Ini Kata Pengamat terorisme Zaim Rais

PENCABUTAN BAIAT ANGGOTA NII DHARMASRAYA

Dharmasraya

Pencabutan baiat anggota NII Dharmasraya yang menyatakan kembali ke NKRI. IST

DHARMASRAYA, hantaran.co – Pengamat terorisme Zaim Rais menanggapi terkait 391 pengikut Negara Islam Indonesia (NII) menyatakan cabut baiat di Dharmasraya.

Zaim mengaku tambah bingung dengan adanya 391 pengikut NII yang cabut baiat dan mengucapkan sumpah setia ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Padahal, sebutnya sebelumnya polisi menyebut ada 1.125 orang warga Sumbar terlibat NII.

“Kalau kemaren diinformasikan ada 300-an yang menyatakan cabut baiat, maka ini tambah membingungkan lagi, apa benar ini asalnya sebanyak 1.125, saya tidak langsung bisa percaya, karena kita harus bertolak dari fakta riil di lapangan, apa iya ada, siapa pemimpinnya, apa afiliasinya? Harus jelas,” katanya Zaim Kamis (28/4).

Jelasnya, seharusnya Polri menyampaikan data lebih lanjut terkait keberadaan seribuan anggota NII di Provinsi Sumatera Barat ini.

Ia juga mendorong pemerintah daerah untuk membentuk tim yang terdiri dari akademisi untuk melacak keberadaan anggota NII tersebut.

“Meski demikian, saya tidak menolak kemungkinan adanya orang yang menjadikan Islam sebagai ideologi, itu ada di mana saja. Kita kan sekarang didukung oleh teknologi informasi. Dengan itu, kontak dan komunikasi orang tidak lagi dibatasi oleh antar atau intra-provinsi, tapi bahkan bisa internasional,” ujarnya.

“Sumbar belum pernah memiliki track record sebagai basis gerakan NII. Memang pada awal kemerdekaan di Sumbar muncul Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI),”ucapnya.

PDRI adalah kepada perpanjangan tangan pemerintahan RI, sedangkan PRRI lebih kepada menuntut pada otonomi. Sumbar tidak pernah punya track record, tidak punya sejarah, menjadi basis gerakan berbasis Islam. Meski dulu Masyumi pernah besar di Sumbar, tapi itu adalah nasionalis.

Dia juga hampir menjalani semua daerah di 19 kota/kabupaten. Selama ini tidak ada informasi bahwa di daerah tertentu ada basis gerakan semacam NII.

“Mungkin yang ada selama ini adalah HTI (Hizbut Tahrir Indonesia), tapi HTI beda haluannya dengan NII,” tuturnya. (*)

BADRI/hantaran.co

Exit mobile version