Dosen Prodi Kebidanan Bukittinggi Perkenalkan Pemanfaatan Aplikasi SDIDTK di PAUD Bustanul Athfal Payakumbuh

Kegiatan pengabdian masyarakat Dosen Prodi Kebidanan Bukittinggi di PAUD Bustanul Athfal, Kota Payakumbuh. IST

BUKITTINGGI, hantaran.co – Pemanfaatan Aplikasi Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) dapat mempermudah orang tua atau guru PAUD dalam menentukan status tumbuh kembang anak.

Guna memperkenalkan pemanfaatan aplikasi tersebut, Dosen Program Studi (Prodi) Kebidanan Bukittinggi melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang bertajuk “Pendampingan Paud Dalam Pemantauan Tumbuh Kembang Anak Usia 12-59 Bulan Sebagai Upaya Pencegahan Stunting Melalui Pemanfaatan Aplikasi SDIDTK di Kota Payakumbuh Tahun 2023”.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini diketuai oleh Sania Lailatu Rahmi, M.Tr.Keb, dengan anggota Ns. Lisma Evareny, S.Kep, MHP, dan Rosa Mesalina, SST, MKM dari Prodi D3 Kebidanan Bukittinggi, Poltekkes Kemenkes Padang.

“Kegiatannya telah kita laksanakan di PAUD Bustanul Athfal, Kelurahan Tigo Koto Diate, Kecamatan Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh pada tanggal 4 Oktober kemarin,” ujar Ketua Pelaksana Pengabdian Masyarakat, Sania Lailatu Rahmi, di Kampus Poltekkes Kemenkes Padang, Prodi D3 Kebidanan Bukittinggi, Senin (16/10).

Sania mengatakan, peserta kegiatan pendampingan adalah Guru PAUD, Kader Posyandu dan Wali murid PAUD. Media yang digunakan adalah aplikasi SDIDTK yang diakses melalui website dengan nama ‘lihatceriabesti.com’.

Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pendampingan pada PAUD dalam melakukan pemantauan tumbuh kembang Balita dengan lebih mudah dan praktis, serta menilai pengetahuan peserta dengan memberikan pretest dan posttest.

Ia menyampaikan terimakasih kepada Direktur Poltekkes Kemenkes Padang dan jajaran, Kepala Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh, Kepala Puskesmas Tarok Kota Payakumbuh, Lurah Tigo Koto Diate, Guru PAUD Bustanul Athfal, Kader Posyandu dan wali murid PAUD Bustanul Athfal yang telah mendukung kegiatan pengabdian ini.

“Semoga melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang kita laksanakan dapat bermanfaat untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama dalam upaya pencegahan stunting pada balita,” kata Sania.

Dikatakannya, stunting merupakan masalah yang saat ini menjadi isu dalam kesehatan bayi dan balita. Berbagai program dan kegiatan terus dilakukan pemerintah dalam mendorong percepatan penurunan stunting.

Program percepatan penurunan stunting tidak saja menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah, namun juga perlu dukungan dari masyarakat dan stakeholder terkait lainnya, termasuk perguruan tinggi.

Menurutnya, perguruan tinggi kesehatan sebagai mitra strategis pelayanan kesehatan, turut serta terlibat dan berkontribusi dalam membantu mengatasi permasalahan stunting melalui gerakan masyarakat sadar stunting untuk pencegahannya.

“Dalam hal ini, salah satu upaya yang kita lakukan adalah dengan memberikan pendampingan melalui kegiatan pengabdian masyarakat,” ucapnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, stunting atau sering disebut kerdil/pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di Bawah Lima Tahun (Balita), yang disebabkan karena kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1000 (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan.

Menurut World Health Organization, (WHO), anak tergolong stunting apabila kondisi tinggi badan anak lebih pendek atau berada dibawah standar dibanding tinggi badan anak seusianya.

Salah satu upaya preventif yang dapat dilakukan dalam masalah stunting adalah intervensi gizi sensitive dengan pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala, sehingga apabila ada masalah dapat diatasi dengan segera.

“Alhamdulillah belum lama ini kami telah melaksanakan pengabdian masyarakat dengan memberikan pendampingan pada PAUD dalam melakukan pemantauan tumbuh kembang Balita dengan lebih mudah dan praktis melalui pemanfaatan aplikasi SDIDTK,” tuturnya.

Gatot/hantaran.co

Exit mobile version