JAKARTA, hantaran.co – Pemerintah melalui Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief menyebut, besaran kuota haji reguler dan khusus sudah ditentukan sejak awal oleh pemerintah Arab Saudi melalui sistem e-Haj. Adapun Indonesia pada 2022 ini mendapat kuota haji 100.051 jemaah.
Kendati demikian, Pemerintah Arab Saudi melalui e-Haj mencantumkan kenaikan biaya mahsyar menjadi 5.656 riyal per jemaah untuk 2022. Hal tersebut menjadi polemik baru, pasalnya Pemerintah Indonesia dan Komisi VIII DPR RI telah sepakat sebesar 1.531 riyal per jemaah.
Dalam rapat kerja bersama Kementrian Agama, Selasa (31/5/2022), Komisi VIII DPR RI menyetujui penambahan anggaran tersebut untuk melunasi kekurangan yang mencapai 4.125 riyal per jamaah atau secara keseluruhan sebesar 380 juta riyal setara dengan kurs saat ini sekitar Rp1,4 triliun.
Anggota Komisi VIII DPR RI Lisda Hendrajoni mengatakan, keputusan tersebut sudah sangat tepat diambil mengingat waktu keberangkatan bagi jemaah kloter I asal Indonesia sangat mendesak yakni pada 4 Juni mendatang.
“Ruang negosiasi dan tawar menawar dengan pihak Arab Saudi terkait besaran biaya haji sudah sangat sempit, hal ini mengingat pemberangkatan jemaah haji kloter pertama akan dilakukan pada 4 Juni mendatang. Jadi, kami di Komisi VIII sepakat untuk penambahan biaya tersebut,” ujar Lisda.
Lisda menyebut, lonjakan biaya penyelenggaraan haji kali ini sangat memberatkan keuangan negara. Namun, hal itu dapat diatasi bersama sehingga 100 ribu lebih calon jemaah haji asal Indonesia tetap dapat diberangkatkan ke tanah suci tahun ini.
“Jangan sampai batal lagi tahun ini. Sebab, sudah diumumkan keberangkatan untuk 100.000 calon jemaah haji asal Indonesia. Dan persiapan kita sudah matang. Soal nanti memberatkan keuangan negara dapat kita selesaikan secara bersama. Yang paling penting jemaah harus berangkat tahun ini, dan tidak boleh terlantar lagi di tanah suci karena persoalan keuangan,” ucap Srikandi NasDem itu.
Namun demikian, anggota DPR RI asal Sumatera Barat (Sumbar) ini sangat menyayangkan keputusan pemerintah Arab Saudi tersebut. Lisda menilai, biaya penyelenggaraan ibadah haji tahun ini sangat tinggi, sehingga selisih tersebut sangat jauh dari prediksi biaya haji yang disiapkan pemerintah Indonesia sebelumnya.
“Ya, sangat disayangkan, karena jauh sekali naiknya dari perkiraan kami. Apalagi Pemerintah Arab Saudi mengumumkannya sangat dekat sekali dengan jadwal keberangkatan para jemaah. Namun, Alhamdulillah dapat diatasi,” tuturnya.
Menurut Lisda, terkait kenaikan biaya tersebut tidak akan dibebankan kepada jemaah sepeser pun, namun sudah ditanggung oleh pemerintah.
“Jadi, para calon jemaah haji jangan terpancing dengan isu-isu yang menyesatkan atau hoax. Sebab, biaya ini tidak dibebankan kepada jemaah. Jemaah cukup fokus saja kepada ibadah haji dan menjaga kesehatan, sehingga selamat sampai tujuan. Semoga menjadi haji yang mabrur sesampai di tanah air,” kata Lisda seraya mengucapkan Aminn.
hantaran/*