PADANG, HANTARAN.CO–Memperingati HUT ke-75 RI, merupakan sebuah momentum
mensejahterakan, keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan dan
kemakmuran di tanah air masih menjadi tugas besar, karena hari ini kemakmuran itu belumlah
merata. Itu merupakan hak semua warga negara untuk memperoleh kemakmuran.
“75 tahun Indonesia merdeka, telah cukup panjang perjalanan bangsa kita ini.
Perjuangan serta pengorbanan yang telah dipersembahkan oleh leluhur, pejuang bangsa,
the founding father untuk melepaskan diri dari penjajah, sehingga menjadi bangsa yang merdeka,
bersatu berdaulat, adil dan makmur,” ujar anggota Komisi IV DPRD Provinsi Sumbar, Desrio
Putra, Jumat (14/8) .
Sebagai anggota DPRD Provinsi Sumbar, tentu sudah menjadi keharusan selalu bertekad,
berbuat dan bertindak untuk selalu memperjuangkan segala hal yang berkaitan dengan
perwujudan kemakmuran rakyat.
“Kedaulatan hari ini masih tetap harus kami pertahankan, walaupun banyak bangsa asing yang
berupaya merampas kedaulatan NKRI. Ada bangsa asing yang ingin menguasai kekayaan alam
Indonesia dengan cara menguasai politik di tanah air, melalui kaki tangannya yang susah untuk
ditebak,” ucap Ketua Asosiasi Tenaga Ahli Konsturksi Indonesia (ATAKI) Sumbar ini.
Ia menyebutkan, rakyat akan lebih makmur jika pembangunan itu lebih merata di semua bidang.
Untuk menciptakan pemerataan kemakmuran, maka pemerintah harus lebih banyak membuat
program peningkatan kesejahteraan rakyat. Maka dibutuhkan anggaran yang memadai untuk
program kegiatan tersebut.
Oleh sebab itu, pemerintah dalam melaksanakan program harus efisien, tepat sasaran, program-
program harus menciptakan dampak terhadap peningkatan ekonomi rakyat. Korupsi harus di
berantas, pemborosan uang daerah harus dihentikan, kecolongan terhadap sumber-sumber
Pendapatan Asli Daerah (PAD) harus dihentikan dan peningkatan PAD harus diupayakan.
“Menurut saya inilah cara kita memaknai hari kemerdekaan bangsa dalam perspektif
kesejahteraan masyarakat Sumatera Barat (Sumbar),” ucapnya.
Lanjutnya, untuk peringatan hari kemerdekaan masyarakat tidak perlu membuat acara
keramaian, dikarenakan masih dalam tahapan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Beberapa hari terakhir dibeberapa kota/kabupaten kembali mengalami kenaikan pasien positif.
Begitupun memasuki masa new normal bukan berarti masyarakat sudah bisa beraktivitas secara
penuh.
“Masa new normal bukan berarti kami sudah bisa melakukan kegiatan normal, seperti sebelum
Covid-19. Ada protokol kesehatan yang tetap harus dilaksanakan. Sebaiknya tetap dihindari
acara-acara keramaian. Itu tidak akan mengurangi arti kemerdekaan bangsa. Lihat saja, untuk
Jumat pagi ini (kemarin,red) dikonfirmasi 40 orang terpapar positif Covid-19, maka dari itu kami
selalu waspada,”katanya
Pembangunan di Sumbar harus fokus untuk menciptakan masyarakat madani dan sejahtera.
Pembangunan harus mengarah kepada terwujudnya tatanan sosial budaya yang berbasiskan
kultur, adat dan budaya Minangkabau, yang merupakan kebanggan orang minang.
“Kami bangga memiliki nilai-nilai kemasyarakatan yang belum tentu semua daerah lain memiliki,
contohnya kehidupan masyarakat yang selalu menjunjung nilai-nilai adat istiadat dan agama.
Tingginya rasa kekeluargaan, tingginya kepedulian lingkungan dan sosial, sopan santun dan
saling menghargai, saling tolong menolong, semangat gotong royong, yang kaya membantu yang
miskin yang kuat membantu yang lemah. Yang tua mencintai yang muda, yang muda
menghormati yang lebih tua, anak digendong kamanakan dibimbing. Tenggang rasa dan saling
menghargasi antar sesama anggota masyarakat,”tutur lagi.
Ia menambahkan, nilai-nilai ini harus tetap terpelihara. tidak boleh tergerus dalam zaman
kapitalisme di mana sikap individualisme sudah semakin tinggi. Semua bidang pembangunan,
seperti infrastruktur diharapkan dapat merata sampai ke pelosok nagari, desa atau kelurahan.
Jangan hanya terpusat di kota saja. Anggaran APBD jangan banyak tersedot untuk kegiatan
besar. Namun dampaknya sangat kecil terhadap perekonomian rakyat.
(David/Hantaran.co)