Kesehatan

Waspada Lonjakan Covid-19 Saat Momen Libur

5
×

Waspada Lonjakan Covid-19 Saat Momen Libur

Sebarkan artikel ini
Vaksin
Vaksinator tengah menyuntikkan dosis vaksin Covid-19 saat program vaksinasi gratis di posko Lapangan Imam Bonjol, Kota Padang, Sabtu (19/6). Pemprov Sumbar menggencarkan peningkatan sistem imun warga lewat program Gebyar Vaksin demi memacu realisasi target vaksinasi yang masih rendah. IST

PADANG, hantaran.co — Satgas Penanganan Covid-19 Sumbar mencatat terjadi penurunan kasus positif baru pada pekan ke-67 pandemi, yang beriringan dengan hilangnya daerah berstatus zona merah. Meski demikian, pengamat meminta Pemda membatasi mobilitas warga pada momen libur sekolah dan Hari Raya Iduladha agar jumlah kasus tak kembali melonjak.

Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sumbar, Defriman Djafri, Ph.D kepada Haluan menyatakan, pemerintah daerah (Pemda) harus menyiapkan antisipasi untuk mencegah lonjakan kasus saat momentum libur sekolah dan Hari Raya Iduladha. Bagaimana pun, Pemda harus berkaca dari penambahan kasus yang terjadi setelah libur Lebaran yang lalu.

“Untuk antisipasi lonjakan penambahan kasus ke depan, pemerintah mesti menahan laju mobilitas warga saat libur sekolah dan Iduladha yang sebentar lagi datang,” ujar Defriman, Minggu (20/6/2021).

Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas (FKM Unand) itu menyebutkan, dari hasil evaluasi sebelumnya, terutama setelah masa liburan, berdampak pada penanganan pandemi yang sulit terkendali, karena terjadi peningkatan kasus positif yang cukup signifikan, baik secara nasional mau pun regional.

Defriman memisalkan, kondisi rumah sakit rujukan Covid-19 di Sumbar yang mengalami lonjakan keterisian tempat tidur perawatan pada Mei 2021 lalu, hingga pihak RS harus melakukan penambahan jumlah tempat tidur agar pasien dapat ditampung. Selain itu, angka kematian di Sumbar juga meningkat tajam pada bulan yang sama.

Defriman menduga, lonjakan-lonjakan kasus yang terjadi itu disebabkan mobilitas warga yang meningkat saat liburan, terutama sekali untuk keperluan berwisata dan mendatangi tempat-tampat keramaian.

Defriman juga menyoroti penanganan pandemi yang dilakukan oleh pemerintah daerah, yang menurutnya masih belum komprehensif dari sisi hulu hingga hilir. Meski pun pemerintah atau Satgas dapat meningkatkan kapasitas tempat tidur rawatan RS saat terjadi lonjakan kasus, akan tetapi di sektor hulu yang terkait dengan pengawasan penerapan protokol kesehatan, masih terkesan lemah.

“Perilaku taat prokes dan serangan informasi tidak benar itu perlu dihadapi dengan strategi, termasuk juga narasi hoaks soal pandemi, belum ada upaya optimal dari pihak terkait untuk meredam narasi seperti itu,” katanya lagi.

Menurut Defriman, dalam upaya pengendalian pandemic, Pemda harus terus meningkatkan jumlah testing dan jangkauan pelacakan kontak erat kasus baru sehingga bisa dideteksi lebih dini. Di samping itu, pemerintah juga harus menyiapkan tempat isolasi mandiri sehingga masyarakat yang positif Covid-19 bisa segera terawasi.

Kasus Menurun

Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Pandemi Covid-19, Jasman Rizal, menyebutkan, kondisi penularan virus corona pada pekan ke-67 mulai mengalami penurunan, dibanding pada pekan sebelumnya. Hal ini terlihat dari jumlah kasus aktif yang menurun serta jumlah kesembuhan yang meningkat.

“Jika dilihat tren skor secara keseluruhan, pada minggu ke-67 terjadi penurunan berbagai kasus. Hal ini menunjukkan adanya keseriusan semua pihak dalam melakukan berbagai tindakan untuk mengatasi penyebaran covid-19 di berbagai daerah,” ujar Jasman dalam keterangan tertulisnya, Minggu (20/6/2021).

Jasman menjelaskan, pada pekan ini terjadi penurunan jumlah kasus aktif sebanyak 675 orang. Saat ini jumlah kasus 2.765 orang, 596 di antaranya sedang menjalani perawatan di rumah sakit, dan 1.965 lainnya mengikuti isolasi mandiri. Jumlah itu juga mengalami penurunan yang cukup tajam dari pekan sebelumnya, yaitu 3.485 orang yang menjalani isolasi mandiri.

Selain itu, sambung Jasman, Sumbar saat ini juga sudah tidak memiliki kabupten/kota yang terkategori zona merah atau berisiko tinggi penularan. Sebelumnya, Kabupaten Padang Pariaman yang ditetapkan sebagai zona merah sudah berubah menjadi zona oranye dengan risiko sendang penularan.

Jasman menambahkan, berdasarkan hasil penghitungan 15 indikator data onset pekan ini, tercatat 16 kabupaten/kota masuk ke dalam zona oranye, dan hanya tiga daerah yang masuk dalam zona kuning atau bersiko ringan penularan, yaitu Kota Pariaman, Kabupaten Pasaman, dan Kepulauan Mentawai.

Namun, kata Jasman, terdapat satu daerah yang memiliki skor rendah di bawah 2.00 yaitu Kabupaten Pasaman Barat. Oleh karena itu, Satgas Provinsi meminta agar pemerintah setempat untuk meningkatkan pananganan pandemi Covid-19 agar tidak semakin menurun ke zona merah.

Meski penambahan kasus mengalami penurunan, Jasman menambahkan, angka rasio pertambahan kasus baru atau positivity rate (PR) di Sumbar masih mengalami peningkatan. Pada pekan lalu, PR Sumbar berada di angka 9,86 persen, yang meningkat menjadi 9.92 persen dan masih berada di atas standar aman Badan Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 5,0 persen. “Namun jika melihat  Positivity Rate provinsi  dalam beberapa minggu terakhir, diperlukan lagi upaya semua pihak agar PR kita berada dibawah standar WHO. Selain itu, Rata-rata pertambahan positif setiap minggunya dari bulan Maret 2021 sampai sekarang trend mingguan selalu diatas 1.000an,” ujarnya. (*)

Riga/hantaran.co