Dosen PNP Ajarkan Coating Technology untuk Rumah Aman Gempa

BEKERJASAMA DENGAN MITRA INTERNASIONAL

PNP

Tim Pengabdian Masyarakat Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang (PNP) bekerjasama dengan mitra internasional, Aster Co.,Ltd. dari Jepang, saat melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di daerah Kajai, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat. IST

PADANG, hantaran.co — Tim Pengabdian Masyarakat Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang (PNP) bekerjasama dengan mitra internasional, Aster Co.,Ltd. dari Jepang, melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di daerah Kajai, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat. Kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 26-27 Oktober 2022.

Tim pengabdian masyarakat PNP ini terdiri dari, Fauna Adibroto (Alm), Etri Suhelmidawati, Zulfira Mirani, Ronal Hadi, Syofiardi, dan beberapa orang mahasiswa.

Dalam kegiatan pengabdian tersebut, tim dosen PNP memberikan penyuluhan dan mencontohkan pemasangan perkuatan dengan metode Coating Technology yang dapat dipergunakan sebagai bahan retrofitting (perkuatan) pada dinding rumah tinggal, agar aman dari gempa.

Salah satu anggota tim, Etri Suhelmidawati mengatakan, metode coating technology ini telah diuji kekuatannya di Jepang. Ia menyebut, sangat penting bagi masyarakat untuk mengetahui aturan membangun rumah tinggal yang benar, sesuai standar SNI, dan teknologi perkuatan apa yang bisa diterapkan untuk menambah kekuatan bangunan.

Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir jumlah kerusakan dan korban yang timbul ketika gempa terjadi. Jika pengetahuan itu sudah dimiliki, imbuhnya, jika ada gempa besar yang terjadi, dan bangunan roboh, bangunan yang ada itu tidak akan langsung menimpa penghuninya, karena akan terhalang oleh material perkuatan.

Etri menuturkan, untuk Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), seperti diketahui, daerah ini baru saja dilanda gempa pada 25 Februari 2022 lalu. Musibah ini telah menimbulkan korban jiwa dan materi yang cukup banyak.

Salah satu dampak akibat adanya gempa tersebut adalah, terjadinya kerusakan bangunan, baik yang mengalami rusak berat, sedang ataupun ringan. Disebut Etri, hal ini umumnya terjadi karena saat proses pembangunan, tukang tidak mengetahui tentang aturan cara membangun rumah yang sesuai standar SNI yang berlaku.

“Karena tukang tidak mengetahui tentang cara membangun rumah yang sesuai standar SNI, pada saat terjadi gempa terjadilah kerusakan pada bangunan dengan berbagai kondisi (berat, sedang, ringan). Kurangnya skill dan pengetahuan para tukang bangunan tentang hal ini disebabkan juga kurangnya akses atau informasi ke dunia pengetahuan konstruksi yang dibutuhkan,” katanya.

Etri mengatakan, berangkat dari permasalah, yang ada Ia bersama tim mengajarkan ke tengah masyarakat tentang metode coating technology. Metoda coating technology akan bisa meminimalisir jumlah korban jiwa ketika terjadinya bencana gempa.

“Sebagaimana diketahui secara umum bahwa gempa itu tidak membunuh, tapi bangunan yang robohlah yang akan membunuh penghuninya. Sebab itu, dalam proses membangun sangat penting memperhatikan standar bangunan dan metode yang dipakai,” ucap Etri.

Ia menambahkan, pengabdian masyarakat ini merupakan salah satu wujud implementasi dari Tridharma Perguruan Tinggi, dalam bentuk pembangunan rumah aman gempa di Indonesia.

“Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah, agar metode perkuatan bangunan dengan coating technology bisa lebih mudah dipahami para tukang maupun masyarakat. Selain itu, melalui kegiatan ini kami juga memberikan pemahaman tentang bangunan yang aman gempa kepada masyarakat,” tukasnya. (*)

LENI/hantaran.co

Exit mobile version