Covid-19 Melandai, BIN Sumbar Tetap Gempur Vaksin di Lima Kabupaten

bin sumbar gempur vaksin

Petugas kesehatan dari BIN Sumbar melakukan vaksinasi di Nagari Koto Laweh, Kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok, Rabu (1/12).

PADANG, hantaran.co – Badan Intelejen Negara Daerah (BIN) Sumatera Barat (Sumbar) terus gencar melaksanakan program vaksinasi, meski kemudian tren kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Sumbar beberapa hari terakhir terpantau dan tercatat menurun.

Lima Kabupaten yakni, Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Agam, Tanah Datar dan Kabupaten Solok, menjadi target “gempuran” vaksinasi oleh aparat Intelejen Negara di Sumbar, Rabu (1/12).

“Hari ini, kita Kembali melaksanakan program vaksinasi massal di lima kabupaten. Target peserta kita hari ini sebanyak 11.350 orang,” kata Kepala BINDA Sumbar Hendra usai meninjau vaksinasi di Nagari Koto Laweh, Kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok, Rabu (1/12).

Dikatakannya, program vaksinasi ini sejurus dengan instruksi Presiden Joko Widodo yang beberapa waktu lalu meminta Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Jendral Pol (P) Budi Gunawan untuk mengerahkan kekuatan personil dan stakeholder terkait di seluruh Indonesia untuk melaksanakan program vaksinasi massal dengan pola rumah ke rumah.

Hendra mengatakan, merujuk data rilis Gugus tugas percepatan dan penangan Covid-19 Selasa (30/11/2021), dari 453 sample spesimen yang diperiksa, hanya dua sample diantaranya yang terkonfirmasi positif.

Total kumulatif kasus hingga kini, tercatat sebanyak 89.844 kasus dengan rincian, sembuh 87.604 kasus atau 97,51 persen, meninggal dunia sebanyak 2.152 kasus dan kini hanya menyisakan kasus aktif sebanyak 88 kasus atau 0,10 persen.

Hendra menegaskan, meski tren kasus Covid-19 akhir-akhir ini cenderung menurun atau melandai, namun bukan berarti program vaksinasi akan kendor. Pihaknya akan terus gencar menyasar wilayah-wilayah yang angka capaian vaksinasinya masih rendah.

“Kita patut bersyukur kasus Covid-19 dalam kurun waktu beberapa hari terakhir, menurun. Namun, program vaksinasi secara massal dan door to door akan tetap kita laksanakan. Kita ingin herd immunity atau kekebelan kelompok segera terbentuk. Kita tidak ingin kecolongan karena potensi ledakan kasus gelombang ketiga bisa saja terjadi,” katanya.

Hendra menambahkan, capaian vaksinasi untuk dosis pertama di Sumbar saat ini sudah mencapai angka 54.11 persen dan 27.68 persen untuk dosis kedua. Meski juga cenderung ada kenaikan, BINDA Sumbar akan terus mengejar angka capaian vaksinasi 80 hingga 90 persen. Sehingga kekebalan kelompok terbentuk.

“Kekebalan kelompok ini sangat penting untuk mengatasi pandemi ini. Kekebalan kelompok ini, memberikan perlindungan secara tidak langsung bagi mereka yang rentan terhadap penyakit menular. Untuk itu, kita imbau masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi ini. Tidak hanya berhenti pada dosis pertama, namun juga ikut pada dosis kedua,” katanya lagi.

Lantaran hingga kini masih belum ditemukannya obat khusus, Hendra menilai untuk mengatasi pandemi ini, cara yang paling jitu ada dua cara yakni, menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan mengikuti program vaksinasi.

Menurutnya, letupan gunung es masih tepat digunakan sebagai analogi untuk menggambarkan situasi saat ini. Dalam artian, tampak sedikit di permukaan padahal masih banyak kasus penularan yang belum terdeteksi.

Untuk mengantisipasi potensi ledakan gelombang ketiga, masyarakat diharapkan dapat membatasi mobilisasi terutama jelang perayaan Natal dan Tahun baru.

Bahkan, pemerintah baru saja mengeluarkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 untuk seluruh wilayah di Indonesia yang akan diterapkan pada masa Libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru), mulai 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022 mendatang.

Apalagi saat ini, juga ditemukan adanya varian baru yakni Omicron. Omicron yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan beberapa waktu lalu, menandakan jika ancaman Pagebluk ini belum berakhir. Ini juga yang harus diwaspadai.

“Omicron ini telah dikategorikan sebagai “variant of concern” oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pemerintah kita, sudah mengeluarkan kebijakan larangan masuk bagi orang asing yang memiliki riwayat perjalanan mengunjungi Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambique, Eswatini, dan Nigeria,” ujar Hendra.

(Fardi/Hantaran.co)

Exit mobile version