PADANG, hantaran.co — Perjuangan menjadi seorang hafiz atau hafizah bagi sebagian orang mungkin suatu hal yang sulit. Melafalkan 30 Juz 114 surat dan 6666 ayat Alquran dibutuhkan ketekunan dan keahlian khusus.
Namun tidak bagi Yahdiyani (21) peserta tahfiz quran 30 Juz utusan Sumatra Barat pada Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXVIII yang berlangsung sejak tanggal 12 hingga 21 November mendatang.
Yani _panggilan akrab Yahdiyani_ telah menjadi hafizah sejak ia menduduki Taman Kanak-kanak (TK). Walaupun masih hafal setengah juz saat ia menginjak usia 5 tahun sudah menjadi kebanggan tersendiri bagi kedua orangtuanya.
Ayahnya yang sehari-hari menjual kayu manis bercita-cita menjadikan anaknya seorang hafiz. Hal ini dibuktikan Nofirman ayah Yani dengan terus memperdengarkan murattal kepada anak-anaknya. Ia selalu memberikan dukungan dengan mengajari Yani belajar dan menghafal Alquran.
“Ayah sering mengingatkan Yani untuk murajaah (mengulang) hafalan dan ayah selalu memperdengarkan murattal Alquran sepanjang hari,” tutur Yani sesaat usai tampil di Aula Mansur Dt. Basa UIN Imam Bonjol Padang.
Diceritakan Yani, bahkan ketika bangun tidur langsung disambut dengan murattal dan bacaan- bacaan ayat suci alquran. “Ketika beraktifitas di rumah selalu dibarengi dan mendengar murattal,” kenangnya diiringi senyum sang ayah yang terus mendampinginya.
Ketika anak seusianya menghabiskan waktu dengan bermain bersama teman-teman sebaya, Yani malah asik di masjid untuk memperkuat hafalannya. “Ketika liburan sekolah ayah mengantar Yani ke masjid sehingga bisa lebih fokus menghafal Alquran. Namun Yani tidak menyesali malah bangga dengan ayah dan ibu yang selalu membimbing dan mengantar Yani untuk belajar Alquran,” tuturnya.
Yahdiyani yang berasal dari Batipuah, Tanah Datar, ini sudah mengikuti Musabaqah sejak tahun 2011 saat ia masih berusia 12 tahun pada cabang hifzil 1 Juz. Pada MTQ Sumbar tahun 2019 ia sudah ikut pada cabang hifzil 20 Juz.
Menghadapi MTQ Nasional XXVIII ini Yani secara pribadi dengan tekun dan berhasil menyempurnakan hafalannya hanya dalam kurun waktu 2 tahun terakhir. Saat ini putri pertama dari dua bersaudara ini sedang melanjutkan studinya sebagai mahasiswa di UNP Semseter 7 jurusan matematika. Sebelum kuliah ia mengenyam pendidikan di SMA 1 Padang Panjang.
Putri manis kelahiran Padang Panjang 13 Juni 1999 ini merupakan anak dari pasangan Nofirman seorang penjual kayu manis dan Nelfi yang sehari-hari guru ngaji di MIUT Padang Panjang, anak pertama dari dua putri.
Sementata pelatih Yani, Irsyad, Dosen Tahfiz di Pesantren Durian Taruang sudah melatih dan membimbing Yani sejak setahun yang lalu. Ia mengatakan penampilan Yani cukup bagus. Mudah-mudahan bisa lolos ke babak final ungkapnya.
Kehadiran Yani di ajang Musabaqah ini juga didampingi Kabag Kesra Tanah Datar, Afrizon, dan Kasi Haji Kemenag Kabupaten Solok Selatan yang juga paman kandung dari Yani. (*)
Sumbar.kemenag.go.id/hantaran.co