Belasan Ton Ikan Nila di Maninjau Mati

ikan nila maninjau

Belasan ton ikan nila keramba jaring apung di Danau Maninjau Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam mati secara masal

AGAM, Hantaran.co- Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam mencatat belasan ton ikan nila milik pembudi daya Keramba Jaring Apung (KJA) mati dalam beberapa waktu terakhir.

Ikan nila yang mati itu berasal dari sekitar 50-100 petak KJA milik masyarakat atau pembudidaya yang tersebar di sejumlah nagari. Ada adapun sebaran ikan mati itu meliputi Nagari Bayua dan Koto Malintang, Kecamatan Tanjung Raya.

Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam, Ermanto, Rabu (3/2) mengatakan, ikan-ikan nila milik pembudidaya di Danau Maninjau mati mendadak secara massal.

“Berdasarkan catatan Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan, diketahui jumlah ikan yang mati hampir mencapai 15 ton. Kematian ikan ditemukan tidak merata dan paling banyak dijumpai di Nagari Bayua,” katanya.

Dia menjelaskan, ikan mati massal secara mendadak ini kali pertama diketahui dua hari lalu. Ada sekitar 15 pemodal atau pembudidaya yang mengalami kematian ikan di KJA mereka.

Penyebab kematian ikan tersebut diawali cuaca ekstrem yang melanda wilayah sekitar dalam sepekan terakhir. Sejak Jumat (29/1) sore kawasan danau dilanda angin kencang.

Menurut Ermanto, Ikan mati umumnya siap panen. Hanya sebagian kecil ditemukan ukuran kecil. Dengan harga ikan nila saat ini Rp23.000 per kilogram di tingkat pembudidaya, maka kerugian dialami pemilik keramba sekitar Rp345 juta.

Dia menambahkan, ikan kehilangan oksigen serta keseimbangan akibat cuaca ekstrim sehingga terjadi penurunan suhu air danau. Selain itu kondisi ini juga akan mengakibatkan menurunnya kadar oksigen pada air danau.

“Untuk mengantisipasi kerugian yang lebih besar kami telah menyarankan kepada pembudidaya keramba jaring apung untuk melakukan panen dini. Ini penting untuk dilakukan, dalam mengantisipasi dampak yang lebih buruk lagi,” jelasnya.

(Dayat/Hantaran.co)

Exit mobile version