ERMAN SAFAR-MARFENDI, Mulai Tancap Gas Wujudkan Bukittinggi Hebat

Bukittinggi

Wali Kota Bukittinggi Erman Safar, didampingi Wakil Wali Kota Marfendi, saat keduanya dilantik oleh Gubernur Sumbar Mahyeldi di Istana Gubernuran, Jumat (26/5). IST/HUMASPEMKO

BUKITTINGGI, hantaran.co — Bukittinggi Hebat adalah semboyan yang saat ini terus digemakan di kota Paris van Sumatra itu. Semangat menjadi kota wisata andalan Sumatra Barat itu menjadi lebih baik dan lebih hebat dari ini, ditularkan Wali Kota Erman Safar dan Wakil Wali Kota Marfendi yang dilantik akhir Februari lalu.

Pada pekan pertama masa kerjanya, Erman langsung tancap gas. Wali kota termuda dalam sejarah pemerintahan Bukittinggi itu mengeluarkan kebijakan mewajibkan bersama Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mengikuti Salat Subuh berjemaah. Bagi Erman, kebijakan itu demi menegaskan bahwa Bukittinggi adalah kota yang religius.

Program Salat Subuh berjamaah lingkungan Pemko Bukittinggi ini, akan diselenggarakan secara rutin setiap Jumat hingga akhir masa jabatannya nanti. Duet Erman dan Marfendi sangat serius dengan program Salat Subuh ini. Mereka bahkan siap menggeser jam masuk kerja dan masuk sekolah pada hari pelaksaan Salat Subuh berjemaah.

“Program subuh berjamaah ini adalah program utama kita,” kata Erman Safar.

Selain itu, Erman dan Marfendi dalam mewujudkan Bukittinggi Hebat juga berangkat dari falasaf  Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Tujuh jurus pun sudah disiapkan oleh pasangan baru tersebut.

Erman mengatakan, jurus pertama adalah Bukittinggi yang Hebat dalam Sektor Ekonomi Kerakyatan, dengan mendorong pertumbuhan industri kreatif dan UMKM. Ia pun berkomitmen untuk menyusun regulasi-regulasi yang berpihak kepada pelaku UMKM.

Selain itu, Erman juga akan membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang akan fokus dalam penyuluhan dan promosi produk lokal dan industri UMKM. Menurutnya, salah satu upaya dalam menekan angka kemiskinan adalah dengan meningkatkan pertumbuhan industri kreatif dan UMKM.

Jurus kedua Erman-Marfendi adalah Bukittinggi Hebat pada sektor pendidikan, dengan fokus menciptakan konsep pendidikan dasar hingga menengah yang berkarakter berbasis agama dan budaya.  Bukan hanya itu, mereka juga mendorong perkembangan dan kemajuan perguruan tinggi di Kota Bukittinggi.

Peningkatan ini, kata Erman, harus disertai dengan peningkatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan formal dan informal. Termasuk di dalamnya perihal kesejahteraan. Menurutnya, pendidikan Bukittinggi harus berbasis perkembangan teknologi untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih yang tepat dan berguna.

Jurus selanjutnya adalah Bukittinggi Hebat pada sektor kesehatan dan lingkungan. Erman menyebutkan program ini akan berorientasi dalam meningkatkan derajat dan pelayanan kesehatan masyarakat. Menurutnya, berbagai upaya harus dibenahi mulai dari promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Erman mengatakan kesehatan saat ini menjadi sektor krusial karena Bukittinggi masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Kesiapan pemerintah dan sektor kesehatan hingga level bawah menjadi modal besar untuk menghadapi pandemi ini.

“Mewujudkan pelayanan kesehatan dan program kesehatan yang adil, prima dan merata. Pelayanan yang cepat dan terpadu, apalagi dalam menyikapi pandemi virus Covid-19 melalui puskesmas dan posyandu sebagai ujung tombak,” katanya.

Erman menyebutkan, untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan warga Bukittinggi, juga harus dimulai dengan menciptakan lingkungan yang sehat dan asri. Sejumlah rencana pun sudah ia susun terutama dengan membangun infrastruktur yang memadai untuk menunjang kesehatan lingkungan seperti sarana pengelolaan sampah, peningkatan kualitas dan kuantitas air bersih, serta pengelolaan banjir.

Jurus keempat Erman-Marfendi adalah Hebat pada sektor kepariwisataan, seni budaya dan olahraga, dengan target besarnya mengembangkan Bukittinggi menjadi destinasi wisata yang ramah keluarga, kreatif, dan inovatif. Serta mendorong pertumbuhan pariwisata berbasis agama, seni, budaya sejarah, dan tokoh.

“Menciptakan Bukittinggi sebagai kota tujuan pertemuan, konvensi, dan pameran. Meningkatkan pelayanan informasi dan promosi pariwisata berbasis teknologi,” ujarnya lagi melalui keterangan tertulis kepada Haluan.

Erman juga sudah menyusun konsep pelayanan pariwisata berdasarkan Sapta Pesona yang berartikan aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan. Ia juga meminta dukungan seluruh sektor untuk berpartisipasi aktif dalam memajukan pariwisata Bukittinggi.

Jurus kelimanya, adalah Bukittinggi Hebat pada sektor social, dengan mewujudkan keadilan sosial di berbagai sektor untuk seluruh masyarakat. Terutama, kata ia, memperkuat ketahanan sosial sebagai upaya memperkecil kesenjangan, dengan memberikan perhatian kepada masyarakat kecil.

“Kita akan membumikan kembali kepedulian pemerintah terhadap masyarakat hukum adat, dengan meningkatkan kegiatan masyarakat melalui program berbasis Masjid,” ucapnya.

Ada pun jurus keenam, adalah Bukittinggi Hebat pada sektor pertanian, dengan mengedepankan peningkatkan ketahanan pangan dan memenuhi akses pangan yang bergizi di Bukittinggi. Erman-Marfendi menargetkan Bukittinggi bisa menjadi kota agrobisnis dengan daya saing pasar global.

Jurus terakhir atau ketujuh, adalah Bukittinggi yang Hebat pada tata kelola pemerintah yang bersih, transparan, dan adil, dengan mengutamakan kepentingan masyarakat. Serta mengedepankan kepedulian terhadap kesejahteraan pegawai, tenaga harian lepas, RT dan RW. Selain itu, mewujudkan alur birokrasi yang responsif, mudah, ramah, cepat, dan terampil.

Tancap Gas

Selang berapa hari setelah dilantik, Erman-Marfandi langsung membentuk tim akselerasi dalam internal ASN pada masa transisi pemeritahannya. Langkah ini diambil untuk menyelaraskan segala rencana program yang telah disusun.

“Tujuannya, agar kita bisa merealisasikan program yang telah kita janjikan pada saat kampanye dulu dengan baik dan tepat,” katanya.

Erman mengatakan, langkah tersebut perlu dilakukan untuk mempelajari kebijakan dan regulasi pemerintah sebelumnya. Hal ini, kata ia, untuk meminimalisir risiko yang akan dihadapi. Sebab, tidak mungkin program pemerintahan sebelumnya yang berisiko akan dilanjutkan di bawah kepemimpinannya.

Salah satu regulasi yang dilirik Erman-Marfendi adalah mencabut Peraturan Wali Kota (Perwako) Nomor 40 dan 41 tentang retribusi pasar. Erman menilai, kebijakan itu terlalu tinggi. Bahkan, ia  telah membentuk tim untuk mencabut Perwako tersebut dan menggantinya dengan Perwako yang baru. (*)

Gatot/Yursil/hantaran.co

Exit mobile version