Sidang Isbat 1 Ramadan 1442 H Digelar Hari Ini

Isbat

Penentuan Isbat. IST

JAKARTA, hantaran.co — Kementerian Agama (Kemenag) RI akan menggelar sidang Isbat penetapan awal puasa atau tanggal 1 Ramadan 1442 Hijriah hari ini, Senin (12/4). Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan akan memantau 34 titik lokasi untuk melihat hilal sebagai penentu awal bulan Ramadan 1442 H.

Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Kamaruddin Amin mengatakan, dalam sidang Isbat hari ini akan dilaksanakan secara dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring), karena penerapan pembatasan kegiatan akibat pandemi Covid-19. Sidang dijadwalkan sekitar pukul 16.45 WIB di Auditorium H. M Rasjidi, Gedung Kemenag, Jakarta.

“Sidang Isbat awal Ramadan dilaksanakan Senin 12 April, bertepatan 29 Syaban 1442 Hijriah. Karena masih pandemi sidang Isbat akan digelar secara daring dan luring,” ujarnya, dikutip kemenag.go.id, Minggu (11/4/2021).

Kamaruddin menjelaskan, sidang Isbat dilaksanakan sesuai dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 2 tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah. Dalam fatwa tersebut diatur, untuk pelaksanaan sidang Isbat awal Ramadan dilakukan pada tanggal 29 bulan Syaban.

Kamaruddin mengatakan, sidang Isbat akan diawali dengan seminar posisi hilal awal Ramadan dan pelaksanaan rukyatul hilal. Secara hisab, posisi hilal awal Ramadan 1442 H harus di atas ufuk berkisar antara 2 derajat 37 menit sampai 3 derajat 36 menit. Hasil hisab ini kemudian dikonfirmasi melalui Rukyatul Hilal yang akan digelar di 86 titik di seluruh Indonesia.

Kamaruddin menambahkan, Sidang Isbat akan dipimpin oleh Menag Yaqut Cholil Qoumas. Sidang yang dilaksanakan secara luring di Gedung Kemenag akan menerapakan protokol kesehatan yang ketat. Selain membatasi para peserta sidang dan tamu undangan, ruangan sidang juga sudah diseterilisasi dengan penyemprotan disinfektan.

Kamaruddin menyebutkan, sidang Isbat akan dihadiri Komisi VIII DPR, Mahkamah Agung, MUI, BMKG, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Badan Informasi Geospasial , Bosscha Institut Teknologi Bandung, Planetarium, Pakar Falak dari Ormas-ormas Islam, dan Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama.

“Juga turut hadir perwakilan dari 29 Duta Besar negara sahabat yang diundang. Kami berharap ada di antara mereka yang bisa hadir secara langsung dalam proses sidang,” ujarnya.

Direktur Urusan Agama Islam Kemenag,  Agus Salim menambahkan, pelaksanaan Sidang Isbat akan dibagi tiga tahap. Pertama, pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1442 H oleh anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kemenag. Sesi ini akan dimulai pukul 16.45 WIB dan dilakukan secara terbuka.

Agus melanjutkan, tahap kedua yaitu, sidang Isbat awal Ramadan yang dijadwalkan setelah Salat Magrib. Tahapan ini digelar secara tertutup. “Tahap ketiga, konferensi pers hasil sidang Isbat oleh Menteri Agama yang akan disiarkan TVRI, RRI, dan sosial media Kemenag,” katanya.

Agus menyebutkan, untuk pemantauan hilal Ramadan 1442 H akan dilaksanakan di 86 lokasi dari 34 provinsi. Pemantauan akan dilakukan oleh  petugas dari Kanwil Kemenag dan Kemenag Kabupaten/Kota yang bekerjasama dengan Pengadilan Agama, ormas Islam serta instansi terkait setempat. Di Sumatra Barat pemantauan hilal akan dilakukan di Gedung Kebudayaan Provinsi di Kota Padang.

Muhammadiyah Sudah Menetapkan

Sementara itu salah satu Ormas Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah, berdasarkan Maklumat nomor 01/MLM/I.0/E/2021 yang ditandatangani Ketua Umum Haedar Nashir dan Sekretaris PP Agung Danarto telah menetapkan awal puasa atau 1 Ramadan 1442 jatuh pada 13 April 2021 Masehi.

“Pimpinan pusat Muhammadiyah dengan ini mengumumkan awal Ramadan, Syawal dan Zulhijah berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid,” bunyi Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Berdasarkan hasil hisab di Yogyakarta, sambung Maklumat tersebut, terlihat tinggi bulan pada saat terbenam =03 derjat 44′ 38″ yang menunjukan hilal sudah wujud, dan bulan sudah berada di atas ufuk saat matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia.

Sementara itu, BMKG menyatakan akan memantau 34 titik lokasi untuk melihat hilal sebagai penentu awal bulan Ramadan 1442 H. Menurut BMKG, peristiwa konjungsi geosentrik atau konjungsi itjima’ terjadi pada hari Senin, 12 April 2021 pukul 09.30 WIB atau pukul 10.30 WITA atau pukul 11.30 WIT yaitu saat nilai bujur ekliptika Matahari dan Bulan tepat sama 22, 412 derajat.

Sementara itu, periode sinodis Bulan terhitung sejak konjungsi sebelumnya hingga konjungsi yang akan datang yaitu 29 hari 16 jam 10 menit. Lalu waktu terbenam Matahari dinyatakan ketika bagian atas piringan Matahari tepat di horizontal teramati. Di wilayah Indonesia tanggal 12 April 2021, waktu Matahari terbenam paling awal pukul 17.37 WIT di Merauke, Papua dan waktu Matahari terbenam paling akhir adalah 18.46 WIB di Sabang, Aceh.

“Dengan memerhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam tanggal 12 April 2021 di wilayah Indonesia,” ujar BMKG dalam siaran persnya.

BMKG menjelaskan, bahwa ketinggian hilal untuk pengamatan di antara 60 derajat Lintang Utara sampai 60 derajat Lintang Selatan saat Matahari terbenam di masing-masing lokasi pengamat di permukaan Bumi pada tanggal 12 April 2021. Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 12 April 2021 berkisar antara 2,62 derajat di Jayapura, Papua sampai dengan 3,66 derajat di Tua Pejat, Sumatra Barat. (*)

hantaran.co

Exit mobile version