Sumbar Harus Waspada Bencana Selain Covid-19

Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, saat membuka acara simulasi penanggulangan bencana pada masa pandemi Covid-19 Tahun 2020 di Provinsi Sumbar Selasa (25/8), di salah satu hotel di Padang. HUMAS

PADANG, hantaran.co — Berada di tengah pandemi Covid-19 bukan berarti Sumbar tak memiliki ancaman bencana lainnya. Sehingga dibutuhkan mitigasi yang tepat apabila bencana itu datang tiba-tiba.

Hal itu dikatakan Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, saat membuka acara simulasi penanggulangan bencana pada masa pandemi Covid-19 Tahun 2020 di Provinsi Sumbar Selasa (25/8), di salah satu hotel di Padang.

“Simulasi ini adalah untuk membangun sistem dan koordinasi prosedur terkait penanggulangan Covid-19 serta bencana gempa bumi dan Tsunami di Sumbar,” ujarnya.

Simulasi ini, menurut Wagub, juga untuk meningkatkan kapsitas pemahaman, pengetahuan pemerintah daerah dalam membentuk koordinasi yang baik antar stakeholder dalam penanggulangan bencana khususnya terhadap ancaman gempa bumi dan tsunami pada masa pandemi Covid-19 ini.

Simulasi ini adalah bentuk inisiatif Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat melalui Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI Doni Monardo, supaya tidak lupa akan adanya bencana.

“Harapan kita pada Juli yang lalu sudah melandai total ternyata sekarang naik lagi. Kalau dilanjutkan PSBB lagi belum tahu, karena PSBB itu biayanya sangat besar, mulai dari mengawasi perbatasan, perlengkapan APD, perlengkapan, termasuk alat swab, juga tempat karantina,” ujar Nasrul Abit.

Nasrul Abit juga menyebutkan, adaptasi perubahan baru sangat tergantung bagi kedisiplinan diri, keluarga sehat, masyarakat sehat, dengan cara tetap jaga kebersihan dan mengikuti protokol kesehatan.

“Sumbar merupakan salah satu daerah rawan bencana alam, selain wabah pandemi Covid-19, sebelumnya juga sering terjadi gempa, dan juga tsunami di Mentawai,” katanya.

Untuk itu semua masyarakat Sumbar harus siap untuk menghadapi bencana, terlebih masyarakat yang berada di tepi laut yang berprofesi sebagai nelayan perlu adanya pemberitahuan atau edukasi kepada mereka bagaimana menghadapi ketika bancana alam terjadi terkhususnya tsunami. 

Dan latihan ini tentunya sangat baik dilakukan untuk mengetahui bagaimana cara kita menangani gempa dan tsunami apabila terjadi pada saat pandemi ini.

Teknis pelaksanaan simulasi tersebut dilaksanakan pada berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lengkap berjumlah 28 orang berasal dari BPBD, Relawan, Dinas Sosial, Dinas PUPR, TNI AD, TNI AU, TNI AL, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan Provinsi Sumbar, BMKG dan OPD terkait lainnya.

Isra/hantaran.co

Exit mobile version