Stunting Bukittinggi Terendah Kedua di Sumbar 

BUKITTINGGI, hantaran.co – Pemko Bukittinggi berhasil menekan prevalensi stunting di Bukittinggi pada 2022, dari angka 19 persen turun menjadi 16,8 persen.

Wali Kota Bukittinggi Erman Safar mengatakan, dari hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), prevalensi Balita Stunting Kota Bukittinggi pada 2021 sebesar 19 persen, dan pada tahun 2022 turun menjadi 16,8 persen.

Dengan penurunan prevalensi stunting yang cukup signifikan itu, menempatkan Kota Bukittinggi sebagai daerah dengan prevalensi stunting terendah kedua di Sumbar, atau berada satu tingkat di atas Kota Sawahlunto dengan prevalensi balita stunting terendah di Sumbar, yakni 13,7 persen.

“Alhamdulillah prevalensi stunting Bukittinggi turun menjadi 16,8 persen di 2022 dan menjadi daerah terendah kedua di Sumbar. Ini suatu perkembangan yang baik dalam upaya menekan kasus stunting di Bukittinggi,” kata Erman Safar,” Senin (6/3).

Menurutnya, sejak 2022 kasus stunting menjadi persoalan nasional yang harus di selesaikan pemerintah, termasuk Bukittinggi. Upaya yang dilakukan secara bersama selama ini menampakkan hasil positif.

“Apresiasi kepada SKPD terkait dan tim percepatan penurunan stunting yang telah bekerja maksimal. Dengan interfensi yang dilakukan, angka stunting Bukittinggi terus menurun. Akan terus diupayakan untuk menurunkan angka stunting, termasuk melahirkan generasi yang berkualitas dan menjadi pemimpin hebat di masa depan,” ujar Erman Safar.

Kepala Dinas P3APPKB Kota Bukittinggi, Nauli Handayani mengatakan, sejak 2022 berbagai upaya dilakukan Pemko Bukittinggi untuk menekan laju stunting. Upaya yang dilakukan itu antara lain, interfensi dengan sasaran ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 0 sampai 6 bulan, serta interfensi dengan sasaran anak usia 6 sampai 24 bulan.

“Juga dilakukan delapan aksi konvergensi dalam upaya pencegahan dan penurunan prevalensi stunting. Berbagai upaya yang dilakukan tersebut ternyata membuahkan hasil positif. Berdasarkan hasil SSGI 2021, prevalensi Balita Stunting Kota Bukittinggi berada diangka19 persen,  dan pada 2022 turun menjadi 16,8 persen,” ujarnya.

Menurutnya, meski angka stunting Bukittinggi berada diposisi terendah kedua di Sumbar, namun  pihaknya  tidak berpuas diri dan akan terus melakukan upaya percepatan penurunan stunting, serta melakukan interfensi yang lebih maksimal lagi agar angka stunting Bukittinggi semakin menurun.

Wetrizon/hantaran.co

Exit mobile version