Mengembalikan Kejayaan Kentang Kabupaten Solok

petani kabupaten solok

Bupati Solok Epyardi Asda bersama anggota DPR RI Athari Gauhti Ardi saat mendengar penjelasan dari Prof Irfan Suliansyah tentang kentang

 

Kabupaten Solok pernah menjadi sentra penghasil kentang unggulan di Sumatera Barat.  Produksinya melimpah, mampu dijual hingga ke tanah Jawa, tapi itu terjadi beberapa tahun lalu.

Kini produksi kentang meredup. Tak banyak petani yang bertanam. Ada alasannya, mulai dari harga jual hingga benih yang langka.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Solok, pada 2015 produksi kentang mencapai 50865 ton per tahun. Namun, pada 2019 menurun menjadi 39 285 ton.

Bagi banyak petani, keuntungan yang besar dan cepat menjadi tolak ukur untuk mereka memilih jenis tanaman. Selain itu ketersedian benih tak kalah penting.

Syamsul (45) salah satu contohnya, petani di Alahan Panjang ini lebih memilih bertanam bawang merah dari pada kentang. Menurutnya, saat ini bawang merah memiliki nilai jual yang tinggi dibanding kentang.

“Bagi kami tentu memilih menanam yang lebih menguntungkan. Dan saat ini bawang merah masih bagus (harganya),”ucapnya.

Syamsul mengungkapkan, ia dulu pernah bertanam kentang. Namun, karena sering mengalami kesusuhan dalam mencari benih ia pun beralih ke bawang merah.

“Benihnya kadang ada kadang susah juga nyarinya. Sementara kami kan harus tetap lanjut bertanam untuk memenuhi kebutuhan keluarga,”ucapnya.

Fenomana ini mulai terjadi pada 2018 hingga saat ini. Wilayah yang menjadi sentra kentang seperti di Alahan Panjang kini mulai dipenuhi oleh tanaman bawang merah.

Luas lahan bawang merah pada 2019 tercatat 9223 hektare, sementara kentang hanya 1962 hektare.

Kabid Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Solok, Musmulyadi mengatakan, Alahan Panjang, Lembang Jaya, dan Lembah Gumanti dahulunya adalah kawasan kentang. Namun, sejak 2010 mulai menggeliatnya bawang merah.

“Jadi hingga kini masih dikuasai oleh bawang merah. Tapi dalam satu tahun terakhir ini mulai muncul kondisi yang berpengaruh pada produksi bawang merah. Salah satunya cuaca beberapa tahun ini anomali,dimana cuaca bisa hujan, lalu tiba-tiba panas, lalu bisa hujan lagi. Jadi memang kondisi seperti ini berpengaruh pada produksi bawang merah,”ucapnya.

Diungkapkannya, imbas dari anomali menyebabkan petani bawang merah lebih cenderung memakai racun lebih banyak dan keras. Dimana akhirnya biaya menjadi lebih tinggi. Sehingga salah satu solusinya beralih bertanam kentang.

“Sehingga kini mulai banyak petani yang beralih ke kentang. Karena bawang merah sudah stagnan, karena banyak faktor yang membuat mulai tidak stabil. Tiga hari saja kabut bisa berimbas ke bawang. Sementara harga cenderung rendah, karena saat ini cabe jawa juga panen raya, jadi petani cenderung rugi sekarang,”ucapnya.

Dijelaskannya, kalau kentang harganya stabil, jika pun turun tidak pernah terjun bebas (merosot).Begitu juga kalau harga naik juga tidak terlalu tinggi, modal pun tidak sebanyak bawang. Penyakit tidak sebanyak bawang sehingga resiko gagal rendah.

“Tapi kalau bawang harganya lagi naik itu bisa saja petani bisa beli mobil, tapi kalau rugi ya lumayan juga. Kalau kentang memang tidak seuntung bawang tapi lebih stabil dan rendah resiko,”kata Mus.

Benih Kentang di Solok

Peluang seperti inilah dilihat oleh Pemkab Solok dan Unand. Kejayaan kentang di Kabupaten Solok bisa dikembalikan.

Mus menyampaikan, kebutuhan kentang di Sumbar hanya cukup untuk komsumsi lokal, bahkan ada yang masuk kentang dari luar. Seharusnya kentang  Solok bisa masuk ke Jambi ke Riau.

“Kalau dulu kentang kita sampai ke jawa. Bahkan kadang ada juga kentang dari kita tapi dibawa oleh daerah lainnya lalu memakai nama daerah itu untuk dijual ke Jawa.

Dinas Pertanian Kabupaten Solok, bersama Fakultas Pertanian Unand bekerja sama mengembangkan benih kentang.

Bupati Solok Epyardi Asda saat melihat pembenihan kentang

Dede Deperiky dari Fakultas Pertanian Unand dibawah binaan Prof Irfan Suliansyah berhasil mengembangkan sistem aeroponik robotik.

Di mana dengan pengembangan sistim aeroponik robotik , penggunaan metode tersebut selain bisa melancarkan ketersediaan bibit sekaligus bisa mempercepat masa tanam bagi para petani.

Pengembangan kentang dengan sistim tersebut telah mulai diujicobakan dengan kelompok tani Harapan Baru di Alahan Panjang.

Dalam uji coba tersebut, petani kelompok telah melakukan penanaman benih kedua untuk dikembangkan lagi menjadi bibit baru.

Prof Irfan menyebutkan, bahwa penggunaan sistim tersebut akan mempermudah para petani untuk mendapatkan bibit kentang yang unggul.

Ia menjelaskan, penyebab kurangnya masyarakat petani khususnya di Nagari Alahan Panjang untuk mengembangkan pertanian kentang adalah susahnya mencari bibit unggul.

Petani Sumatera Barat umumnya masih membeli bibit kentang dari pulau Jawa, dan itu hanya bisa dikembangkan sekali tanam.

” Namun kini kita mengembangkan sistim tersebut di sini, maka kita tidak perlu membeli ke luar daerah dan bisa kita kembangkan kepada seluruh petani atau kelompok tani lainnya. Otomatis kita mampu menyuplai bibit bagi petani kita sendiri,” sebutnya.

Tambahnya, mengembangkan komoditi kentang kepada masyarakat petani akan lebih cepat membantu masyarakat dalam meningkatkan perekonomian. Sebab dipasaran harga jual kentang relatif stabil dan biaya pengolahannya pun tidak membutuhkan biaya yang besar, dibandingkan dengan menanam bawang yang membutuhkan biaya besar dan dengan harga jual yang tak menentu.

” Menanam kentang akan memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan menanam bawang. Di samping biaya pengolahan yang tidak besar, nilai jualnya pun dipasaran relatif stabil, ” tambah Irfan.

Bupati Solok Epyardi Asda menyebutkan tertarik dengan pola pengembangan kentang dengan sistim aeroponik tersebut.

Menurutnya penerapan pola tersebut nantinya akan memutus ketergantungan petani terhadap bibit luar.

Dikatakannya ia akan segera memerintahkan dinas terkait untuk melakukan kajian dan koordinasi lanjutan. Menurutnya ia membutuhkan program inovasi pada setiap SKPD.

“Saya sudah perintahkan dinas terkait untuk melakukan koordinasi lanjutan, silahkan hitung seluruh kebutuhan dan anggarkan untuk tahun 2022. Saya ingin program ini secepatnya diberikan kepada petani, mengingat pertanian adalah program prioritas dalam masa pemerintahan saya ini, ”ucapnya.

“Seperti sama-sama kita ketahui, orang di luar sana bisa bikin kentang krispi (snack) dan dijual di mall-mall. Kita juga harus bisa di sini, apalagi di sini jadi sentra kentang unggul,”ujarnya menambahkan.**

 

Exit mobile version