Lisda Hendrajoni Ingatkan Kepala Daerah Waspadai Cuaca Ekstrem di Sumbar

JAKARTA, hantaran.co – Meski belum memasuki musim hujan, namun BMKG sudah merilis sejumlah prediksi di daerah yang berpotensi terkena dampak cuaca ekstrem, terutama memasuki akhir tahun 2022. Hal ini mengingat sejumlah daerah sudah mulai diguyur hujan lebat yang berpotensi menimbulkan terjadinya bencana banjir, ataupun longsor.

Mengingat tingginya angka bencana disejumlah daerah di Sumatera Barat, Anggota Komisi VIII DPR RI Lisda Hendrajoni mengingatkan kepala daerah di Sumbar untuk selalu waspada dan siap siaga mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana besar di tengah masyarakat.

“Ya, prediksi ini sudah disampaikan oleh pihak BMKG. Jadi, kami kembali mengingatkan agar gubernur dan wali kota ataupun bupati agar segera melakukan pemetaan wilayah, sehingga dapat menekan dampak terburuk terhadap bencana yang terjadi,” ujar Lisda melalui keterangan resminya yang diterima hantaran.co jaringan Haluan, Minggu (18/9/2022).

Menurut Politisi asal Sumbar ini, salah satu hal yang paling mungkin terjadi dikala cuaca ekstrem adalah banjir, longsor, dan pohon tumbang. Hal itu kata dia, dikarenakan kondisi geografis yang dimiliki oleh Sumatera Barat, khususnya pada jalur lintas yang dilalui pengendara banyak perbukitan.

Lisda mencontohkan dua peristiwa besar yang terjadi baru-baru ini di Sumbar, yakni pada jalur lintas Sitinjau Lauik dan jalan menuju kawasan Mandeh, Kecamatan Koto XI Tarusan yang dinilai sangat lambat penanganannya.

“Nah, kedepan jangan sampai penanganan perisitiwa seperti ini berjalan lambat. Sebab, masyarakat dan pengendara yang akan merasakan dampaknya. Bahkan, para supir angkutan barang ketika melewati jalur Sitinjau Lauik harus mengeluarkan biaya ekstra diperjalanan. Begitupun di jalur kawasan Mandeh, ribuan warga di Sungai Pinang terisolasi sampai berhari-hari dikarenakan tidak ada akses keluar masuk kendaraan akibat tertutup longsor. Hal ini harus menjadi perhatian kita bersama kedepannya, kasihan dengan masyarakat,” tutur Lisda mengingatkan.

Srikandi NasDem ini menyebut, kondisi teritorial dari masing-masing wilayah tentu sudah dikuasi oleh pemerintah daerah. Artinya, untuk meminimalisir terjadinya potensi terparah akibat bencana tentu sudah dipersiapkan sejak jauh hari, sehingga lebih cepat dan tanggap jika prediksi bencana terjadi.

“Bencana yang terjadi merupakan peringatan untuk kita semua. Namun, pemerintah daerah tentunya lebih menguasai kondisi di lapangan ataupun peta-peta wilayah rawan bencana. Untuk itu pejabat terkait tidak boleh lengah ataupun abai terkait hal ini. Jangan sampai ketika dampak cuaca ekstrem terjadi, pejabat berwenang malah berkelit karena ketidaksiapannya,” ucapnya lagi.

Terakhir dia berpesan, agar dampak bencana yang terjadi jangan sampai menambah kesedihan masyarakat yang saat ini sudah dibebani dengan kenaikan harga BBM. Menurutnya, sudah menjadi kewajiban bagi negara dan seluruh stakeholder terkait agar saling membantu mengantisipasi hal tersebut.

“Kita semua tentunya tidak ingin peristiwa dan bencana ini terus-terusan terjadi. Namun, kita juga tidak boleh pasrah sehingga mengabaikan berbagai peringatan dari Allah SWT. Tetap waspada dan saling bekerjasama agar segala musibah dapat dihindari,” katanya.

hantaran/*

Exit mobile version