kesehatan

Dinas Kesehatan Sebut Ini Kendala Vaksinasi Nakes di Sumbar

×

Dinas Kesehatan Sebut Ini Kendala Vaksinasi Nakes di Sumbar

Sebarkan artikel ini
Vaksinasi
PROGRAM PRIORITAS—Vaksinator menyuntikkan dosis pertama vaksin Sinovac kepada salah seorang nakes peserta vaksinasi massal Covid-19 di RSUP Dr. M. Djamil Padang, Minggu (31/1/2021). Vaksinasi terhadap nakes ditarget rampung bulan ini. TIO FURQAN

PADANG, hantaran.co — Target Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar untuk vaksinasi Covid-19 sebanyak 32.391 tenaga kesehatan (Nakes) hampir tuntas. Data hingga Jumat (19/2/2021), sudah selesai divaksinasi sebanyak 24.323 nakes atau telah mencapai 75.09 persen.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar, Arry Yuswandi, saat rapat koordinasi penanganan Covid-19 secara virtual dengan Satgas Covid-19 dan kepala rumah sakit se-Sumbar, di Auditorium Gubernur, Jumat (19/2/2021), pagi.

Rakor yang dipimpin Penjabat (Pj) Sumbar, Hamdani, serta Jubir Covid-19 Sumbar, Jasman Rizal, sebagai moderator ini dilaksanakan terkait tindak lanjut Instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 03/2021 tentang Penanganan Covid-19 di tingkat desa dan kelurahan dan progres vaksinasi.

“Berdasarkan data terakhir hari ini (Jumat), dari 32.391 nakes di Sumbar, yang sudah divaksinasi tahap pertama sebanyak 24.323, atau 75,09 persen. Sedangkan untuk tahap kedua, yang telah divaksin sebanyak 26,70 persen,” terang Arry.

Diakui Arry, target dari Kementerian Kesehatan RI, per tanggal 21 Februari sudah 100 persen vaksinasi Nakes. Oleh sebab itu, melalui rakor tersebut Arry mengimbau agar kabupaten dan kota yang persentase vaksinasi nakesnya masih dibawah 50 persen agar dapat melakukan vaksinasi hingga akhir pekan ini.

“Daerah yang masih dibawah 50 persen itu diantaranya Pasaman Barat, Solok Selatan, dan Mentawai, harus dikejar, tidak ada yang libur, sabtu minggu tetap vaksinasi,” ucap Arry.

Kendala yang dihadapi selama ini menurut Kadinkes Sumbar, adanya keterlambatan memulai vaksinasi akibat menunggu pencanangan dari kepala daerah di kabupaten dan kota. Diperkirakan, terdapat 7 hari lost tanpa vaksinasi.

Kendala lainnya adalah, banyaknya nakes yang memiliki komorbit berupa hipertensi dan diabetes melitus (DM). Bahkan, pernah pada saat vaksinasi, dari 4.300 yang ditargetkan pada hari itu, hanya 800 orang yang memenuhi syarat untuk divaksin, sedangkan 3.500 sisanya terpaksa ditunda karena hipertensi dan DM.

Tuntasnya vaksinasi nakes menurut Pj Gubernur Sumbar, Hamdani, sangat penting. Sebab, vaksinasi nakes itu menjadi ukuran sebelum vaksinasi masyarakat umum. Maka dari itu, Hamdani berharap Satgas Covid-19 di Sumbar bisa lebih memaksimalkan kerjanya.

Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sumbar, Jasman Rizal, menyebut apa yang dilakukan Satgas selama ini sudah berjalan baik, bahkan Provinsi Sumbar menjadi acuan. Sebab Sumbar memiliki Peraturan Daerah (Perda) yang secara khusus menegaskan tentang protokol kesehatan atau adaptasi kebiasaan baru.

Selain itu, Sumbar juga menjadi daerah dengan pemeriksaan sampel terbanyak di Indonesia, dan kondisi terakhir, dari 19 kabupaten dan kota di Sumbar, hanya tersisa empat daerah yang berstatus oranye.

“Artinya, apa yang sudah kita lakukan sudah dijalur yang benar. Terbukti dari tingkat kesembuhan kita sudah 94%, ini tertinggi di indonesia dan tingkat hunian covid juga rendah. Namun begitu, sesuai arahan Gubernur, kita akan optimalisasi fungsi Satgas sesuai aturan yang ada,” ujar Jasman. (*)

hantaran.co