Pasien Diminta Tak Pilih-Pilih RS

Pasien. Ilustrasi

Kami minta masyarakat tidak memilih-milih rumah sakit. Kalau RS yang satu sudah penuh, bisa dirujuk ke RS lain. Masih banyak kok RS rujukan yang tersedia. Toh, dari segi pelayanan tidak ada bedanya. Jadi, tidak ada alasan bagi masyarakat untuk pilih-pilih.

Arry Yuswandi

Kepala Dinkes Sumbar

PADANG, hantaran.co — Meski angka positif Covid-19 masih terbilang tinggi, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar menjamin ketersedian tenaga kesehatan (nakes) sejauh ini masih memadai. Sementara, untuk mengatasi kekurangan nakes di beberapa rumah sakit (RS) rujukan penanganan, Dinkes Sumbar masih bisa menanggulangi dengan metode tambal-sulam.

Kepala Dinkes Sumbar Arry Yuswandi kepada Haluan menyatakan, kendati beberapa RS rujukan mengaku kekurangan nakes, tetapi saat ini masih banyak RS rujukan lain yang masih kosong, sehingga nakes yang bertugas di RS tersebut dapat diberdayakan ke RS yang mengalami kekurangan.

“Untuk sementara, kami kira jumlah nakes untuk menangani pasien Covid-19 masih cukup memadai. Mungkin ke depan, kalau memang sudah sulit betul, akan kami carikan solusinya,” kata Arry, Kamis (17/9).

Arry menyebutkan, kekurangan nakes yang terjadi di beberapa RS rujukan, terjadi bukan semata karena tingginya kasus Covid-19 dalam dua bulan terakhir. Akan tetapi, juga disebabkan banyak warga yang terkesan pilih-pilih rumah sakit. Akibatnya, sebagian RS kelebihan pasien, sedang sebagian lain justru kekurangan pasien.

Lagi pula, ucapnya, walau pun pasien Covid-19 terus bertambah, di sisi lain jumlah pasien sembuh juga tidak kalah banyak. Sirkulasi pasien positif dan pasien sembuh ini juga membuat RS menjadi tidak kelebihan kapasitas, sehingga RS juga tidak terlalu kekurangan tenaga.

“Untuk itu, kami juga meminta masyarakat untuk tidak memilih-milih rumah sakit. Kalau memang RS yang satu sudah penuh, kan bisa dirujuk ke RS lain. Masih banyak kok RS rujukan yang tersedia. Toh, dari segi pelayanan sebenarnya tidak ada bedanya. Jadi, tidak ada alasan bagi masyarakat untuk pilih-pilih RS rujukan Covid-19,” tuturnya.

Di sisi lain, Direktur RS Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi dr. Khairul mengatakan, pihaknya telah menerima kembali tambahan 20 orang perawat. Namun demikian, RSAM tetap masih kekurangan nakes di sejumlah unit kerja.

“Kami sudah terima tambahan nakes sebanyak 20 orang, tapi semuanya perawat. Sementara ini kami masih kekurangan di tenaga laboratorium dan radiografer atau tenaga rontgen,” ujarnya lagi.

Ia mengatakan, saat ini ketersedian tempat tidur di RSAM saat ini sebanyak 50 tempat tidur. Dengan jumlah itu, apabila dibandingkan dengan ketersedian nakes, khususnya perawat, masih terbilang memadai.

Hal ini, kata Khairul, lantaran sebagian besar nakes yang sebelumnya diistirahatkan karena terpapar Covid-19, telah sembuh dan dapat bekerja seperti semula.

“Kalau untuk 50 tempat tidur, jumlah nakes yang kami miliki sekarang Insya Allah masih mencukupi. Tetapi jika kapasitasnya ditambah, jelas ketersedian nakes kami tidak akan mencukupi. Jika ditambah, untuk ruangannya sudah tersedia. Hanya saja SDM-nya yang kurang,” ujar Khairul. 

Sebelumnya, beberapa rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 mengajukan permohonan bantuan tambahan nakes kepada Pemprov Sumbar. Di antaranya RSUP Dr. M. Djamil dan RSAM Bukittinggi. Menjawab permohonan itu, Pemprov melalui Dinkes Sumbar meminta manajemen rumah sakit ikut membuka peluang merekrut tambahan tenaga secara mandiri.

Jangan Tutup RS

Sebelumnya, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno meminta agar manajemen RS tak tergesa-gesa menutup layanan meski ada beberapa orang nakes yang terpapar Covid-19. Hal itu disampaikan gubernur dalam Surat Edaran (SE) Gubernur Sumbar Nomor 360/209/Covid-19-SBR/IX-2020, tentang Kewajiban Memberikan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit dan Puskesmas dalam Masa Pandemi Covid-19 tertanggal 15 September 2020.

“Apabila ditemukan tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif Covid-19, diminta untuk tidak tergesa-gesa menutup atau pun menghentikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat,” sebut IP dalam SE tersebut.

Dalam SE itu, IP memberikan solusi saat keadaan memaksa RS karena banyaknya nakes yang positif Covid-19. Yaitu, segera berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan kabupaten/kota dan provinsi untuk pengaturan teknis lebih lanjut agar pelayanan kesehatan bagi masyarakat di daerah dapat terus berjalan.

Imbauan senada juga disampaikan Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Wilayah Sumbar Yusirwan Yusuf, yang juga Direktur Utama RSUP Dr. M Djamil Padang. Ia menilai, penutupan layanan apalagi penutupan RS di masa melawan Covid-19, sebagai hal yang seharusnya tak terjadi.

“Kita selaku pimpinan rumah sakit, wajib menjaga keselamatan anak-anak kita (tenaga kesehatan-red). Tapi untuk urusan emergency, saya harap pimpinan RS harus tegas. Ini terkait sumpah kita untuk memberikan pelayanan 24 jam kepada masyarakat yang membutuhkan. Apalagi dalam kondisi darurat,” kata Yusirwan Rabu (16/9).

Yusirwan juga mengatakan, sebagai solusi untuk petugas yang terpapar Covid-19, bisa digantikan oleh petugas yang di rawat inap dan rawat jalan. “Jika perlu kita-kita yang di manajemen rumah sakit turun, membantu petugas di IGD. Jadi penutupan IGD dan poli tidak perlu dilakukan,” kata Yusirwan lagi.

Ia pun mengajak seluruh pihak, agar bersatu dalam situasi yang sangat rumit di tengah wabah Covid-19. “Kita sudah prediksi dampak Covid-19 ini sebelumnya. Sekarang kejadiannya begini, maka mau tidak mau giliran tenaga medis berjibaku melayani. Semoga Allah segera mengakhiri wabah ini,” katanya lagi.

Hamdani/hantaran.co

Exit mobile version