Dr Andani Sebut Krisis Covid-19 India Bisa Terjadi di Sumbar

Kepala Labor

Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Unand, Dr. Andani Eka Putra. IST

PADANG, hantaran.co — Pandemi Covid-19 di Sumbar di bawah bayang-bayang krisis wabah Covid-19 yang melanda India. Hal ini dapat dipicu membludaknya berbagai titik kerumunan dengan tingkat kedisiplinan protokol kesehatan yang rendah. Di samping itu, Indonesia saat ini juga berada dalam ancaman mutasi Covid-19 dari berbagai negara dengan tingkat keganasan yang lebih tinggi.

Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand), Dr. Andani Eka Putra, menyebutkan, serangan gelombang kedua pandemi yang melanda India tidak tertutup kemungkinan juga bisa terjadi di Sumbar jika kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menerapkan prokes masih belum terbangun.

“Peningkatan kasus konfirmasi positif di beberapa daerah serta potensi-potensi atau risiko penularan menjelang Lebaran bisa memperparah keadaan di Sumbar. Kondisi yang dialami India, bisa saja terjadi di Sumbar. Salah satunya potensi penularan saat ibadah Ramadan, kerumunan menjelang Lebaran. Itu semua potensi-potensi risiko dan sewaktu-waktu bisa berbahaya,” ujar Andani kepada Haluan.

Andani menyebutkan, kepatuhan warga dalam menerapkan prokes masih rendah, termasuk dalam pelaksanaan ibadah Ramadan, di mana masih banyak jemaah yang mengabaikan prokes. Selain itu, titik-titik kerumunan juga banyak terlihat dari kegiatan buka bersama, hingga kepadatan di pasar menjelang Lebaran.

Menurut Andani, pemerintah harus berkaca dari krisis yang terjadi di India dan manjadikan perhatian khusus dalam menanganani pandemi Covid-19, terutama di Sumbar. Sebab, krisi yang terjadi di India turut disebabkan oleh pelonggaran kegiatan-kegiatan agama dan budaya, sehingga menyebabkan gelombang kedua dan berujung krisis.

“Sejak awal, pemerintah di Sumbar sudah berkomitmen untuk tidak melarang masyarakat melaksanakan ibadah dengan berjemaah, sepanjang masyarakat patuh prokes. Selain itu Satgas pada tingkat masjid juga sudah dibentuk. Namun, keberadaan Satgas tidak membuat sebagian masyarakat sadar akan pentingnya prokes,” katanya lagi.

Di samping itu, Andani juga mengingatkan pemerintah daerah (Pemda) untuk mengantisipasi munculnya penularan dari mutasi baru Covid-19, seperti mutasi dari India dan Afrika yang sudah ditemukan di Indonesia. Dua mutasi baru tersebut, menurutnya, memiliki kemampuan menular yang lebih cepat.

Menurut Andani, penyebaran  mutasi baru itu bisa saja terjadi dan masuk ke Sumbar jika pelarangan mudik tidak diawasi dengan ketat. Sebab, tidak menutup kemungkinan, pemudik atau perantau yang datang ke Sumbar membawa virus mutasi baru tersebut.

“Penyebarannya bisa saja terjadi, jika mudik tidak terkontrol dan membawa virus itu masuk ke Sumbar. Satu hal yang harus disampaikan kepada masyarakat. Kenapa pemerintah tegas melarang mudik, karena Covid-19 tidak terkendali. Dan kenapa tidak terkendali, karena masyarakat abai dengan prokes,” katanya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, bahwa masyarakat harus tetap disiplin dalam menerapkan prokes dan berhati-hati akan penyebaran mutasi virus corona baru yang berasal dari sejumlah Negara seperti India, Afrika Selatan, maupun Inggris.

“Hal yang kedua yang juga menjadi kewajiban kita untuk hati-hati, tadi juga sudah dilaporkan kepada Bapak Presiden, karena sudah ada mutasi baru yang masuk yaitu mutasi dari India ada dua insiden yang sudah kita lihat, dua-duanya di Jakarta, dan satu insiden mutasi dari Afrika Selatan yang masuk, itu yang ada di Bali,” ujarnya dalam siaran langsung di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (3/5).

Budi menyebutkan, Satgas dan Kemenkes sudah melakukan sejumlah upaya untuk mencegah agar mutasi virus tersebut tidak menyebar lebih jauh. Kedua, kasus positif mutasi baru tersebut saat ini sudah diisolasi, dan Satgas juga sudah melakukan pelacakan lebih lanjut terhadap kontak erat dari dua kasus itu.

Mutasi virus dari India dan Afrika tersebut, kata Budi, termasuk kategori variant of concern atau varian yang sangat diperhatikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Sebab, tingkat penularannya relatif lebih tinggi dari mutasi virus lainnya. “Yang paling penting sekali lagi memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak. Apa pun virusnya, apa pun mutasinya, kalau kita disiplin protokol kesehatan, insyaallah harusnya penularan tidak terjadi,” katanya menutup. (*)

hantaran.co

Exit mobile version