Feature

Mahasiswa Kreatif, Sambil Kuliah Juga Beternak Itik

18
×

Mahasiswa Kreatif, Sambil Kuliah Juga Beternak Itik

Sebarkan artikel ini

Solok, Hantaran.Co – Disebuah sudut desa, dimana sorak riuh suara itik di pagi hari bergema dalam kandangnya. Mungkin bagi Sebagian orang ini biasa namun bagi seorang pengusaha kecil, suara itu merupakan satu tanda dari sumber kehidupan. Usaha itik petelur ini berlokasi di Jalan Rawang basung, galagah, Muaro Paneh, Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok.

Ide ini muncul dari pengamatannya sehari- hari. Dimana ia melihat telur itik selalu memilki pasar dan permintaan yang stabil. Selain itu penjualannya pun beragam mulai dari pengepul hingga pedagang pasar membuatnya yakin usaha ini punya peluang berkembang. Ditambah dukungan dari orang tua yang rela membantu membiayai pembangunan kendang.

Usaha dimulai pada 8 Februari 2023. Langkahnya berawal dari 25 itik yang dipelihara kemudian hingga tahun 2025 itik / bebek yang dikembang biakkan sudah mencapai 148 ekor. Dari jumlah itu , ada 102 ekor itik jenis ratu dan 46 ekor jenis Mojosari. Keduanya dikenal sebagai tipe unggul penghasil telur.

Memelihara itik bukanlah hal yang mudah, ancaman terbesar datang dari virus yang bisa saja merenggut seluruh sekandang itik dalam waktu singkat. Karena itu, ia begitu telaten menjaga kandang, memastikan sirkulasi udara lancar, lantai tetap kering serta memberi pakan pabrikan berkode N544 dari Perusahaan Pokphan.

“bebek itu gampang stress. Kalau stress produksi telurnya bisa menurun.” Ungkap, pemilik usaha itik, Raka Fajar Kurnia (6/10/2025).

Tak hanya soal pakan, pemuda kelahiran 1997 yang sedang berkuliah di salah satu perguruan tinggi di Padang ini juga sangat teliti dalam mengatur tata cara pemberian makan itiknya. Ia menggunakan pakan berkualitas jenis N544 dengan takaran harian yang disesuaikan kebutuhan nutrisi.

Selain itu, ia rutin menjaga kualitas air minum, kebersihan tempat pakan, dan wadah minum. Semua itu dilakukannya setiap pagi dan sore agar itik tetap sehat dan mampu menghasilkan telur yang baik serta berkualitas.

Dari 148 ekor itik, rata – rata produksi telur bisa mencapai ratusan per harinya, tergantung usia bebek petelur. Itik usia 15 bulan bisa menghasilkan 105 – 120 butir per hari namun saat mendekati itik/ bebek aktif usia 2 tahun turun sekitar 90 butir per hari.

Dalam hal pemasaran, Harga per butir telur itik dijual mulai dari Rp1.800 hingga Rp 2.500 per butir, tergantung bulan, cuaca, hinga permintaan dan kebutuhan kondisi pasar.Telur – telur itik ini banyak dipasarkan ke para pengepul dan pedagang di pasar lokal.

Namun, perjalanan usaha tidak semua mulus seperti yang diharapkan, fluktuasi (tidak stabil) harga dapat membuat pendapatan bulanan naik turun, meski per tahun cendrung naik secara Gambaran umum, tapi per bulan naik turun.

Pemasaran yang terbatas tak membuat jiwa muda pengusaha itik ini surut, walau menjual hanya ke para pengepul, pedagang pasar lokal,belum menembus pasar luar negeri, namun keyakinannya tetap teguh.

“Kalau bisa berkembang dengan skala lebih besar, ingin rasanya dapat membuka lapangan pekerjaan, “Ujar Raka yang saat ini merupakan mahasiswa semester 5.

Meski masih berstatus usaha kecil, kisahnya sebagai potret ketekunan UMKM yang bertahan di tengah fluktuasi pasar dan ancaman penyakit ternak. Dari kandang yang sederhana, ia merajut harapan besar bahwa telur telur itiknya kelak bisa membawa nama baik daerah, bahkan menembus pasar yang lebih luas.

Dengan begitu, pelaku usaha ternak bebek dapat terus punya kontribusi dalam penyediaan protein hewani untuk Masyarakat.(𝙁𝙞𝙩𝙧𝙞 𝙈𝙖𝙝𝙖𝙧𝙖𝙣𝙞 𝘿𝙚𝙡𝙛𝙞𝙖)