PendidikanSumbar

Generasi Muda Mesti Tahu Sejarah dan Budaya Kerajaan Jambu Lipo Sijunjung

×

Generasi Muda Mesti Tahu Sejarah dan Budaya Kerajaan Jambu Lipo Sijunjung

Sebarkan artikel ini
Kerajaan Jambu Lipo Sijunjung
Seminar Hasil Penelitian Sejarah dan Budaya Kerajaan Jambu Lipo, Rabu (1/12).

PADANG, hantaran.co – Dinas Kebudayaan Sumatera Barat (Sumbar)  merilis hasil penelitian atau riset sejarah dan budaya Kerajaan Jambu Lipo Ranah Godok Obuih, Kabupaten Sijunjung, di Hotel Bumiminang, Rabu (1/12)

“Hasil penelitian sejarah dan budaya Kerajaan Jambu Lipo ini sangat penting bagi generasi muda untuk mengenali sejarah dan budaya yang ada di Sumbar,” kata Gubernur Sumbar Mahyeldi saat membuka secara resmi kegiatan Seminar Hasil Penelitian Sejarah dan Budaya Kerajaan Jambu Lipo, Rabu (1/12).

Terkait itu, Gubernur Mahyeldi mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan Dinas Kebudayaan Sumbar menggelar seminar hasil Penelitian sejarah dan Budaya Kerajaan Jambu Lipo yang berada di Nagari Lubuk Tarok, Kabupaten Sijunjung tersebut.

Dikatakannya, kegiatan ini bisa dijadikan momentum untuk menjadi daya tarik baru wisatawan untuk berkunjung. Makanya, masyarakat Sijunjung perlu menjaga tradisi ini.

Ia berharap ke depannya, daerah Sijunjung dapat ditata dengan rapi oleh masyarakat di sana. Sehingga dapat memajukan wisata Jambu Lipo Ranah Godok Obuih.

“Itu berfungsi untuk daerah Sijunjung agar didatangi oleh wisatawan atau tamu-tamu luar. Mari kita jaga dan rawat bersama,” tuturnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Sumbar, Hidayat mengatakan, Festival Kerajaan Jambu Lipo Ranah Godok Obuih dengan segenap keberagaman kegiatan budaya di dalamnya, termasuk penelitian sejarah oleh para ahli yang berkompeten, sebagai langkah awal membuka lebih luas perspektif masyarakat, utamanya generasi penerus Jambu Lipo agar paham nilai-nilai sejarah, sosial, budaya, dan asal usulnya.

“Kerja ini tujuannya agar generasi muda dan penerus Kerajaan Jambu Lipo dan Nagari Lubuak Tarok agar memahami warisan budaya, nilai-nilai sejarah, dan sosialnya. Kita berharap Kerajaan Jambu Lipo jadi perhatian nasional,” ucapnya.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Gemala Ranti, penyelenggaraan Festival Kerajaan Jambu Lipo Ranah Godok Obuih Kenagarian Lubuk Tarok ini merupakan salah satu upaya perlindungan, pengembangan, dan pembinaan terhadap warisan budaya Sijunjung.

“Selain seminar dan peluncuran hasil penelitian, Festival Jambu Lipo ini ditujukan mengangkat dan mempromosikan keberadaan dan eksistensi Kerajaan Jambu Lipo dengan menampilkan beragam peristiwa budaya antara lain prosesi Rajo Manjalani Rantau, pertunjukan seni tradisi tari tanduak dari Kerajaan Jambu Lipo,” ujar Gemala Ranti.

Penelitian ini diketuai oleh Sudarmoko, dan peneliti lain yang terlibat dalam riset ini adalah Dr. Nopriyasman, M.Hum, Dr. Ivan Adilla, M.Hum, dan Hary Efendi Iskandar, SS, MA.

Hasil penelitian sejarah dan budaya Kerajaan Jambu Lipo ini akan ditanggapi oleh ulama dan cendekiawan Indonesia dan tokoh masyarakat Sijunjung Prof. Ahmad Syafi’i Maarif, Ph.D. Kemudian, Rektor ISI Padang Panjang dan tokoh masyarakat Sijunjung Prof. Dr. Novesar Jamarun, dan Ketua Bundo Kanduang Sumatera Barat dan Pewaris Kerajaan Pagaruyung Prof. Dr. Ir. Raudha Thaib, MP.

Lalu, Anggota DPRD Sumbar dan tokoh masyarakat Sijunjung Drs. Syafruddin Datuak Sanggono, Hidayat, SS, MH, Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir, S.STP, M.Si, dan jurnalis senior Indonesia Hasril Chaniago. Sedangkan untuk pengaturan lalu lintas perjalanan seminar digawangi Drs. M. Yusuf, M.Hum.

Dari penelusuran pustaka, asal usul nama Kerajaan Jambu Lipo diperkirakan bermula dari kata ‘jambhu dwipa’ dalam bahasa Sanskerta yang faedahnya ‘tanah asal’.

Sedangkan menurut Tambo Minangkabau nama Jambu Lipo bermula dari hasil akad Rajo Tigo Selo di Pagaruyung yang tidak boleh saling melupakan, dengan asal kata “jan bu lupo” yang faedahnya “jangan ibu lupa”.

Kerajaan Jambu Lipo merupakan salah satu cabang Kerajaan Pagaruyung yang berdiri pada awal zaman ke-10 dengan raja pertamanya bernama Dungku Dangaka. Susunan Pemerintah Kerajaan Jambu Lipo sama dengan Kerajaan Pagaruyung yang digunakan oleh Rajo Tigo Selo.

Pada pertama kalinya pusat Pemerintahan Kerajaan Jambu Lipo berada di Bukit Jambu Lipo. Pada masa pemerintahan raja ke-4 yang bernama Buayo Kumbang bersama pembesar yang lain mengadakan perundingan terhadap pertentangan Putih Mengenang yang disepakati kepada memindahkan pusat pemerintahan ke Nagari Lubuk Tarok.

(Fardi/Hantaran.co)