Selain itu jumlah pasien yang meniggal sudah mencapai 1.136 orang setelah terjadi penambahan sebanyak  tujuh kasus. (*)

Ishaq/Taufiq/hantaran.co

Exit mobile version