Batu Tak Sekeras Tekad Rita untuk Menghidupi Anak

Rita (40), perempuan berstatus orang tua tunggal yang melakoni pekerjaan sebagai pemecah batu di aliran sungai kawasan Ulu Gadut, Kota Padang, Senin. Dari pekerjaannya, Rita mendapatkan uang Rp 45 ribu setiap dua hari. IRHAM

PADANG, hantaran.co — Di bawah terik yang menyengat kulit di tepi aliran sungai di kawasan Ulu Gadut, Kota Padang, Rita (40) mengangkut beberapa pecahan batu ke tepian dengan kedua tangannya, setelah menghujamkan martil sekuat tenaga ke batu berukuran besar di tengah sungai. Sementara itu, Seno (8), anaknya, setia menunggu di tepian sungai, melihat ibunya bekerja.

Pagi menjelang siang itu, Senin, Rita berangkat ke sungai yang berada tak jauh dari rumahnya dengan tampilan “macho”. Atasannya jersey salah satu tim sepakbola, bercelana jeans, sepatu boot, dan topi berdalaman kain panjang untuk menahan keringat agar tak mengucur deras.

“Saya punya dua anak. Sejak berpisah dengan suami lima tahun lalu, pekerjaan ini saya lakoni. Sebelumnya saya sempat kerja di rumah makan, tapi karena Seno tak bisa tinggal sendirian di rumah, saya tak bisa lanjut kerja di rumah makan,” sebut Rita kepada Haluan.

Seno, sang anak, disebut Rita menderita sakit infeksi pada bagian otaknya, yang telah mengendap sejak umur satu tahun. Setiap pagi, Rita mengaku terlebih dulu mengurus Seno, sebelum berangkat ke sungai dengan beberapa peralatan seperti martil dan linggis. Serta sebuah gerobak di mana Seno ikut diangkut di dalamnya.

Sesampai di sungai, Seno dibiarkan berbaring pada sebuah pondok yang sengaja dibuat oleh Rita. Sembari memecah dan memungut batu hasil kerjanya, Rita terus memantau kalau-kalau Seno membutuhkan dirinya. Rita mengaku masih bersyukur, dengan memecah batu, masih bisa menghidupi keluarga.

Rita saat menerima bantuan. IST

“Penghasilan saya dengan pekerjaan ini sekitar Rp45 ribu dalam dua hari. Rp45 ribu itu sudah di sana semuanya. Untuk membeli beras, lauk, uang sekolah Kakak Seno yang sekarang duduk di kelas lima SD, dan kebutuhan rumah tangga lainnya,” sebut Rita lagi.

Rita mengaku, tak ada pilihan lain sejak menjadi single parent alias orang tua tunggal, selain bekerja dengan gigih demi kedua buah hatinya. Terkait kondisi Seno, Rita mengaku kondisi putranya itu diawali saat jatuh sakit pada umur satu tahun.

“Saya tidak tahu harus kerja apa lagi setelah berhenti dari rumah makan. Namun, Alhamdulillah saja lah kalau memang Allah menunjukkan kalau rezeki saya ada di sini. Bisa tetap dapat uang, dan tidak jauh dari rumah serta anak yang memang butuh perhatian khusus,” ucapnya menutup. (*)

Irham/hantaran.co

Exit mobile version