Gempa Magnitudo 5.7 Kembali Guncang Mentawai, Satu Ruangan di RSUD dan Puskesmas Rusak

Mentawai

Dua hari berselang, Kepulauan Mentawai kembali diguncang gempa tektonik berkekuatan 5.8 SR yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi 5.7 SR, Rabu (5/5/2021) pukul 08.24.35 WIB. Hasil pemodelan menunjukkan gempabumi tersebut tidak berpotensi tsunami. IST/BPBD

PADANG, hantaran.co — Dua hari berselang, Kepulauan Mentawai kembali diguncang gempa tektonik berkekuatan Magnitudo 5.8 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi Magnitudo 5.7 Rabu (5/5/2021) pukul 08.24.35 WIB. Hasil pemodelan menunjukkan gempabumi tersebut tidak berpotensi tsunami.

Kalaksa BPBD Mentawai, Novriadi, mengatakan sempat terjadi kepanikan saat gempa terjadi. “Pada saat kejadian memang terjadi kepanikan karena getaran gempa terasa cukup kuat dan durasi agak lama, namun masyarakat sudah teredukasi sehingga saat ini kondisi sudah kondisif dan kembali aman,” ujar Novriadi yang dihubungi melalui sambungan telepon.

Ia menyebut akibat gempa terjadi kerusakan di satu ruangan di RSUD Mentawai dan di Puskesmas Sipora Selatan. “Kerusakan pertama di IGD RSUD Mentawai dan kedua di Puskesmas di Sipora Selatan yang mengalami retak-retak sehingga tidak aman untuk digunakan. BPBD Mentawai sudah menyampaikan ke pihak RSUD agar layanan di ruangan itu dialihkan,” tuturnya.

Meskipun demikian, Novriadi mengatakan tidak ada laporan korban jiwa baik yang meninggal maupun luka-luka akibat gempabumi itu.

Lebih jauh ia mengimbau agar masyaakat tetap waspada karena gempa yang terjadi di segmen megatrust Mentawai. “Kita mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada karena dua gempa yang berkekuatan hampir sama beberapa hari ini berada di segmen Megatrust, kita tidak tau apakah fore shock (gempa pendahuluan) atau aftershock (gempa susulan),” ujarnya.

Disamping itu, bagi masyarakat yang berada di pesisir pantai tetap waspada jika ada gempa yang magnitudonya melebihi 5 SR segera melakukan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.

Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Klas I Padang Panjang, Irwan Slamet, mengatakan, guncangan gempabumi juga terasa kuat di sejumlah daerah di Sumbar.

“Di daerah Mentawai IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Painan III-IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Padang dan Pariaman III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah seperti truk berlalu), Bukittinggi, Padang Panjang, Payakumbuh II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang),” katanya.

Hasil analisis BMKG, Episenter gempabumi terletak pada koordinat 2,06 LS dan 99,59 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 1 km arah Timur Kota Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada kedalaman 41 km.

Irwan menjelaskan, jika memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi. “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” ujarnya.

Sementara itu, Koordinator Data dan Informasi Badan Meteorologi dan Klimatologi (BMKG) Padang Panjang, Hamdy Arifin, mengimbau agar masyarakat tetap waspada, karena Sumbar merupakan daerah yang rawan gempa.

“Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,” ucapnya.

Masyarakat juga diminta memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.

Terkait potensi gempa susulan yang berkekuatan lebih besar, pakar gempa yang juga merupakan akademisi di Universitas Andalas, Badrul Mustafa Kemal menjelaskan belum bisa diprediksi.

“Prediksi kedepan apakah akan diikuti oleh gempa besar, tidak ada rumusnya ataupun alat yang bisa memprediksi. Namun jika dalam beberapa hari ini berturut-turut terjadi gempa kisaran Magnitudo Magnitudo 5 di titik yang sama, boleh jadi akan terjadi gempa besar. Kita lihat saja dalam beberapa hari ini, karena sekarang belum ada yang bisa diprediksi,” tuturnya.

Badrul menambahkan di Zona Megatrust Mentawai khususnya Segmen Siberut masih tersimpan energi besar yang belum keluar. “Dalam dua hari terakhir terjadi 2 kali gempa di segmen yang sama yaitu di megatrust mentawai, segmen siberut. Tadi pagi persis di daerah Megatrust, sehingga berpotensi tsunami di episentrumnya, tetapi untung kekuatannya tidak sampai Magnitudo 7 meskipun lama, karena kalau tsunami biasanya kekuatannya 7 keatas,” ujarnya.

Badrul mengimbau masyarakat terus memantau informasi yang bersumber dari BMKG. Selain itu, ia juga menekankan agar masyarakat memperkuat mitigasi struktural dan non struktural serta spiritual.

“Tentu harus terus membangun kesiapsiagaan tanpa takut. Artinya melakukan mitigasi struktural terkait kekuatan bangunan terutama yang berkaitan dengan kepentingan publik, perkantoran termasuk rumah tinggal. Sedangkan Mitigasi Non struktural harus ditingkatkan terus mempersiapkan segala sesuatu termasuk pengetahuan saat merespon gempa. Gempa kuat dan gempa lemah. Dan juga sebagai daerah yang berlandaskan ABS-SBK, masyarakat tentu harus membangun ketaqwaan yang kita sebut sebagai mitigasi spritual,” tuturnya. (*)

Yesi/hantaran.co

Exit mobile version