Disdik Klaim Beasiswa Rajawali Terealisasi 85,61 Persen

Dinas Pendidikan

Gedung Dinas Pendidikan Sumbar. IST

PADANG, hantaran.co — Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Sumbar mengklaim 85,61 persen beasiswa dana Rajawali telah teralisasi sepanjang tahun 2021.

Kabid PSMA Disdik Sumbar, Suryanto membantah pencairan dana Rajawali masih rendah. Ia menyebut dari anggaran Rp4,750.000.000 telah terealisasi sekitar Rp4,108.500.000.

“Realisasinya sudah 85,61 persen selama 2021. Karena ada Rp4,1 miliar yang sudah tercairkan dari total anggaran Rp4,7 miliar. Kalau tahun 2020 iya yang terealisasi sekitar Rp1,9 miliar,” kata Suryanto, Rabu (5/1/2022).

Suryanto mengakui masih ada beberapa kendala terkait pencairan beasiswa dana Rajawali. Diantaranya pandemi Covid-19 yang menyebabkan sebagian besar mahasiswa belajar daring sehingga respon dari mahasiswa terbilang minim.

“Kendalanya pertama karena sekolah daring, jadi anak-anaknya tidak ada yang di kampus. Hanya yang tahun 2 dan 3 dan yang membutuhkan praktik yang di kampus. Padahal di kampus sudah diberikan informasi dan sosialisasi melalui email dan pusat informasi resmi perguruan tinggi tapi tidak direspon oleh para mahasiswa di PTN,” kata dia.

Kendala lainnya karena dari berkas yang masuk masih banyak siswa atau mahasiswa yang tidak memenuhi persyaratan. Menurutnya, pihak PTN maupun SMA/SMK/SLB Negeri dan swasta yang menjadi sasaran beasiswa Rajawali, masih ada yang mengirim berkas padahal tidak memenuhi persyaratan sehingga akhirnya tidak lulus seleksi.

Lebih jauh, Suryanto merincikan jumlah berkas yang masuk dibandingkan yang lulus seleksi.

“Realisasi 2021 untuk SMA, dari data yang masuk 1.030 berkas, sedangkan yang lulus seleksi dan memenuhi syarat sesuai Pergub hanya 877. Sedangkan untuk SMK dari 560 berkas yang masuk, yang memenuhi syarat ada 412. Dari SLB dari 439 yang memenuhi syarat hanya 218. Total dari jenjang SMA/SMK/SLB dari 2.030 berkas yang masuk, yang bisa mendapatkan beasiswa sesuai pergub hanya 1.507,” tutur nya.

Kemudian, untuk S1, kata dia, dari 294 berkas yang masuk yang lulus hanya 234. Untuk S2, dari 32 berkas yang masuk hanya 26 yang memenuhi kriteria. Sementara S3 dari 4 berkas yang masuk, semuanya memenuhi kriteria dan dinyatakan lulus seleksi. Lalu untuk luar negeri dari 1 berkas yang masuk, dari Universitas di Malaysia, juga dinyatakan lulus dan telah memenuhi persyaratan.

“Jadi untuk PTN dari 331 berkas yang kami terima, yang memenuhi kriteria hanya 265. Sebab Disdik menjalankannya harus sesuai Pergub dan tidak boleh sembarangan,” ujarnya.

Untuk tahun 2022 sekarang, sambung dia, Disdik menargetkan jumlah beasiswa yang diterima siswa/mahasiswa dinaikkan nominalnya. Dengan total anggaran yang sama sebesar Rp 4.750.000.000. Sehingga targetnya beasiswa dapat terserap penuh 100 persen.

“Dari pergub anggarannya sudah diubah, per anak sudah naik. Kurang lebih untuk S1 dari Rp2 juta pertahun menjadi Rp5 juta, S2 dari Rp3 juta menjadi Rp7 juta, S3 dari Rp5,5 juta menjadi Rp10 juta dan perguruan tinggi luar negeri dari Rp6 juta pertahun menjadi Rp15 juta. Sedangkan untuk siswa berprestasi Rp1.850.000 pertahun,” ujarnya.

Suryanto mengatakan, Disdik berharap kedepannya kendala-kendala yang ada di tahun sebelumnya bisa diatasi.

“Untuk pihak sekolah kami berharap agar lebih selektif dalam mengirimkan berkas, terkadang sembarangan saja dikirimnya,” ucapnya.

Ia menuturkan, Disdik Sumbar saat ini juga masih mengikuti regulasi dan aturan dari Pergub dalam penyaluran beasiswa Rajawali. Termasuk belum dibukanya penyaluran beasiswa rajawali bagi perguruan tinggi swasta.

Dihubungi terpisah, Kepala SMA 2 Padang, Syamsul Bahri mengatakan informasi adanya beasiswa Rajawali sudah disosialisasikan ke guru, siswa, dan grup-grup sekolah secara teratur dan masif. Ia juga menyebut, dari kondisi perekonomian saat ini sekitar 50 persen lebih siswa yang berada dikategori miskin.

“Jumlah siswa yang tidak mampu banyak, bisa dilihat saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk jalur afirmasi (tidak mampu) kuotanya 15 persen, lalu dari jalur zonasi 50 persen. Sehingga dari lokasi sekolah kita mayoritas anak pantai, ada 40 persen an termasuk siswa miskin. Sehingga kalau dikalkulasikan lebih dari separuh siswa kita berada dalam kondisi miskin. Belum lagi efek pandemi yang turut berdampak terjadap perekonomian,” tuturnya, Selasa (4/1/2022).

Selain itu, dikatakannya dari persyaratan beasiswa rajawali yang terlalu sempit, membuat SMA 2 Padang hanya bisa mengusulkan 5 orang.

“Syaratnya juara umum bertingkat. Jadi satu angkatan hanya ada peluang dua orang, satu juara umum IPA dan satu IPS. Nah yang pintar tapi kurang mampu dan memenuhi persyaratan, ada juga yang tidak mau mengambil beasiswa rajawali, mereka ambil bidik misi karena lebih besar dan ada jaminan jangka panjang,” kata Syamsul.

Di sisi lain, bagi siswa kelas X dan XI yang juara umum juga disyaratkan harus penerima beasiswa tunggal (boleh penerima beasiswa lain).

Ia berharap persyaratan beasiswa Rajawali kedepannya lebih dilonggarkan lagi. Misalnya bagi peringkat 3 besar atau 5 besar. Bukan juara umum ataupun siswa berprestasi di bidang ekstrakulikuler dan nonakademik yang berskala nasional dan internasional.

“Sehingga harus diluruskan bukannya sekolah tidak merespon, tapi sekolah kesulitan mencari anak yang memenuhi persyaratan mendapatkan beasiswa Rajawali itu,” ucapnya.

Tanggapan lain disampaikan, Staf Bagian Kemahasiswaan Unand, Ujang Kasrel. Dikatakan Ujang, pihaknya telah mengajukan nama – nama mahasiswa untuk menjadi calon penerima beasiswa Rajawali tahun 2020 dan 2021. Tapi hasilnya belum ada.

“Lulus tidak lulus yang menentukan pihak provinsi. Realisasinya belum ada, kami belum menerima siapa saja mahasiswa yang menerima beasiswa Rajawali untuk tahun 2021. Pada 2021 yang diajukan kurang lebih 50 an mahasiswa. Tahun 2020 yang dapat kurang dari 100,” ucapnya menutup.

Sebelumnya Ketua Fraksi Gerindra DPRD Sumbar, Hidayat sebagai pihak yang terlibat langsung dalam proses pembahasan Pergub beasiswa Rajawali mengatakan, Pergub beasiswa ini telah tuntas dibahas pada 26 Agustus 2019.  Pada penyaluran pertama tahun 2020, dianggarkan lebih kurang Rp5 miliar, namun yang terealisasi hanya sekitar 25 persen.

Meski pihaknya belum mendapatkan laporan resmi atas realisasi tahun 2021, sebut Hidayat, informasi yang didapatnya, realisasi tahun lalu tersebut juga tidaklah menggembirakan.  Di lain sisi, kata dia, sudah tersedia anggaran sebesar Rp600 juta yang ditempatkan di Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar untuk mengoperasionalkan beasiswa Rajawali. Baik untuk sosialisasi, konsultasi, dan kebutuhan lainnya.

“Fakta yang terjadi hari ini adalah, anggaran Rp600 juta di dinas pendidikan itu habis, namun dana untuk beasiswa yang lebih kurang Rp5 miliar tidak terealisir 100 persen. Kita sedih dengan ini, sebab perjuangan kita waktu itu cukup keras bagaimana agar beasiswa ini bisa disalurkan. Dalam persoalan ini kita mempertanyakan komitmen saudara gubernur dan kepala dinas pendidikan untuk memberikan hak siswa dalam instrumen beasiswa. Uang sudah ada menggelontorkan saja masa tidak mau,” ujarnya menutup. (*)

Yesi/hantaran.co

Exit mobile version