PADANG, hantaran.co — Pandemi Covid-19 telah membawa perubahan dalam perilaku konsumen dan mengharuskan pelaku bisnis untuk terus beradaptasi. Pada kenyataannya sekitar 80% pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) terkena imbas pandemi Covid-19. Padahal UMKM merupakan tulang punggung bagi perekonomian yang menghasilkan 60% dari PDB.
Permasalahan yang dihadapi industri kecil bersifat multi dimensi, antara lain mencakup masalah-masalah internal dari setiap unit usaha, seperti masalah-masalah yang terkait dengan upaya pemberdayaan, masalah penyesuaian dalam kemajuan teknologi dan informasi, ditandai dengan minimnya fasilitas operasional, sumber daya manusia, dan pendanaan, serta masih kurang menguasai platform digital, masalah eksternal dalam hubungannya dengan konsumen dan pesaing, serta regulasi yang kadang menghambat usaha pelaku UMKM. Membantu UMKM untuk tetap bertahan dan semakin brrkembang merupakan salah satu upaya terbaik yang dapat dilakukan di masa pandemi yang belum berakhir sampai saat ini.
Satu diantara banyaknya UMKM di Sumatera Barat adalah Bondo Bakery yang merupakan mitra pengabdian yang dibina oleh tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Andalas yang diketuai oleh Dr.Aronal Arif Putra, S.Pt.,M.Sc.,dengan dua anggota lainnya yaitu Elfi Rahmi, S.Pt., M.P. dan Vitania Yulia, M.A. Bondo Bakery memproduksi roti dalam skala usaha kecil dan masih bersifat industri rumahan. Memproduksi roti setiap harinya, dengan penjualan yang dilakukan melalui reseler swalayan, dan menerima order via media sosial.
Dalam perkembangannya, Bondo Bakery yang berlokasi di Jalan Bondo Air Tawar Kota Padang tersebut sempat mengalami penurunan pemintaan dalam jual beli. Hal ini dikarenakan, sasaran pemasaran produk yang merupakan mahasiswa di masa pandemi ini tidak lagi melaksanakan perkuliahan secara tatap muka, melainkam dilakukan secara daring. Perubahan sistem belajar mengajar ini secara langsung berdampak kepada penjualan di Bondo Bakery.
Meskipun Bondo Bakery memiliki keunggulan dalam kualitas rasa yang berpotensi dalam pengembangan usaha, akan tetapi pengelolaan usaha bisa dikatakan masih belum dikelola dengan konsep manajemen yang ideal untuk sebuah usaha bakery. Disamping itu varian dan kemasan roti yang diproduksi juga masih standar relatif sama dengan produksi roti kebanyakan, yang diproduksi secara industri rumahan.
Dengan menjadi kemitraan tim pengabdian Unand, Bondo Bakery yang dikelola oleh Azzura selaku owner yang masih muda dan berbakat tentunya dapat menjadikan Bondo Bakery berkembang lebih pesat. Sampai saat ini, setelah memperoleh pembinaan dari tim pengabdian Unand, Bondo Bakery telah memperlihatkan progress yang sangat berarti.
Roti yang diproduksi dengan varian yang diisi dengan produk peternakan seperti daging sapi, daging ayam, sosis, keju, abon, telur merupakan salah satu bentuk progres yang dikembangkan oleh Bondo Bakery. Disamping itu, mitra juga diberikan pelatihan ‘cooking class’ dengan baker professional. Karena untuk bisa melakukan upaya memajukan sebuah bisnis, hal terpenting dan pertama dilakukan adalah menjamin keunggulan mutu produk, keunikan, serta value yang ditawarkan kepada calon konsumen. Setelah bauran produk telah mampu menjamin value yang akan ditawarkan, baru mitra diajak bercerita tentang upaya promosi yang dapat dilakukan dengan menyesuaikan kondisi terkini di zaman digitalisasi.
Hal mendasar lainnya yang dirasa sangat penting ditanamkan dalam proses pembinaan ini adalah dengan memberikan pemahaman kepada mitra terkait motivasi dan manajemen usaha, karena ini penentu keberhasilan usaha. Kemampuan membaca peluang pasar (opportunity market) dan penciptaan produk yang berdaya saing dengan melakukan diversifikasi produk yang ditunjang oleh motivasi usaha yang kuat dan kemampuan usaha (kemampuan professional pengelolaannya) yang mantap, sangat menentukan keberhasilan industri kecil.
Disamping itu, salah satu upaya yang juga dapat dilakukan dalam meningkatkan pemasaran usaha Bondo Bakery yaitu melalui pengembangan dan pengelolaan media sosial yang maksimal. Hal ini dikarenakan hingga Januari 2021, jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 202,6 juta orang. Angka ini tentunya sangat berpengaruh jika pengelolaan media sosial dapat dilakukan dengan optimal.
Beberapa langkah dapat dilakukan dalam pengelolaan media sosial sebagai segmentasi pemasaran. Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah dengan menetukan target dan jenis media yang akan dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan mengelola konten media menjadi lebih kreatif melalui pengembangan inovasi-inovasi yang diciptakan oleh sumber daya manusia yang ada. Disamping itu, pelaku usaha juga dituntut untuk tidak berfokus kepada satu media sosial saja, tetapi menggunakan beberapa media sosial yang juga diiringi dengan terus menjalin komunikasi yang aktif dengan sasaran maupun konsumen yang sudah berlangganan.
Disamping itu keberhasilan usaha dipengaruhi oleh berbagai faktor.Keberhasilan usaha kecil ditandai oleh inovasi, perilaku mau mengambil resiko, disumbangkan oleh kerja keras, dedikasi, dan komitmen terhadap pelayanan dan kualitas. Berbagai faktor penentu keberhasilan usaha industri kecil adalah cerminan dari kemampuan usaha (pengetahuan, sikap dan keterampilan), pengalaman yang relevan, motivasi kerja dan tingkat pendidikan seseorang pengusaha. (*)
Suci/hantaran.co