Dualisme Kepengurusan SAS, Bupati Solok Diminta jadi Mediator

dualisme SAS bupati solok

Pengurus SAS menemui Bupati Solok Epyardi Asda di rumah dinas bupati pada Jumat (11/3).

SOLOK, hantaran.co—Organisasi masyarakat Sulit Air Sepakat (SAS) yang merupakan perkumpulan perantau dari Nagari Sulik Aia Kabupaten Solok kini menghadapi dualisme kepengurusan. Meski begitu SAS tetap menjunjung nilai silaturahmi dan penyelesaian secara musyawarah.

Hal ini terbukti dengan kedatangan pengurus SAS ke kediaman Bupati Solok Epyardi Asda pada Jumat (11/3). Pertemuan dengan mantan anggota DPR RI itu bertujuan untuk menyampaikan kondisi SAS dan meminta pandangan bupati menjadi mediator.

Ketua Bidang Hukum Dan Advokasi DPP (SAS) Afdhal Muhammad mengatakan, saat ini ada dualisme kepemimpinan SAS yakni antara pihak Samsuddin Mukhtar dan Hapy Bone Zulkarnain.

Menurutnya kepengurusan SAS yang lama (Samsuddin Mukhtar) masih sah. Sementara kepengurusan SAS yang baru (Hapy Bone Zulkarnain) juga mengklaim sebagai kepengurusan SAS yang sah.

“Dualisme kepemimpinan ini juga sudah sampai ke ranah hukum (PTUN Jakarta Pusat). Dan kami meminta kepada bupati untuk bisa menjadi mediator terkait dualisme kepemimpinan SAS,”kata Afdhal.

Dijelaskannya, pihaknya (Samsuddin Mukhtar) juga sudah meminta kepada pihak Hapy Bone Zulkarnain untuk duduk bersama menyelesaikan persoalan tersebut.

“Kami ingin duduk bersama menyelesaikan persoalan ini. Karena sama-sama kita ketahui, SAS adalah organisasi terbesar di Nagari Sulit Air.

Dijelaskannya, SAS sendiri merupakan organisasi yang memiliki 94 cabang (DPC) yang tersebar di seluruh Indonesia, dan memiliki 4 DPC di luar negeri.

Sementara Bupati Solok Epyardi Asda Dt. Sutan Majo Lelo menyampaikan, ia tidak berpihak di dualism kepengurusan tersebut. Namun ia siap untuk membantu mediasi agar SAS.

“Sebagai seorang Bupati saya harus independen, netral dan tidak memihak kepada salah satu pihak yang bersengketa. Tapi saya siap membantu menjembatani agar ke dua belah pihak menemukan solusi dan titik terang permasalahan tersebut,”kata Epyardi.

Dijelaskan Epyardi, apabila ada agenda para perantau Sulit Air pulang ke kampung, terutama para pengurus SAS mengagendakan pertemuan, ia bersedia diundang untuk hadir menjadi mediator.

“Saya dan juga pemerintah daerah mengharapkan para perantau terutama yang tergabung dalam SAS bisa memberikan kontribusi bagi kampung halaman dan juga Kabupaten Solok,”ucapnya.

“Saya mengharapkan semuanya kembali akur dan damai dan menemukan solusi dalam menyelesaikan permasalahan dualisme kepemimpinan tersebut,”ujar Epyardi menambahkan.

(Dafit/Hantaran.co)

Exit mobile version