Penimbangan Massal Balita, Upaya Dinkes Kabupaten Solok Mendata Stunting

penimbangan massal dinkes solok stunting

Bupati Solok Epyardi Asda saat berinteraksi dengan sejumlah anak yang ikut gebyar penimbangan massal di Islamic Center Koto Baru, Kabupaten Solok

SOLOK, hantaran.co—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok mempunyai pekerjaan besar dalam mengatasi kasus stunting (kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya).

Hal ini berkaitan dengan angka stunting yang mencapai 40,1 persen di Kabupaten Solok berdasarkan Data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021.  Ini berarti setiap 10 kelahiran anak, 4 diantaranya mengalami stunting.

Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Zulhendri mengatakan, saat ini Dinkes Kabupaten Solok bersama OPD terkait termasuk tim TP-PKK berupaya melakukan pendataan. Hal ini mulai dilakukan dengan cara penimbangan masal pada balita.

“Ada sekitar 30806 balita yang akan kami timbang, untuk itu perlu peran kita semua untuk melakukannya. Ini akan kami lakukan mulai hari ini sampai 2 minggu ke depan,”ujarnya saat pembukaan Gebyar Penimbangan Massal di Islamic Center Koto Baru, Kabupaten Solok pada Kamis (11/8/2022).

Diungkapkannya, dengan penimbangan massal tersebut ditargerkan seluruh balita di Kabupaten Solok terdapat data satu nama, satu alamat. Sehingga mudah dipetakan anak yang sehat dan yang mengalami stunting.

“Jadi ini mudah untuk pemetaannya, target 100 persen, by name by addres. Jadi bagi ibu-ibu yang tidak bisa pergi ke posyandu atau ke lokasi penimbangan akan kami datangi langsung ke rumah,”kata Zulhendri.

Dijelaskannya, jika dalam penimbangan tersebut ditemukan anak yang stunting maka tim akan melakukan penelusuran.

“Bagi yang stuting dan diketahui penyababnya maka itu kami berikan pelayanan kesehatan,”ucapnya.

Ketua TP PKK Kabupaten Solok, Emiko Epyardi Asda menyampaikan, dengan adanya penimbangan masal anak dapat ditemukan secara dini kasus stunting dan diharapkan dapat mengatasinya.

“Kita ketahui bahwa Kabupaten Solok merupakan salah satu dari 160 kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang ditetapkan sebagai Kabupaten Lokus Stunting. Dimana terdapat sebesar 40,1 persen balita stunting di Kabupaten Solok. Pencegahan stunting merupakan tugas kita bersama, peran serta kerjasama antara pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam mensukseskan pencegahan stunting,”ucapnya.

Disampaikannya, pencegahan stunting perlu dilakukan sejak dini, dimulai dari awal masa kehamilan bahkan dari masa pra nikah atau masa remaja.

“Kepada seluruh kader kesehatan dan PKK kami harapkan agar selalu bisa mensosialisasikan pencegahan stunting di tengah-tengah masyarakat. Mari kita sukseskan bersama bulan gebyar penimbangan massal Kabupaten Solok guna mensukseskan generasi muda bebas stunting,”kata Emiko.

Sementara Bupati Solok Epyardi Asda meminta, semua pihak termasuk semua OPD yang berkaitan dengan masyarakat untuk bekerja sama dalam menekan angka stunting.

Karena bagi Epyardi, lahirnya pemimpin itu dimulai dengan generasi yang sehat dan cerdas. Untuk itu generasi saat ini mesti sehat baik fisik dan akalnya.

“Kita tak ingin generasi kita ini lemah. Stunting harus berkurang di Kabupaten Solok ini. Di masa kepemimpinan saya ini, angka stunting harus turun. Ini perlu kerja sama kita semua. Termasuk untuk para kader posyandu yang menjadi ujung tombak kita,”tuturnya.

(Dafit/Hantaran.co)

Exit mobile version