PADANG, hantaran.co – Sempat absen berproduksi pada lebaran tahun 2020, Kue kering Rose kini kembali hadir untuk memenuhi kerinduan pelanggannya. Sejak awal Ramadan lalu, rumah di Jl. HOS Cokroaminoto no.75 Padang, tempat di mana Kue Rose diproduksi, memulai lagi aktivitasnya.
Sejumlah pekerja dengan menggunakan masker dan penutup kepala, tampak sibuk mengerjakan tugas mereka masing-masing, Sabtu (17/4). Produsen Kue Rose, Linda, Mary, dan Yanita sengaja datang dari Jakarta ke Padang, untuk memproduksi pembuatan kue kering yang sangat disukai warga Sumbar ini untuk hidangan lebaran mereka.
“Tahun 2020 lalu, kami tak berproduksi, karena saat itu sedang berlangsung Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Indonesia. Wabah virus corona membuat kita semua tak bisa keluar rumah dan tak bisa berproduksi,” kata Linda kepada Haluan, saat itu.
Padahal, lanjutnya, pada saat itu, para pelanggannya banyak yang menelpon, apakah Kue Rose diproduksi atau tidak. Bahkan ada pelanggan yang selalu lewat di depan rumah ini, dan melihat kalau-kalau kami berproduksi saat itu. Mereka sudah ingin membeli Kue Rose untuk dinikmati bersama keluarga, meski tak bisa berlebaran ke mana-mana.
Untunglah pada Ramadan kali ini, Linda dan saudara-saudaranya bisa mudik ke Padang untuk membuat kue legendaris itu. Sehingga, kerinduan para pelanggan bisa terobati.
Untuk harga kue, menurut Linda, bervariasi, mulai dari Rp40 ribu per kotak. Sedangkan jenis-jenis kue yang diproduksi masih tetap seperti tahun-tahun sebelumnya.
Jenis kue yang diproduksi setiap tahun antara lain kue semprit, aster, nastar, keju, spekulas, corn flakes, koya, kenari dan skippy. Harganya bervariasi, mulai dari Rp40 ribu per kotak.
Ia juga menjamin, kue kering yang diproduksinya selalu menggunakan bahan-bahan berkualitas, halal dan tidak memakai bahan pengawet. Uniknya Kue Rose karena proses pembakarannya secara tradisional dengan menggunakan oven batu.
(Atviarni/Hantaran.co)
