Desa Kaluat Pariaman Kembangkan Burung Puyuh, Omset Rp6 Juta per Bulan

burung puyuh

Peternak burung puyuh Desa Kaluat, Afridoni tengah memberi makan buyung puyuh di kandangnya.

PARIAMAN, Hantaran.co – Masyarakat Desa Kaluat, Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman lakukan budidaya burung puyuh untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah itu.

Pertenakan burung puyuh yang dikembangkan itu program Pemerintahan Desa melalui Pos Penyuluh Desa (Posluhdes) Kaluat, saat ini telah memiliki omzet mencapai Rp6 juta per bulannya.

“Ini adalah program dari Pemerintahan Desa Kaluat dimulai semenjak satu tahun lalu untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,” kata Kepala Desa Kaluat Ali Amran melalui Kaur Perencanaan Desa Kaluat Mailiza di Pariaman, Jumat (27/11).

Ia menyampaikan, budidaya puyuh di Desa Kaluat ada dua kelompok yang diberikan bantuan oleh pihak Desa. Setidaknya ada sekitar 1.200 bibit burung puyuh yang diberikan kepada dua kelompok itu.

“Masing-masing kelompok kita berikan 600 bibit burung puyuh untuk dikembangkan” katanya.

Mailiza juga menyampaikan, saat itu selain memberikan bibit telur puyuh, lanjutnya pihaknya juga memberikan mesin tetas telur puyuh agar kelompok masyarakat dapat mengembangkan usahanya.

“Kami juga berikan alat mesin tetas, agar kelompok itu bisa mengembangkan burung puyuh itu,”ujarnya.

Lanjutnya, Pemerintahan Desa Kaluat akan manfaatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mengakomodir penjualan telur puyuh tersebut.

Semantara itu, salah seorang pengelola budi daya burung puyuh di Desa Kaluat, Afridoni (42) mengatakan pihaknya sudah satu tahun mengelola pertenakan burung puyuh itu.

“Alhamdulillah ini sudah satu tahun, pada masa produktif pendapatan dari penjualan telur puyuh mencapai Rp6 juta per bulan. Tetapi saat ini terjadi penurunan karena sebagian burung puyuh itu sudah kurang produktif,”ucapnya.

Kedepan, jika ada modal ia berkeinginan untuk membuat kandang puyuh yang lebih besar lagi. Karena, saat ini ia kewalahan untuk memenuhi permintaan pasar telur puyuh di daerah itu.

“Untuk pemasaran telur sangat lancar, bahkan bisa dikatakan kekurangan,”tuturnya.

(Yuhendra/Hantaran.co).

Exit mobile version