200 Anak dan 34 Panti Asuhan di Padang Ikut Sosialisasi Tepak

Dinsos

Guna memastikan setiap anak yang dititipkan di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) atau Panti Asuhan mendapatkan pelayanan dan pemenuhan kebutuhan yang layak dan bebas dari tindakan kekerasan, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Padang mengadakan kegiatan Sosialisasi Temu Penguatan Anak dan Keluarga (Tepak) se-Kota Padang pada Kamis (25/11/2021). Fauzy

PADANG, HALUAN —  Guna memastikan setiap anak yang dititipkan di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) atau Panti Asuhan mendapatkan pelayanan dan pemenuhan kebutuhan yang layak dan bebas dari tindakan kekerasan, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Padang mengadakan kegiatan Sosialisasi Temu Penguatan Anak dan Keluarga (Tepak) se-Kota Padang pada Kamis (25/11/2021).

Dihadiri oleh 200 orang anak dan pengasuh yang berasal dari sekitar 34 panti asuhan yang ada di Kota Padang , dalam acara yang digelar di Palanta Kediaman Wali Kota Padang tersebut, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Padang, Afriadi, menyebutkan bahwa pihaknya terus melakukan upaya untuk memastikan anak-anak yang berada di Panti Asuhan mendapatkan pendidikan dan pelayanan yang layak sebagaimana mestinya dari negara.

“Melalui adanya kegiatan ini, diharapkan agar terjadi kesatuan pandangan mengenai pengelolaan dan bentuk pembinaan bagi anak yang dititipkan di panti asuhan, terutama dalam upaya pemenuhan kebutuhan anak serta memastikan mereka yang dititipkan di panti asuhan mendapatkan jaminan pemenuhan kebutuhan hidup dengan wajar dan layak,” ujarnya

Menurut Afriadi, keberadaan panti asuhan saat ini menjadi semakin penting dan perlu dilakukan penguatan peran, mengingat banyaknya keluarga yang ternyata gagal menjalankan fungsinya dengan baik dalam hal pemenuhan kebutuhan anak di Kota Padang belakangan ini.

“Saat ini harus diakui masih terdapat beberapa pekerjaan rumah bagi Dinas Sosial (Dinsos) Kota Padang. Diantaranya adalah persoalan anak dan balita terlantar, anak berhadapan dengan hukum dan juga anak korban kekerasan seksual, melihat kondisi tersebut perlu dilakukannya penguatan peran panti asuhan sebagai bentuk nyata peran negara dalam memberikan perlindungan kepada anak-anak yang mengalami persoalan tersebut,” ungkap Afriadi.

Senada dengan itu, Wali Kota Padang, Hendri Septa, yang diwakili oleh Asisten 1 Setdako Padang, Edi Hasyimi, ketika membuka secara resmi acara tersebut mengatakan bahwa peningkatan keterampilan bagi para pengasuh panti asuhan mutlak diperlukan untuk menjamin anak-anak yang berada dalam tanggung jawab negara tersebut mendapatkan hak-hak mereka secara layak.

“keberhasilan proses pendidikan, pembinaan serta pemenuhan hak bagi anak di panti asuhan sangat bergantung kepada peranan para pengasuh, jadi dengan diadakannya acara ini, kami harapkan terjadi kesepahaman antara anak dan para pengasuh untuk memahami peranan dan fungsinya, sehingga tercipta kehidupan panti asuhan yang harmonis serta terjauh dari tindakan kekerasan, ” ujar Edi Hasymi.

Dalam kesempatan tersebut, Edi Hasymi juga menghubungkan kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di Kota Padang belakangan ini dengan penghargaan kota layak anak yang telah diterima kota Padang di tahun 2021 ini. Menurutnya terjadinya kasus kekerasan terhadap anak belakangan ini menjadi bahan evaluasi bagi Pemko Padang untuk melakukan penguatan peran dalam memastikan setiap anak mendapatkan perlindungan

“Ada 24 indikator kota layak anak, salah satunya adalah perlindungan terhadap anak, ibaratnya rumah, jika ada kerusakan kan bukan berarti rumah tersebut tidak layak huni, Justru melalui adanya kasus tersebut kita terus melakukan evaluasi menyeluruh untuk mengungkap kasus-kasus kekerasan terhadap anak yang belum terungkap di Kota uni, ” ujarnya.

Ke depannya, Edi Hasymi mengatakan Pemko Padang telah mengaktifkan sistem peringatan dini kekerasan terhadap anak dengan cara menyebarkan sekitar 900 kader posyandu hingga tingkatan RT dan RW untuk meningkatkan pengawasan dari lingkungan dan juga mendorong anak-anak korban kekerasan untuk berbicara dan melaporkan kepada lingkungan terdekat mereka jika mengalami tindakan kekerasan.

Turut hadir dalam acara tersebut, memberikan ilmu dan pengetahuan kepada ratusan anak panti asuhan yang hadir adalah Tim dari Direktorat Anak dari Kementerian Sosial Republik Indonesia sebagai narasumber, yang memberikan sosialisasi mengenai pentingnya pendidikan reproduksi, bahaya predator seksual dan bentuk kekerasan terhadap anak. (*)

Fauzy/hantaran.co

Exit mobile version