PADANG, hantaran.co — Program vaksinasi Covid-19 bagi tenaga kesehatan (nakes) dan SDM bidang kesehatan di Sumbar perlu dipercepat karena ditargetkan rampung pada 21 Februari 2021. Tercatat hingga Minggu (31/1/2021) siang, sudah 3.367 dari total sekitar 37.700 nakes di Sumbar telah menerima suntikan vaksin produk Sinovac.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar, Arry Yuswandi, menyebutkan, capain vaksinasi terhadap nakes tersebut sudah menyentuh 22,53 persen. Sebagian bahkan disebut telah menerima vaksinasi dosis kedua, seperti beberapa nakes yang bertugas di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. M. Djamil Padang.
“Target pemerintah, seluruh rakyat ini sudah divaksin dalam 300-an hari depan. Sementara untuk nakes yang jadi prioritas awal, di Sumbar, kita targetkan closing 21 Februari untuk vaksinasi dosis pertama dan kedua atau dua kali penyuntikan,” kata Arry saat menghadiri vaksinasi massal nakes dan SDM kesehatan di RSUP M Djamil, Minggu (31/1/2021).
Arry menekankan, program vaksinasi massal penting dilakukan untuk mencapai target tersebut, sehingga tercipta kekebalan komunitas. Oleh karena itu, program vaksinasi memerlukan percepatan mengingat pandemi Covid-19 masih terus berjalan hingga saat ini.
“Terpenting itu dalam vaksinasi massal, sarananya diperbanyak sehingga mencegah kerumunan. RS Djamil sendiri sudah melakukan vaksinasi sejak awal, dan diharapkan dapat selesai lebih awal pula,” katanya lagi.
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) RSUP Dr. M. Djamil Padang, Yusirwan, menyebutkan, pada program vaksinasi massal kali ini, sebanyak 2.000 nakes dan SDM kesehatan turut terlibat sebagai peserta. Bahkan, sebagian peserta merupakan nakes yang datang dari kabupaten/kota di luar Kota Padang.
“Untuk nakes dan SDM di RS Djamil yang berjumlah sekitar 3.420 orang, sudah selesai divaksinasi tahap satu sebanyak 75 persen. InsyaAllah, hari ini tuntas, sebab lebih kurang 1.100 nakes RS Djamil ikut dalam vaksinasi massal ini. Selebihnya, datang dari luar Kota Padang setelah kami komunikasi dengan Dinkes Sumbar,” kata Yusirwan.
Tak Ada Penolakan
Di samping itu, Yusirwan menegaskan bahwa tidak ada penolakan untuk menerima vaksin dari nakes dan SDM di RS Djamil. Sebab, sejak jauh-jauh hari pihaknya telah berusaha memberikan pemahaman. Selain itu, nakes di rumah sakit tersebut telah memiliki pengalaman terkait penyakit Covid-19, sehingga vaksinasi pun tidak menulai penolakan.
“Sejauh ini tidak ada penolakan. Rasanya nakes di Djamil tidak akan menolak karena mereka menyaksikan sendiri setiap hari bagaimana kondisi pasien Covid-19. Pasien yang meninggal itu hampir tiap hari ada. Kita punya 68 kamar ICU pasien Covid-19 dan jadi yang terbanyak di Sumatra. Itu menggambarkan rasa-rasanya nakes tak akan menolak,” katanya lagi.
Meski begitu, Yusirwan mengakui ada beberapa prioritas vaksinasi yang belum bisa divaksin karena terkendala ketentuan kesehatan seperti diabetes, hipertensi, dan lain-lain. Namun demikian, ia menilai nakes tersebut akan tetap menerima vaksin jika telah memenuhi syarat secara kesehatan.
“Jadi, untuk kasus ini namanya ditunda vaksinasinya. Bahkan ada beberapa dokter spesialis yang punya gejala, tapi tetap minta divaksin karena mereka bertemu virus corona ini setiap hari, dan mereka lebih memilih untuk segera divaksin,” ucapnya.
Pantuan KIPI
Yusirwan juga merincikan, program vaksinasi massal kali ini melibatkan 121 petugas yang terdiri dari 20 orang vaksinator yang bertugas pada 20 meja yang tersedia. RS Djamil pun memastikan akan terus memantau dan mengawal jika ada Kejadian Ikutan Pascaimunisasi (KIPI) yang dirasakan oleh peserta vaksinasi.
“Kalau ada apa-apanya, Insya Allah kita punya perlengkapan untuk penindakan. Meski secara keilmuan, langka sekali kejadian ikutan, paling cuma ngantuk. Dibawa tidur satu setengah jam akan segar lagi,” katanya menutup.
Hal senada disampaikan Ketua Komda KIPI Covid-19 Sumbar Raveinal. Ia menyebutkan, dari 3.367 peserta yang telah divaksinasi di Sumbar hingga Sabtu (30/1/2021), pihaknya baru menerima 9 laporan terkait KIPI gejala ringan. Oleh karena itu, ia mengimbau warga untuk tidak mengkhawatirkan program vaksinasi.
“Dari 3.367 yang sudah divaksin sampai Sabtu, hanya ada sembilan KIPI ringan berupa pegal-pegal. Ini menandakan bahwa vaksin ini bisa dibilang aman. Namun jika nanti ada gejala, ada sistemnya untuk melapor. Di kartu vaksinasi itu ada nomor yang bisa dihubungi. Tidak usah khawatir. Tetap kita pantau,” ujarnya. (*)
Ishaq/hantaran.co