Anggota DPRD Pessel Sebut Bupati Tidak Pro Pendidikan, Ada Apa?

PESSEL, hantaran.co – Anggota DPRD Pesisir Selatan (Pessel), Ikal Jonedi mengaku geram terhadap pemerintah daerah setempat yang terkesan lamban menyikapi kondisi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 28 Pasar Surantih, Kecamatan Sutera.

Lebih kurang delapan tahun bangunan belakang sekolah tersebut menjadi penahan ombak, hingga kini kata dia, belum ada solusi dari pemerintah daerah setempat melalui dinas terkait.

“Padahal Bupati Rusma Yul Anwar latar belakangnya adalah seorang pendidik. Bahkan beliau juga pernah menjadi Kadis Pendidikan. Namun faktanya, sampai sekarang persoalan ini tidak terselesaikan. Tidak ada sedikitpun itikad baiknya untuk mencarikan solusi terhadap bangunan sekolah yang terancam abrasi ini,” ujar Ikal Jonedi saat meninjau langsung kondisi SDN 28 Surantih, Selasa (28/2/2023).

Menurut Ikal, Bupati Rusma Yul Anwar bersama perangkat daerahnya mesti paham dan peka terhadap isu-isu pendidikan. Apalagi, terkait kondisi sekolah yang merupakan wadah proses belajar mengajar (PBM).

“Tentunya kondisi bangunan sekolah yang kokoh dan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas menjadi penyejuk saat anak-anak mengikuti proses belajar mengajar. Jangan ini hanya dijadikan jargon untuk menarik simpatik masyarakat di tahun politik saja. Semoga Bapak Bupati bisa menyikapi hal ini dengan baik,” ucapnya lagi.

Sebagai wakil rakyat di daerah setempat, Ikal sebelumnya sudah berupaya membangun batu penahan ombak dengan dana pokir miliknya sebanyak dua kali. Namun, hal tersebut tidak bertahan lama, karena terus saja tergerus ombak.

“Kondisi ini juga sudah saya sampaikan langsung ke BPBD, Dinas Pendidikan, PU, bahkan tingkat Balai. Namun hingga kini tidak ada tanggapan,” katanya.

Ia berharap, kondisi SDN 28 itu harus menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan. Sebab, ratusan murid dan puluhan guru masih memanfaatkan bangunan sekolah tersebut untuk proses belajar mengajar.

“Jika tidak direlokasi atau dicarikan solusinya, maka saya khawatir air pasang bakal masuk ke dalam sekolah sehingga mengganggu proses belajar mengajar siswa. Apalagi atapnya sebagian sudah ada yang bocor,” tuturnya.

Wali Nagari Surantih, Amsuardi, mengatakan hal senada, terkait kondisi bangunan sekolah tersebut, ia mengaku sudah sering mengusulkannya pada setiap kegiatan Musrenbang, baik di tingkat nagari maupun kecamatan. Namun, sampai saat ini belum ada realisasi.

“Ya, kami dari nagari juga sering mengusulkannya pada setiap Musrenbang. Namun belum ada tanggapan hingga saat ini,” katanya.

hantaran.co/*

Exit mobile version