Kritik Rencana Pemerintah Terkait Pengalihan Status Pandemi ke Endemi, Ini Kata Lisda Hendrajoni

JAKARTA, hantaran.co – Terkait rencana pemerintah Indonesia mengganti status Pandemi Covid-19 menjadi Endemi menuai pro dan kontra dari sejumlah kalangan. Kendati jumlah kasus dinilai mulai melandai, namun sebagian pihak berpendapat peningkatan gelombang kasus masih berkemungkinan terjadi. Hal tersebut mengingat vaksinasi yang masih belum maksimal terlaksana di sejumlah daerah. Diperparah lagi dengan penerapan prokes yang mulai kendor sehingga sangat memungkinkan terjadinya lonjakan kasus.

Di sisi lain, pemulihan ekonomi masyarakat juga terhambat akibat PPKM berbagai level yang terjadi di sejumlah daerah, serta penyebaran pandemi yang terjadi hampir dalam kurun waktu tiga tahun. Belum lagi persoalan pendidikan yang turut terdampak dikarenakan pembatasan jumlah kehadiran siswa di sekolah.

Menanggapi hal tersebut, Anggota DPR RI Fraksi NasDem Lisda Hendrajoni menilai, sangat perlu adanya pertimbangan khusus dalam peralihan status dari Pandemi ke Endemi. Menurutnya, pemerintah harus siap dengan segala resiko yang bakal terjadi jika hal tersebut dilaksanakan.

“Jika pemerintah menetapkan perubahan status pandemi ke endemi, apakah kita sudah siap dengan segala kemungkinan terburuk yang terjadi? Jika belum siap, sebaiknya jangan mengambil resiko yang nantinya malah akan memperburuk keadaan. Hal ini mengingat Herd Imunity yang masih rendah di Indonesia, dan vaksinasi yang belum menyentuh angka 90 persen,” ujarnya saat dihubungi hantaran jaringan Haluan di Painan, Senin (14/3/2022).

Lisda berharap, kedepan pemerintah tidak lagi melakukan tarik ulur dalam penetapan status Pandemi ke Endemi, ataupun pertemuan tatap muka bagi anak-anak di sekolah. Hal itu melihat masih rendahnya vaksinasi pada anak menjelang masa ujian akhir. Menurutnya, ada baiknya pertemuan tatap muka dilaksanakan menunggu selesai ujian, untuk mencegah terjadinya penularan dalam kelas.

“Bisa saja proses ujian tertunda jika ada anak yang tertular. Jadi, sebelum matang jangan mengambil resiko. Nanti kalau sudah berubah ke endemi tiba-tiba kasus melonjak, balik lagi ke pandemi. Begitu juga di sekolah, sudah 100 persen kehadiran siswa, eh malah balik lagi ke daring,” ucapnya lagi.

Sementara itu, Dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Program Studi Dharma Usada Kampus Nalanda, Prof. Adang Bachtiar menilai, saat ini Indonesia masih belum siap menghadapi perubahan status wabah Covid-19 dari Pandemi menjadi Endemi.

“Belum siap. Tetapi bakal menuju perubahan menghadapi endemi,” katanya.

Adang menjelaskan, Indonesia dapat menuju perubahan status Pandemi ke Endemi dengan melakukan lima cara.

Pertama, semua unsur penta helix (pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media) untuk memberdayakan kemandirian dalam cegah tangkal wabah. Kedua, semua sistem pelayanan kesehatan primer rujukan mampu bermutu dalam menangani setiap kasus. Ketiga, Dinas Kesehatan memiliki kapabilitas untuk tetap menerapkan 3T. Keempat, semua sektor tetap menuju cegah tangkal wabah. Kelima, data semesta untuk amati epidemiology dan dampaknya.

hantaran/okis

Exit mobile version