Bertandang ke Negeri Sejuta Pesona, ini yang Dilakukan YAGASU di Pantai Penyu Ampiang Parak Sutera

PESSEL, hantaran.co – Yayasan Gajah Sumatera (YAGASU) dari Provinsi Sumatera Utara (Medan), bertandang ke Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat dalam rangka memberikan sosialisasi tentang cara penanaman, pembibitan, dan manfaat hutan mangrove pada masyarakat di daerah itu.

Sosialisasi itu digelar pada sejumlah masyarakat yang berada di kawasan objek wisata pantai Penyu di Kenagarian Ampiang Parak, Kecamatan Sutera, yang juga dihadiri langsung oleh ketua Laskar Turtle Camp (LTC) Haridman selaku pengelola kawasan.

Manager Yagasu dari Medan Anton Siregar didampingi stakeholder Yagasu Sumbar, Darpius Indra mengatakan bahwa restorasi hutan mangrove merupakan isu global yang saat ini sedang digalakkan baik di tingkat Nasional bahkan sampai ke tingkat Internasional.

“Ya, kemarin kami memberikan sosialisasi pada masyarakat di Kawasan objek wisata pantai Penyu Ampiang Parak, Kecamatan Sutera. Dan selanjutnya pada masyarakat di Kenagarian Nyiur Melambai Sumedang, Kecamatan Ranah Pesisir,” ucap Anton Siregar pada wartawan, Minggu (31/7/2022).

Anton menyebut, YAGASU menargetkan Restorasi hutan mangrove untuk di Provinsi Sumatera Barat adalah seluas 800 hektare.

Adapun pemijahan yang akan dilakukan adalah mangrove berjenis Rizopora apiculata, Rizopora stylosa, Rizopora mucronata, Avicennia spp, Soneratia spp, Brugiera spp, Ceriops tagal, dan Rizopora xylocarpus.

Menurutnya, restorasi hutan mangrove dapat mendorong pelestarian keanekaragaman hayati pada ekosistem mangrove dan dapat menjadi sarana edukasi bagi masyarakat.

Oleh karena itu, kata Anton sangat diperlukan keseriusan dari masyarakat dalam pengelolaan kawasan untuk melestarikan kembali hutan yang telah rusak agar dapat memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar di kawasan mangrove tersebut.

“Sebab, sebagus apapun yang kita bangun tanpa dukungan dari masyarakat akan mustahil itu berhasil,” ujarnya.

Menurutnya, restorasi ekosistem hutan mangrove ini sangat perlu dilakukan. Hal tersebut karena keberadaanya yang dapat mengantisipasi kerusakan lingkungan seperti perlindungan wilayah pesisir dari abrasi, ombak, dan dampak kenaikan permukaan air laut. Namun juga bermanfaat untuk memperbaiki pemulihan ekosistem serta pementasan kemiskinan bagi daerah.

“Penanaman pohon mangrove ini dapat untuk pemulihan ekonomi bagi masyarakat, salah satunya adalah ranting mangrove yang nantinya dapat digunakan dalam membuat pakaian batik. Kedepan kami berharap agar program ini dapat berjalan dengan sukses dan bisa diterapkan di sejumlah daerah lain, khususnya di Kabupaten Pesisir Selatan,” tuturnya.

Sebelumnya, Yayasan Gajah Sumatera (YAGASU) menyebut, bakal melakukan restorasi ekosistem mangrove di Kabupaten Pesisir Selatan daerah berjuluk Negeri Sejuta Pesona itu.
Ada empat kecamatan di daerah itu yang telah bersedia menyediakan lahan seluas 10 hektare dari kelompok yang aktif setelah penunjukkan langsung oleh masing-masing nagari setempat.

Diketahui empat kecamatan itu adalah, Nagari Ampiang Parak Kecamatan Sutera, Nagari Nyiur Malambai Kecamatan Ranah Pesisir, Nagari Taluak Kecamatan Batang Kapas dan Punggasan Kecamatan Linggosari Baganti.

“Restorasi ini dilakukan mulai dari pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan yang nantinya bakal ditunjuk kelompok yang aktif oleh wali nagari setempat,” kata Darpius Indra selaku stakeholder Yagasu Provinsi Sumatera Barat.

hantaran/*

Exit mobile version