BUKITTINGGI, hantaran.co – Kota Bukittinggi memiliki potensi besar pada sektor Ekonomi Kreatif (ekraf). Potensi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai peluang pengembangan usaha oleh pelaku Ekraf. Dengan bekal kreativitas dan inovasi, pelaku ekraf dapat memanfaatkan teknologi untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Hal tersebut disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno dalam kegiatan Workshop Pengembangan Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif Indonesia yang digelar di Balairung Rumah Dinas Wali Kota Bukittinggi, Selasa(5/7).
“Kota Bukittinggi memiliki potensi besar pada subsektor kuliner, fesyen dan kriya. Pada subsektor kuliner, Kota Wisata ini memiliki ragam olahan makanan di antaranya Nasi Kapau, Itiak Lado Mudo, Ampiang Dadiah dan Kopi Kawa Daun. Selain itu, Kota Bukittinggi juga memiliki beberapa potensi kriya yang memiliki cerita sejarah tersendiri seperti bordiran kerancang dan juga sulam ampek angkek. Hasil kerajinan kriya ini kerap kali dimanfaatkan pelaku subsektor fesyen untuk dipadupadankan menjadi sebuah busana sederhana dan dapat dipakai dalam aktivitas sehari-hari maupun mengikuti ajang bergengsi,” kata Sandiaga Salahuddin Uno dihadapan puluhan pelaku ekraf Kota Bukittinggi yang hadir dalam kegiatan workshop tersebut.
Pengembangan ekonomi kreatif kata Sandi, tidak bisa dibiarkan seperti sebelum pandemi. Ekraf saat ini harus berinovasi dan beradaptasi dengan digitalisasi.Oleh sebab itu, Workshop KATA Kreatif di Bukittinggi digelar untuk memfasilitasi pelatihan digital marketing seperti pembuatan konten, agar produk yang dipasarkan lebih menarik saat dipromosikan terutama di kanal media sosial.
“Berdasarkan data dan analisa, produk UMKM yang sudah di endorse secara digital oleh walikota Bukittinggi dan saya, mengalami peningkatan penjualan 35 sampai 45 persen,” ungkap Sandi dalam kegiatan yang turut dihadiri Wali Kota Bukittinggi Erman Safar.
Kemudian lanjut Sandi, untuk memajukan potensi-potensi yang dimiliki Kota Bukittinggi, ada tiga hal bisa dilakukan, yakni inovasi, adaptasi dan kolaborasi. Inovasi bisa diawali dengan amati, tiru dan modifikasi produk-produk yang sudah lebih maju.
”Mau sukses? Lakukan 3G. Pertama Gercep atau gerak cepat karena peluang tidak datang dua kali. Kedua Geber atau gerak bersama. Laksanakan usaha secara bersama-sama. Rata-rata pengusaha bisa sukses karena mereka lakukan secara berkelompok. Ketiga Gaspol atau garap semua potensi online,” pesan Sandi untuk para pelaku ekraf.
“Kota Bukittinggi semakin ramai dikunjungi. Dengan semakin banyaknya kunjungan, diharapkan produk-produk ekraf juga meningkat. Jangan sampai pengunjung hanya menjadi rohali atau rombongan yang hanya liat-liat atau selfie-selfie di Bukittinggi, tapi mereka harus jadi rojali atau rombongan yang jadi beli produk-produk ekraf Bukittinggi,” katanya.
Berdasarkan informasi penyelenggara, untuk dapat mengikuti workshop pelaku ekraf wajib mendaftarkan diri melalui website katakreatifindonesia.com dan melampirkan bukti surat keterangan sudah mejalankan usaha selama minimal enam bulan dari pemerintah setempat. Pendaftaran melalui website ini merupakan bagian dari strategi inovasi penggunaan teknologi big data untuk menggarap dan membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Penyelenggaraan workshop diharapkan dapat mengakselerasi pengembangan ekonomi kreatif di Kota Bukittinggi. Kemenparekraf/Baparekraf terus mendorong penguatan ekosistem ekonomi kreatif secara lebih komprehensif di Kota Bukittinggi dengan mengikuti rangkaian kegiatan Penilai Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) sehingga subsektor ekraf unggulan dapat terpetakan agar lebih fokus dan terarah dalam mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
Wetrizon/hantaran.