Pemko Pariaman Janji Penuhi Kebutuhan Tiga Bersaudara yang Alami Rapuh Tulang

PARIAMAN, hantaran.co — Usai Kaolresta Pariaman, kini giliran Pemerintah Kota Pariaman yang berjanji akan membantu tiga orang bersaudara yang mengalami rapuh tulang di Desa Cubadak Mentawai, Kota Pariaman.

Pelaksana Tugas Wali Kota Pariaman, Mardison Mahyuddin, memastikan setiap bulan akan ada bantuan yang diberikan oleh pemerintah.

“Pemerintahan Kota Pariaman pastikan akan ada bantuan setiap bulan kepada anak kita yang menderita rapuh tulang ini,” kata Mardison saat menyambangi tiga anak itu di kediamanya Rabu (21/10/2020).

Mardison menyampaikan, selain bantuan yang disalurkan tersebut pihaknya juga akan terus melakukan pemantuan terhadap kesehatan anak ini setiap saat melalui kepala desa, camat dan sebagainya.


“Kita pantau terus, jangan sampai baik itu segi kesehatannya atau segi kebutuhan dari anak-anak kita ini,” katanya.

Mardison juga mengajak para dermawan untuk bisa sama-sama meringankan beban keluarga ini dalam memenuhi kebutuhan dan biaya pengobatan untuk tiga anak yang menderi rapuh tulang semenjak kecil ini.

Sebelumnya, Iqbal (19), Ridwan (17), dan Dila (15). Warga Desa Cubadak Mentawai, Kota Pariaman itu adalah anak keempat, kelima, dan keenam dari Azwardi (62) dan sang istri yang telah berpulang ke Rahmatullah sejak sepuluh tahun silam.

“Anak-anak saya ini menderita penyakit rapuh tulang, sehingga rentan dan sering mengalami patah tulang. Bahkan kejadian patah tulang sudah sampai dua puluh kali terjadi di sekujur tubuh,” kata Azwardi saat Haluan berkunjung ke rumah sederhana miliknya, Senin (19/10/2020).

Meski dalam kondisi sangat memilukan, ketiga kakak beradik itu sama sekali tak kehilangan semangat hidup. Ketiganya masih ceria dan saling melepas canda. Menurut sang Ayah, ketiganya tetap berkomunikasi dan bermain selayaknya teman sebaya mereka. Meski memang, semuanya dilakukan dalam kondisi serba keterbatasan.

Iqbal yang hampir berusia 20 tahun pun kerap pergi bermain dengan teman sebayanya dengan kendaraan kursi roda reot, yang untuk naik ke atasnya pun mesti dibantu dan didorong oleh rekan-rekan sepermainan.

“Kalau di rumah, untuk pindah-pindah itu mereka menggeser badan dengan kepala. Tulang-tulang yang bekas patah tidak bisa normal lagi. Untuk buang air kecil pun, tempat buangnya itu saya buat sendiri. Tapi alhamdulillah mereka tetap belajar di rumah. Terutama belajar baca Alquran. Ketiganya sudah bisa dengan lancar,” kata Azwardi lagi. (*)

Yuhendra/hantaran.co

Exit mobile version