Pemprov Sumbar Bakal Bangun Rest Area di Perbatasan Padang – Solok

Macet

Kendaran yang akan melintasi jalur Padang - Solok dan sebaliknya harus berhati-hati karena tumpaha CPO di Panorama I Sitinjau Lauik Selasa (16/2/2021). IST

PADANG, hantaran.co — Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Pemprov Sumbar) berencana membangun rest area di perbatasan Padang-Solok untuk menampung kendaraan, terutama truk, sebelum memasuki penurunan curam Sitinjau Laut.

Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah mengatakan, pembangunan rest area ini guna menekan angka kecelakaan yang masih sering terjadi di kawasan Sitinjau Lauik. Hal tersebut lantaran banyak truk yang terpaksa berhenti di bahu jalan sebelum penurunan Sitinjau Lauik untuk memeriksa kondisi kendaraan.

“selain itu, sebagian sopir juga memilih untuk beristirahat agar lebih segar dan fokus saat menuruni Sitinjau Lauik,” katanya saat meninjau lokasi rencana pembangunan rest area, Sabtu (27/11).

Ia mengatakan, Dinas Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang Sumbar sudah melakukan survei pada tiga titik untuk lokasi pembangunan di perbatasan Solok-Padang, yang nantinya akan dinilai lokasi mana yang paling tepat untuk dibangun.

Menurut Mahyeldi, pada 2022 semua persyaratan untuk pembangunan, seperti Detail Engineering Design (DED) akan disiapkan agar pembangunan fisik bisa segera dilakukan pada 2023. “Mudah-mudahan dengan adanya rest area tersebut bisa membantu mengurangi tingkat kecelakaan yang melibatkan truk di penurunan curam Sitinjau Lauik,” ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sumbar, Heri Nofiardi mengatakan, penurunan Sitinjau Lauik merupakan salah satu penurunan yang sangat curam di Sumbar dengan tingkat kecelakaan cukup tinggi.

Mobilitas kendaraan besar, seperti truk di jalur tersebut sangat tinggi, karena menghubungkan beberapa daerah di Sumbar dengan ibu kota provinsi. Kendaraan dari luar provinsi yang menuju Padang, seperti dari Pulau Jawa, Lampung, Palembang, hingga Jambi harus melewati jalur itu. Hal ini karena jika memilih jalur lain akan memutar sangat jauh.

Kondisi turunan yang sangat curam dan berkelok-kelok membuat sopir harus ekstra hati-hati. Kondisi kendaraan terutama rem harus benar-benar “sehat”. Bahkan banyak sopir dari luar provinsi yang terpaksa menyewa jasa sopir lokal khusus di penurunan Sitinjau Lauik.

“Rest area ini bisa sekaligus menjadi tempat untuk memeriksa kondisi kendaraan sebelum memasuki turunan Sitinjau Lauik,” ujar Heri. (*)

Hamdani/hantaran.co

Exit mobile version