Pandemi Corona, Warga Rusunawa di Padang Menunggak Uang Sewa

rusunawa

RUSUNAWA - Pengendara melintas di samping rusunawa, Jalan Purus IV, Padang, Selasa (6/10). Meski dalam masa pandemi Covid-19, hunian rusunawa Purus masih penuh, dengan harga sewa yang tidak kunjung turun. TIO FURQAN

PADANG,Hantaran.co–Situasi dan kondisi Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Kota Padang saat pandemi Covid-19 kian memprihatinkan. Baik dalam segi tingkat hunian kamar, maupun dalam kedisiplinan pembayaran uang sewa.

Kepala UPT Rusunawa Sahurman pada Hantaran, Rabu (7/10) menyebutkan, saat ini di Kota Padang ada dua dari tiga titik rusunawa yang tingkat huniannya menurun. Dua tersebut berada di Pasia Nan Tigo dan di Lubuk Buaya.

“Khusus rusun Purus tingkat huniannya masih sama seperti biasa. Namun dua lagi memang terjadi penurunan tingkat hunian. Akan tetapi untuk pembayaran uang sewa saat ini ketiga titik rusun mengalami perlambatan,” ungkap Sahurman.

Ia menjelaskan, perlambatan terjadi karena warga rusun mengeluhkan dengan uang sewa yang tidak diturunkan atau didiskon. Dengan kondisi pandemi tersebut warga masih dibebankan dengan uang sewa seperti biasanya sesuai tingkatnya.

“Sebaimana yang kita ketahui bahwa warga rusun ini tergolong Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Banyak masalah selama pandemi ini, ada yang berhenti bekerja, ada yang part time saja dan ada yang berjualan namun saat sepi tidak berpenghasilan. Jadi, hal tersebut berpengaruh terhadap pembayaran uang sewa. Mereka berharap adanya diskon harga atau turun harga sewa, sedangkan kebijakan pemerintah belum ada ke arah itu,” terangnya.

Dengan kondisi tersebut, Sahurman sedikit memberikan kelonggaran terhadap pembayaran uang sewa. Jika ada warga rusun yang biasanya taat membayar tepat waktu, terpaksa molor. Bahkan ada yang sudah berbulan-bulan belum melunasi uang sewa.

“Sementara ini kami masih memberikan kelonggaran terhadap waktu pembayaran, namun kami tetap tegaskan soal kedisiplinannya. Jika yang menunggak belum diangsur sedikitpun nanti kami akan berikan surat teguran,” sambungnya.

Sahurman menuturkan, saat ini sudah ada warga rusun yang mendapatkan Surat Peringatan (SP) 2 karena sudah menunggak banyak. Jika masih tidak ada pembayaran, maka akan dilanjutkan kepada SP 3 hingga tindakan lainnya.

“Kami lihat dulu bagaimana pergerakannya. Jika tidak nanti ujung-ujungnya bisa saja pemutusan listrik atau bahkan penggembokan seperti dulu yang pernah kami lakukan bagi warga yang terlalu banyak menunggak,” tandasnya.

(Winda/Hantaran.co)

Exit mobile version