Budidaya Bawang Merah dan Lele Pulihkan Ekonomi Masyarakat Koto VIII Pelangai Pasca Pandemi

PESSEL, hantaran.co – Pemerintah Nagari Koto VIII Pelangai, Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan terus menggencarkan sejumlah program ketahanan pangan sebagai upaya memulihkan ekonomi masyarakat pasca Pandemi Covid-19, program tersebut adalah budidaya bawang merah dan lele.

Wali Nagari Koto VIII Pelangai Safridul menyebut, kebijakan pemerintah pusat mengalokasikan dana desa sebagai upaya mendukung ketahanan pangan nasional perlu ditanggapi dengan bijak. Menurutnya, sebagai ujung tombak pemerintahan maka pihaknya terus berupaya memperkuat ketahanan pangan dengan memanfaatkan seluruh potensi yang ada, seperti lahan perkebunan, peternakan, dan perikanan.

“Budidaya bawang merah dan lele ini merupakan salah satu program unggulan yang digencarkan saat ini. Dan ternyata komoditas ini dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di nagari kita,” katanya, Sabtu (31/12/2022).

Selain itu, dengan adanya program ketahanan pangan yang digencarkan oleh Pemerintah Nagari Koto VIII Pelangai, maka diharapkan pula bisa jadi percontohan bagi masyarakat di daerah lain untuk turut serta melaksanakan kegiatan tersebut sebagai upaya menekan laju inflasi yang sudah menjadi isu nasional.

“Kami juga memberikan bantuan bibit cabai dan pepaya kepada masyarakat. Dalam penyalurannya, kami memprioritaskan masyarakat yang belum tersentuh bantuan pemerintah sekalipun. Kami berharap agar masyarakat di nagari ini bisa bersemangat untuk mengembangkan komoditas ini kedepannya,” ucapnya lagi.

Sementara itu, Kasi Pemerintahan Nagari Koto VIII Pelangai, Bhatma Adrison Putra mengatakan, tujuan dilakukannya budidaya bawang merah dan lele agar masyarakat bisa memanfaatkan lahan yang ada secara berkelanjutan sebagai upaya meningkatkan ekonomi dalam pengadaan komoditas baru.

“Biasanya masyarakat hanya fokus bercocok tanam padi dan jagung saja. Sekarang kami gencarkan budidaya bawang merah dan lele dengan harapan bisa meningkatkan penghasilan masyarakat sesuai dengan yang diharapkan,” ucap Bhatma.

Sebelumnya, program tersebut sudah berjalan di Kampung Koto VIII Hilia dan Koto VIII Mudiak, Nagari Koto VIII Pelangai. Adapun sebagai peserta yang tergabung dalam budidaya lele terdiri dari 30 keluarga penerima manfaat (KPM). Sementara untuk komoditas bawang merah sebanyak 20 KPM.

“Seluruh biaya dalam kegiatan ini ditanggung sepenuhnya oleh nagari. Sementara untuk anggaran yang dikucurkan dalam program ini sebesar Rp209 juta hingga panen. Termasuk juga biaya-biaya pelatihan dan mendatangkan narasumber,” katanya.

Ia menjelaskan, secara keseluruhan anggaran yang masuk ke nagari pada tahun 2022 lebih kurang sebesar Rp1.366 miliar. Dengan rincian Rp945 juta dana desa (DD) dan Rp421 juta anggaran dana desa (ADD).

“DD kami fokuskan untuk program ketahanan pangan, pembuatan peta nagari, program data penduduk Sustainable Development Goals (SDGS), pembuatan jamban/MCK bagi masyarakat kurang mampu, siaga Covid-19, pembayaran gaji kader, Guru TPA/TPSA dan TK. Sementara ADD untuk membayar gaji perangkat, tunjangan Bamus dan operasional kantor,” tuturnya.

Kedepan, pihaknya bakal melakukan perbaikan ekonomi masyarakat dengan memberdayakan Badan Usaha Milik Nagari (BumNag), sehingga dana bantuan dari nagari dapat terkelola dengan baik dan dapat pula dipertanggungjawabkan sesuai regulasi yang ada.

“Saat ini sejumlah anak muda di Nagari Koto VIII Pelangai tengah membentuk kelompok budidaya maggot. Kedepan hal ini juga tidak luput dari perhatian pemerintah nagari, sehingga nantinya dapat berkembang dan dipasarkan melalui BumNag,” katanya.

hantaran/*

Exit mobile version