Kunjungan ke Kabupaten Solok, Ketua Komisi VIII DPR Minta Pendata Saifudin Ibrahim Ditangkap

ketua komisi VIII pendeta ibrahim ditangkap

Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto saat kunjungan kerja di rumah dinas Bupati Solok Epyardi Asda pada Jumat (18/3).

SOLOK, hantaran.co—Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto menyampaikan agar polisi segera menangkap Pendeta Saifudin Ibrahim. Hal ini disampaikannya saat kunjungan kerja di rumah dinas Bupati Solok Epyardi Asda pada Jumat (18/3).

Wakil Ketua Umum PAN ini mengatakan, apa yang disampaikan oleh pendeta tersebut dinilai menistakan agama Islam.

“Di forum yang terhormat ini saya sampaikan. Itu yang namanya pendeta Saifudin Ibrahim yang mengatakan perlunya alquran dihapus sebanyak 300 ayat. Dan menyebut islam sontoloyo termasuk menyebut semua lulusan pondok pesantren terorisme. Saya minta itu polisi menangkap segera,”ucapnya.

Dijeleskannya, dengan ditangkapnya pendeta tersebut agar tidak terjadi kegaduhan terutama di akar rumput.

“Jika tidak ditangkap ini akan membuat kegaduhan yang luar biasa. Seperti kita membiarkan orang yang semena-mena tidak tahu aturan, tidak taat azas. Saya khawatir ini kalau tidak ditangkap akan memancing persoalan yang serus diakar rumput,”kata Yandri.

Untuk itu menurut Yandri, dengan ditangkapnya pendeta Ibrahim maka tidak ada lagi anak bangsa yang di luar kontrol.

“Sekali lagi di forum ysng resmi ini  saya meminta kepolisian republik Indoensia untuk segera menangkap pendeta Saifudin Ibrahim. Untuk menertibkan segala sesuatu yang menggoncang atau mereduksi toleransi yang selalu kita bangun dan mengedepan untuk terus memelihara bhineka tunggal ika, pancasila dan UUD 45. maka itu kalau ditangkap segera membuat republik ini semakin tertib. Jika dibiarkan saya khawatir akan banyak respon yang liar.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pendeta Saifuddin Ibrahim membuat kegaduhan dengan video yang meminta 300 ayat Al-Qur’an dihapus dan direvisi. Menurutnya ayat-ayat tersebut mengajarkan kekerasan dan terorisme. Ia juga menuduh pesantren adalah sumber terorisme.

“Karena sumber kekacauan itu adalah dari kurikulum yang tidak benar bahkan kurikulum-kurikulum di pesantren, Pak, jangan takut untuk dirombak. Bapak periksa, ganti guru-gurunya, yang karena pesantren itu melahirkan kaum radikal semua,” katanya dalam video yang viral di media sosial.

“Bahkan kalau perlu, Pak, 300 ayat yang menjadi pemicu hidup intoleran, pemicu hidup radikal dan membenci orang lain karena beda agama itu di-skip atau direvisi atau dihapuskan dari Al-Qur’an Indonesia. Ini sangat berbahaya sekali,” ucapnya.

(Dafit/Hantaran.co)

Exit mobile version