Lapas Bukittinggi Produksi Ikan Asap, Kerja Sama dengan Perusahaan

lapas bukittinggi produksi ikan asap

Sejumlah warga binaan memproduksi ikan asap di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Bukittinggi

AGAM, hantaran.co – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Bukittinggi kembali membuat terobosan baru. Kali ini, Lapas Bukittinggi siap produksi ikan asap dengan memberdayakan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) sebagai tenaga pembuatan.

Kepala Lapas Bukittinggi, Marten mengatakan, sebanyak 35 orang WBP diberdayakan untuk memproduksi ikan lele asap bekerjasama dengan PT. Al-Ananda Labbaik Ka’bah sebagai stakeholder.

“Kegiatan ini merupakan upaya kami untuk memaksimalkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Melalui program pembinaan kemandirian. Kami juga akan berdayakan WBP untuk mengikuti berbagai pelatihan sebagai bekal bagi mereka nanti ketika kembali ke tengah masyarakat,” kata Marten kepada Hantaran.co, Rabu (31/3).

Ia menjelaskan, untuk pasokan bahan baku ikan lele basah sengaja didatangkan dari beberapa Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan (UPT PAS) di lingkungan Kantor Wilayah Kemenkumham Sumatera Barat (Kanwil Kemenkumham Sumbar).

“Alhamdulillah, kami telah lakukan uji coba sebanyak 300 kg ikan lele menjadi ikan asap beberapa hari lalu. Tidak ada kendala dan hasilnya sangat bagus,” tuturnya.

Menurutnya, Lapas Bukittinggi hanya sebagai tempat produksi saja. Sedangkan untuk pemasaran hasil produksi akan dilakukan oleh PT. Al-Ananda Labbaik Ka’bah sebagai mitra.

Rencananya, awal April mendatang pabrik ikan asap itu. Akan diresmikan oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Pemasyarakatan, Kemenkumham RI bersama Kepala Kanwil Kemenkumham Sumbar.

Sementara itu, Kasubsi Kegiatan Kerja Lapas Bukittinggi Elrizal mengatakan, beberapa bulan lalu, Lapas Bukittinggi juga telah menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam memproduksi jas hujan, pertukangan dan pertanian.

“Untuk ikan asap, kapasitas produksi kita dalam satu hari bisa mencapai satu ton ikan lele basah. Hasil produksi, kita kelompok menjadi tiga kategori, yakni kategori A, B dan C. Kategori A tergolong ikan asap jumbo atau sempurna tanpa cacat,” katanya.

Dalam uji coba itu tambahnya, ikan asap hasil produksi Lapas Bukittinggi mendapat apresiasi dari pihak perusahaan. Karena kualitasnya yang lebih baik. “Untuk menghasilkan kualitas yang baik itu, perlu keseriusan dan quality control. WBP kita itu, serius dalam bekerja setiap tahapan produksi selalu diawasi dengan baik,” tuturnya.

(Yusril/Hantaran.co).

Exit mobile version